Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

SPPG Purwodadi Banyumas Hentikan Layanan karena Dana Operasional Tak Kunjung Cair

Layanan Makanan Bergizi (MBG) bagi ribuan siswa di Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, mendadak terhenti

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Permata Putra Sejati
SPPG BERHENTI - Situasi di halaman depan SPPG Purwodadi, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas yang tutup hari ini, Senin (6/10/2025). Alasannya karena anggaran operasional belum juga cair. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Layanan Makanan Bergizi (MBG) bagi ribuan siswa di Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, mendadak terhenti. 

Hal ini menyusul keputusan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Purwodadi yang menghentikan operasional mulai Senin (6/10/2025). 

Alasannya karena anggaran operasional belum juga cair.

Berdasarkan pantauan SPPG dalam keadaan tertutup gerbang dan ada dua mobil operasional yang terparkir di depan. 

Baca juga: Siswa Korban Keracunan MBG Sudah Ratusan, Ternyata SPPG di Jateng Baru Proses Sertifikasi Higienis

Akibat penghentian ini, sebanyak 3.980 siswa penerima manfaat di wilayah Kecamatan Kembaran terancam tidak mendapatkan layanan pemenuhan gizi harian yang selama ini mereka andalkan.

Kepala SPPG Purwodadi Kembaran, Nur Farikh Rohman, S.Sos, membenarkan penghentian sementara tersebut. 

Ia menyebut, keputusan ini terpaksa diambil karena pihaknya tidak lagi sanggup menanggung biaya operasional.

"Betul, mulai hari ini kami menghentikan sementara operasional karena anggaran yang kami ajukan belum turun. 

Selama satu minggu terakhir, biaya operasional sudah ditanggung sepenuhnya oleh Yayasan Berlian Nusantara Abadi sebagai mitra," kata Nur Farikh, Senin (6/10/2025).

SPPG Purwodadi Kembaran sendiri baru mulai beroperasi pada 19 Agustus 2025. 

Dalam waktu kurang dari dua bulan, mereka melayani hampir 4.000 siswa, mayoritas dari keluarga dengan kondisi ekonomi rentan.

Namun, sejak awal Oktober, operasional program mulai goyah karena dana dari pemerintah tak kunjung dicairkan. 

Yayasan mitra yang sebelumnya membantu menutup biaya akhirnya tidak mampu lagi menanggung beban penuh.

Menyikapi situasi ini, Nur Farikh mengaku akan segera mencari kejelasan langsung ke tingkat provinsi. 

Ia dijadwalkan ke Semarang hari ini, Senin (6/10/2025), untuk menanyakan kepastian pencairan anggaran.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved