Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Jateng Hari Ini

Bhima Khawatir Kelas Menengah Makin Tertekan di Tengah Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen

Masyarakat kelas menengah semakin tertekan karena tidak dapat bantuan sosial, sedangkan lapangan kerja formal juga makin sulit.

Editor: Vito
Dok Kompas.id
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai pertumbuhan ekonomia Indonesia kuartal III/2025 belum mencerminkan kualitas pertumbuhan yang merata. 

"Pertumbuhan yang enggak berkualitas nih," ujarnya, kepada Tribunnews, Rabu (5/11).

Menurut dia, motor penggerak utama ekonomi, yaitu domestic demand atau permintaan dalam negeri, justru pertumbuhannya di bawah 5 persen.

"(Pertumbuhan ekonomi-Red) Indonesia ini makin enggak berkualitas, karena konsumsi kan yang menggerakkan lapangan kerja juga," ucapnya.

Bhima menyoroti meningkatnya potensi ketimpangan ekonomi. Ia menilai, pertumbuhan yang terjadi justru lebih banyak dinikmati oleh kelompok atas.

"Ada kekhawatiran bahwa pertumbuhan ini akan memicu terjadinya ketimpangan, hanya segelintir kelompok atas yang paling banyak menikmati," katanya.

Jika terus begini, ia khawatir, kelompok menengah bisa semakin tertekan. Masyarakat kelas menengah semakin tertekan karena tidak dapat bantuan sosial, sedangkan lapangan kerja formal juga makin sulit.

"Padahal konsumen kelompok menengah dan rentan itu berkontribusi 68 persen terhadap total pengeluaran nasional. Jadi saya agak warning akan ada shrinking middle class yang terjadi secara masif ke depannya," tukasnya.

Bhima juga menyoroti kualitas investasi yang belum berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja.

Diketahui, realisasi investasi dalam negeri (PMDN) dan investasi asing (PMA) tercatat tumbuh 13,89 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III/2025.

"Investasinya memang tumbuh, tetapi serapan tenaga kerjanya makin melemah per Rp 1 triliun investasi. Di atas kertas ekonomi seakan tumbuh tinggi, tetapi enggak dirasakan di meja makan," paparnya.

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2025 sebesar 5,04 persen secara tahunan (year on year/yoy), dari periode sama tahun lalu sebesar 4,95 persen yoy.

Meski demikian, angka itu melambat dibandingkan dengan kuartal II/2025 mencapai 5,12 persen yoy.

Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga melambat, yakni sebesar 1,43 persen quarter to quarter (qtq), dari kuartal sebelumnya mencapai 4,04 persen qtq.

Sementara secara cumulative-to-cumulative (ctc), pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang periode Januari hingga September 2025 tercatat sebesar 5,01 persen.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved