Berita Banyumas
Pekerja Tuna Rungu dan Wicara di Purwokerto Dilatih Membuat Konten Kreatif di Dunia Digital
Dejarumi, sebuah brand lokal asal Purwokerto yang unik karena sebagian besar karyawannya adalah penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Dejarumi, sebuah brand lokal asal Purwokerto yang unik karena sebagian besar karyawannya adalah penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara.
Namun, dibalik kesunyian komunikasi verbal, semangat mereka berkarya terdengar lantang melalui setiap jahitan yang dihasilkan.
Kini, semangat itu mendapat dorongan baru.
Melalui program pengabdian kepada masyarakat, Telkom University hadir membantu Dejarumi dan para karyawannya untuk naik kelas.
Tidak hanya dalam hal produksi, tapi juga dalam kemampuan pemasaran digital.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) KEMDIKTISAINTEK yang melibatkan tim dosen dan mahasiswa Telkom University.
Ketua pelaksana program, Eka Purbaya, menjelaskan kegiatan ini dirancang mendampingi pelaku UMKM agar mampu meningkatkan kapasitas produksi sekaligus memperluas jangkauan pasar mereka melalui pemanfaatan teknologi digital.
"Kami ingin membantu UMKM meningkatkan produksi dan memperluas jangkauan agar masyarakat lebih banyak mengenal produk mereka," ujar Purbaya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (22/10/2025).
Langkah awal yang dilakukan adalah pelatihan pengembangan konten digital bagi para karyawan Dejarumi.
Para peserta yang berjumlah tujuh orang ini dilatih membuat konten kreatif di media sosial seperti Instagram dan TikTok, serta memanfaatkan platform tersebut sebagai sarana promosi.
"Mereka sebenarnya sudah punya media sosial, tapi belum dimanfaatkan secara optimal.
Kami bantu agar mereka bisa membuat konten yang menarik, informatif, dan sesuai karakter produk mereka," lanjutnya.
Tak hanya media sosial, Dejarumi kini juga memiliki website yang dikembangkan menjadi toko online 24 jam dengan sistem e-commerce.
Apabila sebelumnya hanya berfungsi sebagai katalog digital, kini situs tersebut sudah dilengkapi fitur checkout dan pembayaran digital.
Fitur ini memungkinkan pelanggan melakukan pemesanan langsung dan mempermudah transaksi tanpa harus datang ke lokasi.
Langkah ini dinilai sebagai transformasi penting dalam memperluas pasar dan efisiensi layanan.
Selain itu, Telkom University juga memberikan bantuan hibah berupa peralatan produksi untuk menunjang peningkatan kualitas hasil jahitan, di antaranya:
1. Mesin Jahit High Speed – meningkatkan efisiensi dan presisi hasil jahitan.
2. Mesin Obras Industri – menghasilkan jahitan kuat, elastis, dan rapi.
3. Mesin Potong Kain – memotong lapisan kain dengan presisi tinggi.
4. Setrika Uap Listrik – menjaga kualitas dan kerapian kain setelah proses produksi.
Dengan peralatan baru ini, proses produksi Dejarumi diharapkan menjadi lebih cepat dan berkualitas, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi.
Salah satu fokus penting dalam program ini adalah pemberdayaan penyandang disabilitas, khususnya kelompok tuna rungu dan tuna wicara.
Mayoritas karyawan Dejarumi adalah penyandang disabilitas yang sebelumnya kesulitan mendapatkan pekerjaan di sektor formal.
Melalui pelatihan ini, mereka tidak hanya dibekali keahlian teknis seperti menjahit atau memproduksi, tetapi juga soft skill untuk beradaptasi di lingkungan kerja dan masyarakat.
"Kami ingin mereka lebih percaya diri dan bisa mandiri.
Saat tidak ada order jahit, mereka bisa memanfaatkan keterampilan digital marketing untuk tetap produktif," kata Purbaya.
Pendekatan ini diharapkan menjadi contoh nyata bahwa inklusi sosial bisa dimulai dari hal sederhana memberikan akses dan kesempatan yang sama bagi semua kalangan untuk berkembang.
Dejarumi sendiri dikenal sebagai usaha lokal yang tidak hanya bergerak di bidang konveksi, tetapi juga merambah sektor kuliner.
Pemilik Dejarumi, Ari Nugroho menuturkan, kehadiran Telkom University membawa perubahan signifikan terhadap pola kerja tim mereka.
Kini, para pekerja yang dulunya hanya fokus pada proses produksi, mulai belajar membuat konten promosi sederhana, mengambil foto produk, hingga menulis caption yang komunikatif.
Beberapa bahkan mulai mencoba mengelola akun media sosial pribadi untuk mengembangkan usaha kecil mereka sendiri.
"Harapannya ereka tidak hanya jadi karyawan, tapi juga bisa punya daya saing dan kemandirian ekonomi.
Bagi para karyawan Dejarumi, setiap pelatihan dan peralatan baru adalah bentuk pengakuan bahwa mereka mampu, meski dengan keterbatasan komunikasi.
Di sela kerja yang senyap, tangan-tangan cekatan itu kini menjahit bukan hanya kain, tapi juga harapan baru bahwa inklusi dan teknologi bisa berpadu menciptakan ruang kerja yang setara. (jti)
| Pemkab Banyumas Komitmen Perkuat Pesantren dan Guru Ngaji Lewat Bantuan Bertahap |
|
|---|
| Banyumas Dikepung Bencana, Selasa Hari Ini Ada 12 Kejadian, Berikut Data Rincinya |
|
|---|
| Bupati Banyumas Lepas 32 Atlet NPCI Menuju Kejurprov Jateng 2025 |
|
|---|
| Dugaan Mark Up dalam Program MBG di Banyumas, Porsi Rp7000 Dilaporkan Rp10 Ribu |
|
|---|
| Ayah Tiri Cabuli Anak Tiri di Purwokerto, Garasi jadi Saksi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251022_tuna-rungu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.