Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Bisnis

3 Level Kecerdasan Finansial Menurut BEI Jateng: dari Cerdas Menghabiskan Uang hingga Investasi

Bursa Efek Indonesia Perwakilan Jawa Tengah (BEI Jateng) menekankan pentingnya membangun soft skill pengelolaan keuangan.

dok ist
DISKUSI FINANSIAL - BEI Jateng menggelar diskusi finansial bertema “Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Finansial”, di Hotel Grasia Semarang, Rabu (29/10/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bursa Efek Indonesia Perwakilan Jawa Tengah (BEI Jateng) menekankan pentingnya membangun soft skill pengelolaan keuangan sebagai fondasi menuju mapan finansial.

Baca juga: Rekor Baru! Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 19 Juta, Generasi Muda Jadi Motor Utama

Kepala BEI Jateng, Fanny Rifqi mengatakan, mapan finansial tidak hanya ditentukan seberapa besar penghasilan yang diterima seseorang, namun juga pengelolaan keuangan.

Keterampilan mengelola keuangan dapat dimulai dari kebiasaan sederhana dengan rutin pengeluaran sehari-hari.

Menurut dia, ada tiga level kecerdasan finansial, yakni cerdas menghabiskan uang, cerdas menyisihkan uang, dan cerdas meningkatkan nilai uang melalui investasi.

"Kalau menabung hanya memarkir uang, investasi justru membuat nilai uang bertumbuh. Kalau dulu simbah mengajarkan beli gabah lalu dijual saat harga naik, kini pilihan aset lebih modern: saham, reksa dana, emas, atau obligasi,” jelasnya, dalam Idola Business Gathering (IBG) bertema “Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Finansial”, di Hotel Grasia Semarang, Rabu (29/10/2025). 

Fanny menegaskan, investasi selalu berhadapan dengan risiko.

Namun, risiko bukan untuk dihindari melainkan dikelola. 

Ada berbagai instrumen investasi yang bisa dipilih masyarakat, antara lain saham, obligasi, dan reksadana.  

"Kalau tidak nyaman dengan saham yang fluktuatif, bisa pilih obligasi atau reksa dana pendapatan tetap dengan imbal hasil 6–7 persen per tahun. Yang penting adalah menyelaraskan profil risiko dengan instrumen yang dipilih," jelasnya. 

Dia menambahkan, keberhasilan berinvestasi, sangat ditentukan literasi. 

Guna memberikan literasi kepada masyarakat, BEI Jateng menyediakan Sekolah Pasar Modal (SPM) sebagai sarana edukasi agar masyarakat memahami mekanisme pasar modal sekaligus mampu mengelola risiko investasi dengan benar.

Dalam diskusi ini juga menyoroti kesehatan finansial dan mental. 

Psikolog Amino Hospital, Hamargomurni menyebut, kecemasan finansial bisa menghambat produktivitas.

"Kecemasan itu lumrah, tapi jika berlebihan bisa membodohkan. Kuncinya menerima, bertahan, dan mencari solusi. Termasuk berani konsultasi dengan pihak yang kompeten," jelasnya.

Baca juga: Danantara Buka Peluang Guyur Likuiditas di Pasar Modal

Sementara itu, Analis Senior OJK Jateng, Vincentia Grannita mengingatkan, masyarakat untuk berhati-hati terhadap pinjaman online ilegal. 

Menurutnya, minimnya literasi membuat banyak orang masih terjerat praktik keuangan ilegal.

"Bagi masyarakat, patut diingat. Ketika berurusan dengan produk keuangan, pastikan itu Legal. Kuncinya 2L: Legal & Logis,' tandas Grannita. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved