Berkat Internet Stabil Telkomsel, UMKM Dejarumi Tumbuh Jadi Brand Inklusif Pemberdaya Disabilitas
Ari mengandalkan jaringan internet Telkomsel dan kartu Halo Telkomsel untuk mobilitasnya.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Ari Nugroho, pelaku UMKM fashion asal Purwokerto tak pernah menyangka "iseng-iseng" menggambar sketsa baju di atas kertas saat pandemi pada 2021 berkembang menjadi brand lokal yang tak hanya dikenal luas, tapi juga mengusung misi sosial.
Brand itu bernama Dejarumi, dan salah satu kunci keberhasilannya adalah akses internet stabil dari Telkomsel yang menunjang seluruh aktivitas digitalnya.
"Jaringan internet sekarang itu sangat penting, apalagi untuk digital marketing.
Kami selalu harus terkoneksi," ujar Ari saat ditemui di workshop sederhana miliknya di Baturraden, Sabtu (27/9/2025).
Ari telah memasarkan produknya secara aktif melalui Shopee, TikTok Shop, Tokopedia, hingga media sosial seperti Instagram dan Facebook.
Ia mengandalkan jaringan internet Telkomsel dan kartu Halo Telkomsel untuk mobilitasnya.
Hal itu membuat proses desain, promosi, hingga transaksi bisa berjalan lancar tanpa hambatan.
"Selama pakai kartu Telkomsel, jaringan internet stabil banget, tidak pernah gangguan berarti.
Padahal lokasi menjahit berada di daerah dataran tinggi di Baturraden.
Saya juga bisa tetap kerja mobile pakai tablet karena sinyalnya bagus," jelasnya.
Ari menggunakan kartu Halo sejak 2024 karena merasa lebih nyaman dengan sistem paket pascabayar.
"Keuntungannya kita bisa kontrol pemakaian.
Sudah tahu kapan habisnya, jadi lebih teratur dan nggak khawatir kehabisan kuota di tengah jalan," imbuhnya.
Tak sekadar menjual pakaian, Dejarumi hadir membawa misi inklusi.
Brand ini memberdayakan kaum disabilitas, khususnya penyandang tuna rungu dan tuna wicara, dalam proses produksi busana.
Salah satu mitra Ari adalah Tatik (35), seorang penjahit tuna wicara yang kini aktif menjahit pakaian ready to wear untuk Dejarumi.
Ari mengatakan meskipun Tatik adalah tuna wicara tidak merasa kesulitan dalam komunikasi.
"Saya belajar bahasa isyarat juga, karena kalau bukan kita yang memberdayakan mereka, siapa lagi.
Meskipun begitu Tatik mau belajar dan belajarnya lewat Youtube dengan menggunakan koneksi internet lancar Telkomsel," katanya kepada Tribunbanyumas.com.
Ia percaya, UMKM seharusnya tidak hanya mengejar untung, tapi juga menjadi wadah pemberdayaan sosial.
Tatik, yang kini dikenal karena jahitannya yang rapi, awalnya hanya bisa menggambar pola.
Ia kemudian mengikuti kursus menjahit di lembaga pelatihan khusus dan akhirnya membuka jasa jahit di rumahnya di Baturraden.
"Saya kadang belajar di Youtube dan lewat imternet.
Kalau jahitannya Mas Ari itu ready to wear, jadi ukuran baju sama semua, nggak perlu ukur badan satu-satu.
Malah lebih gampang," ucap Tatik dengan bantuan juru isyarat.
Mengangkat konsep "Men’s Fashion Batik Ready to Wear Urban Contemporary”, Dejarumi menyasar pria aktif usia 25–55 tahun dengan desain yang memadukan gaya sporty dan smart casual.
"Segmennya pekerja muda aktif.
Misalnya outer batik bisa dikombinasikan dengan kemeja, celana bahan, dan sneakers kesannya tetap rapi tapi nggak kaku," jelas Ari.
Harga produk Dejarumi cukup variatif, mulai dari kaus Rp155 ribu, hingga jaket atau outer antara Rp350 ribu sampai Rp1,5 juta.
Dalam sebulan, ia bisa memproduksi sekitar 50 baju dengan omzet bulanan berkisar Rp20 juta hingga Rp30 juta.
Dejarumi juga rutin mengikuti berbagai event fashion dan pameran, termasuk yang terjauh hingga ke Kalimantan.
"Saya ingin produk lokal bisa bersaing.
Yang membedakan Dejarumi adalah kombinasi wastra, seperti tenun Baduy dan lurik. Ini jadi ciri khas tersendiri," ucapnya.
Komitmen sosial Ari tidak berhenti di produksi.
Ia menyisihkan 5 persen dari keuntungan Dejarumi mendukung komunitas disabilitas di Banyumas.
Langkah ini ia lakukan sebagai bentuk empati dan pemberdayaan berkelanjutan.
"Pertimbangannya karena mereka akses pekerjaannya terbatas.
Kadang dapat diskriminasi.
Jadi saya ingin memberi ruang agar mereka mandiri," kata Ari.
Semua aktivitas Dejarumi, dari desain, komunikasi dengan pelanggan, promosi digital, hingga transaksi online, sangat bergantung pada konektivitas yang andal.
"Internet cepat dan stabil itu bukan lagi pelengkap, tapi kebutuhan utama.
Saya bersyukur pakai Telkomsel, karena sangat menunjang usaha saya dari hulu ke hilir," tutupnya. (jti)
| Panahan Sambil Duduk, Jemparing Mataraman Siap Tampilkan Tradisi di Festival KORMI Banyumas |
|
|---|
| Wabup Dorong Forum Anak Banyumas Jadi Pelopor dan Pelapor |
|
|---|
| Inilah Beberapa Hal Sepele yang Bikin Pelamar Gagal Lolos Seleksi Kerja |
|
|---|
| Akademisi Soroti Sanitasi dan Keamanan Pangan Dapur MBG di Banyumas yang Masih Jadi Masalah Serius |
|
|---|
| Bupati Sadewo Dorong Program Integrated City Banyumas: Siap Jadi Motor Ekonomi Baru Jawa Tengah |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.