Berita Bisnis
Harga Emas Hampir Rp 2,3 Juta per Gram: Begini Prospek 2026, Diprediksi Terus Melesat?
Lonjakan harga emas Logam Mulia kian menjadi sorotan utama di pasar investasi, setelah mengalahkan obligasi dan deposito dalam 5 tahun terakhir.
Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Obligasi, khususnya Surat Utang Negara (SBN), menawarkan return dalam bentuk kupon (bunga) yang dibayarkan secara berkala dan capital gain jika dijual sebelum jatuh tempo pada harga yang lebih tinggi.
Selama 5 tahun terakhir, meskipun memberikan pendapatan tetap yang stabil dari kupon, pergerakan capital gain obligasi dipengaruhi kuat oleh suku bunga acuan.
Saat bank sentral agresif menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi (seperti yang terjadi di beberapa periode), harga obligasi di pasar sekunder cenderung turun, menekan potensi total return-nya.
Dengan demikian, meskipun aman dan memberikan arus kas rutin, total return obligasi dalam 5 tahun terakhir, dalam banyak kasus, berada di bawah performa emas yang tengah bullish.
3. Deposito Berjangka
Deposito adalah pilihan investasi paling konservatif, dengan return yang didapat dari bunga tetap.
Bunga deposito memiliki batasan yang ketat, terutama karena adanya kebijakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan juga dipengaruhi oleh suku bunga acuan.
Dalam periode 5 tahun terakhir, return deposito cenderung stabil dan paling rendah di antara ketiganya.
Deposito sangat unggul dalam hal keamanan dan likuiditas tinggi, namun tingkat imbal hasilnya seringkali hanya mampu menutupi inflasi, atau bahkan sedikit di bawahnya, sehingga tidak memberikan pertumbuhan kekayaan yang agresif seperti yang ditawarkan oleh emas dalam kondisi pasar yang bergejolak.
Kesimpulannya: Berdasarkan data historis 5 tahun terakhir yang mencakup periode ketidakpastian global dan lonjakan inflasi, Emas secara konsisten memberikan total return persentase yang paling tinggi, menjadikannya pilihan paling menguntungkan dalam periode tersebut bagi investor yang mengincar pertumbuhan modal.
Prediksi Harga Emas di Tahun 2026: Lanjut ke Level Rekor Baru?
Tren kenaikan harga emas diprediksi masih akan berlanjut hingga tahun 2026.
Sejumlah bank investasi dan analis global mengeluarkan proyeksi yang sangat optimistis, menargetkan harga emas dunia dapat mencapai level yang belum pernah tercapai sebelumnya.
Para ahli dari institusi seperti J.P. Morgan, Deutsche Bank, dan Goldman Sachs meyakini harga emas dunia dapat melampaui US$ 4.000 per troy ounce pada pertengahan atau akhir tahun 2026.
Jika dikonversi ke harga domestik, potensi harga emas Antam di Indonesia diproyeksikan bisa mencapai kisaran Rp 2 juta hingga Rp 2,2 juta per gram (atau bahkan lebih tinggi, tergantung nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS).
Baca juga: Meroket Hari Ini, Daftar Harga Emas Antam di Jawa Tengah Rabu 8 Oktober 2025
Transaksi Tembus Rp 4,8 Triliun Dalam Sebulan, Investor Semarang Agresif Kejar Saham Teknologi |
![]() |
---|
Jangan Sampai Tertipu! Ini 5 Kunci Menghindari Jebakan Investasi Bodong dengan Imbal Hasil Besar |
![]() |
---|
Harga Emas Dunia Naik, Tren Perhiasan 24 Karat Kalahkan 18 Karat di Semarang |
![]() |
---|
Pajak Mati Tak Bisa Isi BBM Subsidi? Pertamina Luruskan Aturan Pembelian Pertalite dan Solar |
![]() |
---|
Harga Emas Tembus Rp 2 Juta per Gram, Dilema Jual atau Tahan untuk Investasi Jangka Panjang? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.