Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Jateng Hari Ini

Surplus Rp 30 Triliun, Ekspor Tekstil RI ke AS Catat Daya Saing Kuat

Di tengah perubahan iklim, disrupsi digital, dan restrukturisasi rantai pasok global, RI siap menjadi pusat inovasi dan manufaktur tekstil dunia.

Editor: Vito
TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH
ilustrasi - Karyawan di satu toko tekstil Kota Semarang sedang melayani pembeli. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) terus menunjukkan tren positif, bersamaan dengan tingginya kinerja ekspor TPT Indonesia.

Ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mencatat surplus perdagangan senilai 1,86 miliar dolar AS atau sekira Rp 30,9 triliun, melampaui surplus ekspor alas kaki sebesar 1,85 miliar dolar AS.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, capaian itu menunjukkan ketahanan dan daya saing sektor TPT Indonesia di pasar global.

"Hal ini memberikan posisi menguntungkan bagi Indonesia untuk memanfaatkan pengaturan tarif resiprokal dengan Amerika Serikat baru-baru ini," ujarnya, dalam keterangannya, Sabtu (26/10).

Di tingkat efisiensi, ia menyebut, Indonesia kini termasuk lima besar produsen tekstil paling efisien di dunia.

Biaya produksi pemintalan benang Indonesia hanya 2,71 dolar AS per kg, lebih rendah dari India, Tiongkok, dan Turki.

Pada subsektor pertenunan, menurut dia, biaya produksi mencapai 8,84 dolar AS per meter, dan di sektor fabric finishing hanya 1,16 dolar AS per meter, menjadikannya sebagai satu yang terendah di dunia.

"Angka-angka tersebut merupakan bukti daya saing global Indonesia dan bisa menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan di masa mendatang," bebernya.

Di tengah perubahan iklim, disrupsi digital, dan restrukturisasi rantai pasok global, Menperin menyatakan, Indonesia siap menjadi pusat inovasi dan manufaktur tekstil dunia.

"Dengan sumber daya yang melimpah, kebijakan industri yang adaptif, dan SDM yang terampil, Indonesia siap menjadi mitra tepercaya industri tekstil global dalam membangun pertumbuhan berkelanjutan hingga dekade-dekade berikutnya," ucapnya.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa mengapresiasi upaya pemerintah menerbitkan regulasi untuk kepentingan industri padat karya, tekstil dan produk tekstil domestik.

"Dengan kuatnya perlindungan kebijakan pemerintah, maka posisi industri Indonesia akan semakin kuat menghadapi persaingan global yang penuh tantangan perubahan rantai pasok dan perdagangan dunia," tuturnya. (Tribunnews/Lita Febriani)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved