Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pertamina

Energi Bersih Mengalir ke Tangki, Harapan Baru Masyarakat Menuju Jalan Hijau

Suara kendaraan menderu pelan di SPBU Akpol, jalan Sisingamangaraja, Kaliwiru, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, sore itu.

|
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Idayatul Rohmah
Pengemudi ojek online sedang mengisi Pertamax Green 95 di SPBU Akpol, jalan Sisingamangaraja, Kaliwiru, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Sabtu (18/10/2025) sore. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Suara kendaraan menderu pelan di SPBU Akpol, jalan Sisingamangaraja, Kaliwiru, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, sore itu. Langit mulai mendung, namun nuansa hijau yang mewarnai area pom bensin tersebut justru memberi kesan segar. Di sudut area SPBU, sebuah plang bertuliskan “Green Energy Station” terpancang, menjadi penanda tempat tersebut sebagai stasiun pengisian bahan bakar ramah lingkungan.

Deretan kendaraan mengular, menunggu giliran mengisi bahan bakar. Mobil-mobil modern dengan bodi mengilap hingga motor-motor matic dengan mesin senyap melintas bergantian. Di tengah suasana tertib itu, sebuah Vespa Sprint keluaran tahun 1977 ber-Nopol H 6097 TG melaju pelan masuk ke antrean jalur khusus. Suaranya nyaring, namun tak terlihat asap mengepul dari knalpotnya. Motor itu berhenti tepat di sisi dispenser bertuliskan “Pertamax Green 95”.

Tommy Afandi (50) adalah sosok di balik kemudi motor tua berwarna beige tersebut. Ia turun membuka jok motornya, usai melakukan pembayaran ke kasir. Dengan gerakan mantap, tangannya meraih nozel berkelir ungu yang tergantung di sisi pompa dan mulai mengisi bahan bakar sendiri di layanan self service. 2,48 liter, begitu angka di layar dispenser itu tertera dengan total harga Rp 32.000 saat proses pengisian selesai. Ia kemudian berjalan menuntun skuter klasik tersebut ke area parkir SPBU.

Baca juga: Daftar Motor dan Mobil Dilarang Isi BBM Pertalite di SPBU Pertamina per 29 Oktober 2025

“Biasanya saya isi 3 liter, terkadang juga 2 liter. Kalau barusan, saya mengisi 2,48 liter. Memang saya kalau isi bensin sampai penuh saja, karena motor saya tidak ada indikator bensin, jadi takut kehabisan bensin di jalan,” kata Tommy seusai menuang takaran oli samping ke tangki bensin motornya, sebuah ritual yang akrab bagi para pemilik Vespa lawas, Sabtu (18/10/2025).

Motor bergaya sporty yang dikemudikan Tommy itu memiliki dimensi panjang 1.863 mm, lebar 695 mm, dan tinggi 790 mm, dengan jarak sumbu roda 1.334 mm. Skuter tersebut berkapasitas 150 cc dengan mesin 2-tak, silinder tunggal, dan transmisi manual 4-percepatan. Motor ini menghasilkan tenaga maksimum 12,5 hp dan torsi 12,2 Nm.

Hari itu, adalah kali kedua Tommy mengisi Pertamax Green untuk skuter klasik turunan ayahnya tersebut. Tommy bilang, awalnya membeli Pertamax Green karena penasaran. Namun saat pertama mencoba, ia mengaku merasakan sensasi berbeda.

“Setelah saya isi Green, (motor, -red) saya pakai berputar-putar sepertinya tarikannya lebih enak, lebih adem di mesin. Terus perasaan saya, lebih hemat. Lalu ini saya mengisi yang kedua,” bebernya.

Warga Kelurahan Jatingaleh itu sudah empat tahun menggunakan motor berusia hampir setengah abad tersebut. Berbagai medan jalan telah dilaluinya, bahkan untuk kerja lintas kota.

“Kebetulan saya sales alat kesehatan. Kalau kerja sering ke luar kota, seperti Kudus, Jogja, dan Solo ya pakai motor ini. Pemakaian sehari-hari juga pakai motor ini, meskipun ada motor lain di rumah. Alhamdulillah, belum pernah mogok,” ungkap Tommy yang juga pehobi Vespa sejak masa kuliah.

Pertamax Green 95 merupakan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) diproduksi oleh Pertamina. Produk dengan warna cairan ungu ini merupakan campuran Pertamax dengan bioetanol 5 persen.

Stefanus Ferrelio (26), pengemudi ojek online (Ojol) yang juga tampak mengisi BBM di SPBU tersebut mengatakan, awalnya penasaran dan mencari tahu kandungan etanol pada Pertamax Green. Ia memutuskan menggunakan Pertamax Green karena nilai oktannya yang mencapai 95.

“Saya sempat searching 'mencari' di internet. Ini saya membeli Pertamax Green untuk mengejar performa, karena ini kan berhubungan dengan oktannya semakin tinggi. Jadi ya nanti pengaruh di motor saya,” kata Stefanus usai melakukan pengisian full tank.

Stefanus mengatakan, biasanya memakai Pertamax sebagai bahan bakar standar untuk PCX160 keluaran tahun 2022 miliknya. Sebagai performa tambahan, ia kadang menggunakan Pertamax Turbo. Dalam sehari, Stefanus menghabiskan sekitar 4–5 liter bahan bakar untuk berkeliling kota, menyelesaikan hingga 15 orderan. Adapun pengisian full tank, dengan kapasitas tangki bensin sebesar 8,1 liter bisa ia gunakan selama dua hari.

“Ini saya isi full tank habis Rp 90.000, karena masih ada sisa bensin sebelumnya. Kalau soal harga, Pertamax Green selisih sedikit dengan Pertamax dan Pertamax Turbo. Harga Pertamax kan sekitar Rp 12.000/liter, nah kalau Pertamax Green Rp 13.000/liter. Pertamax Turbo juga harganya selisih sedikit (harga Rp13.100/liter, -Red),” sebutnya.

Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu menilai, penggunaan etanol sebagai campuran BBM membawa dampak positif bagi performa kendaraan. Ia mengatakan, etanol berperan meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi potensi knocking pada mesin.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved