Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Keracunan MBG di Banyumas

Bobroknya Program MBG di Banyumas, Dapur Tak Bersertifikasi Sanitasi, BGN Minim Koordinasi

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Banyumas kembali menuai sorotan setelah ratusan siswa

Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
KERACUNAN MBG - Lokasi SDN Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jumat (26/9/2025) keracunan makanan usai program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hingga Jumat jumlah siswa yang dilaporkan mengalami mual dan muntah usai menyantap menu MBG terus bertambah. 


"Betul, dua dapur SPPG kami berhentikan sementara sambil menunggu hasil laboratorium. 


Itu sudah berdasarkan surat dari pimpinan kami. 


Setelah hasil keluar, akan kami evaluasi, apakah masalahnya dari internal atau faktor lain," kata Luky.


Pihaknya juga mengakui adanya ketimpangan antara data penerima manfaat dari pusat dengan kondisi nyata di lapangan, menyebabkan beberapa dapur SPPG belum bisa beroperasi optimal.


"Saat ini ada lima dapur SPPG yang belum dapat penerima manfaat, masing-masing tiga di Kembaran dan dua di Kemranjen,” ungkap Luky.


Luky menjelaskan bahwa kapasitas maksimal satu dapur SPPG adalah 3.000 hingga 3.500 porsi per hari dengan maksimal 47 pekerja. 


Namun, ketidaksesuaian data dan kendala distribusi membuat banyak dapur beroperasi di bawah kapasitas ideal.


Ia juga menjelaskan proses pembangunan dapur dilakukan melalui pendaftaran online di situs mitra.bgn.go.id. Setiap pendaftar, biasanya yayasan, harus melengkapi dokumen legalitas, lokasi, hingga sertifikat.


"Setelah mendaftar, tidak langsung di-acc. 


Akan dicek dulu oleh tim verifikator BGN pusat, baru bisa membangun," jelasnya.


Pihaknya mengakui dinamika data penerima manfaat, terutama untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan distribusi makanan.


Sebagai respons atas berbagai persoalan tersebut, Luky menyatakan bahwa kini pihaknya mempercepat proses sertifikasi penjamah makanan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Banyumas.


"Setiap Sabtu kami akan adakan sertifikasi. 


Sebelumnya hanya 2 SPPG per Sabtu, sekarang ditingkatkan jadi 8 hingga 10 SPPG," ujarnya.


Kasus keracunan massal yang melibatkan ratusan siswa ini menambah daftar catatan evaluasi bagi pelaksanaan program MBG di Banyumas. 


Minimnya koordinasi, belum meratanya sertifikasi dapur, serta mismatch data antara pusat dan daerah dinilai menjadi titik-titik rawan yang harus segera dibenahi.


Pemkab Banyumas berencana membawa semua temuan ini ke tingkat pusat guna memperkuat tata kelola program MBG. (jti) 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved