Tribun Jateng Hari Ini
Aksi Korporasi Jadi Katalis, IHSG Berpeluang Lanjutkan Penguatan
Dari sisi domestik, fokus investor akan tertuju pada sejumlah aksi korporasi emiten besar, mulai dari right issue hingga aksi akuisisi.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali menguat pada perdagangan Senin (24/11), setelah pengutan tipis pada perdagangan akhir pekan lalu.
Pada penutupan perdagangan Jumat (21/11) lalu, IHSG terpantau berada di level 8.414 atau meningkat 0,52 persen dari hari sebelumnya.
Analis Teknikal BRI Danareksa Sekuritas, Reza Diofanda menilai, IHSG memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan pada awal pekan.
Secara teknikal, indeks diperkirakan bergerak dalam rentang support 8.335-8.366 dan resistance 8.442-8.478.
Menurut dia, sentimen global pada pekan ini akan banyak dipengaruhi oleh rilis Producer Price Index (PPI) dan penjualan ritel Amerika Serikat (AS). Kedua data itu menjadi acuan penting bagi pasar untuk membaca arah kebijakan suku bunga The Fed.
“Jika datanya lebih tinggi dari ekspektasi, narasi hawkish bisa menguat. Sebaliknya, jika melemah, pasar bisa kembali melihat peluang pelonggaran,” katanya kepada Kontan, akhir pekan lalu.
Selain itu, dia menambahkan, ketegangan geopolitik antara Jepang dan China juga masih perlu dicermati. Reza menilai, dinamika tersebut dapat menambah volatilitas pasar Asia dalam jangka pendek.
Dari sisi domestik, ia berujar, fokus investor akan tertuju pada sejumlah aksi korporasi emiten besar, mulai dari right issue hingga aksi akuisisi. Reza menyebut, sentimen itu masih cukup dominan dan dapat menjadi pendorong pergerakan sektor-sektor tertentu.
“Rebalancing MSCI pada November 2025 juga berpotensi menambah volatilitas, khususnya pada saham-saham yang masuk atau keluar indeks,” kata dia.
Untuk sektor pilihan, Reza menyebut, saham perbankan, CPO, serta emiten yang tengah melakukan aksi korporasi berpotensi memimpin penguatan IHSG dalam waktu dekat. Ketiganya dinilai memiliki katalis kuat yang relevan dengan kondisi pasar saat ini.
Ia menyarankan investor tetap memperhatikan momentum rilis data global dan pergerakan aliran dana menjelang rebalancing MSCI.
Strategi akumulasi bertahap pada saham berfundamental kuat dinilai masih optimal, khususnya pada sektor yang sensitif terhadap likuiditas dan sentimen jangka pendek.
“Pekan ini volatilitas bisa meningkat, jadi momentum pergerakan cepat dapat dimanfaatkan untuk trading terukur,” ujarnya. (Kontan/Muhammad Alief Andri)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/ihsg-pasar-modal-bei.jpg)