Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Jateng Hari Ini

Konten Kreator Beri Kontribusi 376 Miliar Dolar AS pada Ekonomi Digital RI 

Para kreator di media sosial telah menjadi kekuatan ekonomi yang penting, yang mengubah koneksi dengan para penonton menjadi konversi

Editor: Vito
GETTY IMAGES VIA KOMPAS.COM
Ilustrasi - TikTok Indonesia 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan melaju makin cepat seiring dengan adopsi digital yang makin luas oleh masyarakat.

Di industri sosial media, para kreator konten diprediksi menyumbang 376 miliar dolar AS yang berasal dari dampak komersial atas konten-konten yang mereka ciptakan.

Angka itu diperkirakan akan meningkat 1,5 kali lipat dari saat ini dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan dampak komersial terbesar di Asia Pasifik, dan yang kedua tercepat pertumbuhannya di Asia Pasifik.

Prediksi itu diungkap lembaga Accenture Song dalam hasil riset terbarunya yang dipaparkan di acara Tiktok CreatorFest, di Jakarta, Selasa (11/11).

September Guo, Managing Director Accenture Song Southeast Asia, menilai, para kreator di media sosial telah menjadi kekuatan ekonomi yang penting, yang mengubah koneksi dengan para penonton menjadi konversi, dan berdampak nyata bagi pertumbuhan bisnis sektor industri.

Ia juga memaparkan temuan atas karakter konten-konten di media sosial yang berhasil mendorong pemirsanya melakukan pembelian/belanja.

Menurut dia, sebanyak delapan dari 10 konsumen di Indonesia mengatakan, mereka akan terdorong membeli sesuatu ketika konten yang dilihatnya memiliki karakter otentik. 

Hasil risetnya mendapati temuan sebanyak 70 persen konsumen di Indonesia bilang live streaming lebih otentik. 

"Sebanyak 87 persen konsumen di Indonesia menyatakan jika menemukan konten yang otentik, mereka terdorong melakukan pembelian," katanya.

Guo menuturkan, ada dua aspek otentisitas, yakni dari sisi fungsional dan sisi emosi. "Otentisitas membuat audiens merasa lebih terhubung," jelasnya.

Dalam studi Accenture Song, terdapat dua aspek autentisitas. Yakni aspek fungsional di mana pemirsa mencari fungsi nyata dari sebuah produk atau layanan, misalnya perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan produk atau layanan.

Lalu, aspek emosional yang tercermin dalam nada, gaya, dan kepribadian yang mudah dirasakan konsumen. Di Indonesia, pemirsa media sosial lebih cenderung mengutamakan konten emosional yang terasa autentik.

Sebanyak 55 persen konsumen Indonesia mengasosiasikan konten lo-fi (tanpa filter, spontan) lebih autentik dan 70 persen konsumen mengatakan siaran langsung (live streaming) terasa lebih autentik dan nyata.

Dari hasil temuan itu, Guo menyatakan, sektor industri dan dunia usaha bisa mendorong pertumbuhan para kreator dengan cara membangun hubungan dua arah dan memberi kebebasan pada kreator untuk membuat konten sesuai keunikan mereka sendiri.

"Kolaborasi dua pihak akan membuat mereka akan menang," ucapnya. (Tribunnews/Choirul Arifin)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved