Informasi yang diterimanya pelanggan yang ada di area reservoir bakal meminta kompensasi akibat kejadian tersebut.
"Saya mendapat aduan mereka resah," ujarnya.
Rencananya forum tersebut akan membuka posko pengaduan dan menggelar pertemuan secara resmi. Pihaknya akan menampung segala keluhan masyarakat di sekitar resevoir Siranda.
"Jika memungkinkan kami ajukan gugatan secara class action," tuturnya.
Dia menyesalkan kepada PDAM yang tidak menjaga reservoir yang merupakan obyek vital. Pihaknya memastikan telah ada anggaran untuk mengelola obyek vital tersebut.
"Dari PDAM harus menjelaskan. Kalau tidak penjelasan akan desak terus untuk menjelaskan," tuturnya.
Ia meminta kepada aparat penegak hukum dan Wali Kota Semarang untuk mengerahkan tim investigasi untuk menyelidiki reservoir. Dirinya memastikan terdapat unsur kelalaian.
PDAM Sebut Akan Pasang CCTV
Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Semarang, Yudi Indardo menyebut ke depan pihaknya akan meningkatkan pengawasan terhadap fasilitas aktif maupun non-aktif, termasuk di area Reservoir Siranda.
Menurutnya, pengawasan di antaranya dilakukan dengan pemasangan CCTV di titik-titik kritis.
"Untuk fasilitas yang difungsikan atau tidak difungsikan, harusnya tetap harus ada semacam CCTV, ya.
Memang CCTV ini masih mau ditaruh di beberapa fasilitas kita, karena kita kebetulan sedang bangun juga operating control center (OCC). Jadi OCC kita lagi bangun dan CCTV itu bagian dari OCC yang kita bangun," terang Yudi, Selasa (19/8/2025).
Yudi mengungkapkan, insiden ini menjadi pembelajaran bagi PDAM.
Ia mengakui bahwa pengawasan Reservoir Siranda hanya dilakukan dari luar oleh petugas pengatur aliran, karena fasilitas tersebut sudah tidak difungsikan secara operasional sejak Maret 2025.
Terkait keamanan area reservoir, ia menyebut bahwa pagar reservoir sebenarnya terkunci rapat dan hanya bisa diakses dengan kunci resmi yang dimiliki petugas.
Diduga korban masuk dengan menerobos pagar samping.