Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kisah Masjid Al Muhajirin Semarang: Pintu Buka 24 Jam, Kopi dan Bantal Gratis Buat Musafir

Masjid Al Muhajirin di Pedurungan, Kota Semarang, mulai buka 24 jam untuk masyarakat itikaf di tengah huru-hara.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D
BANGUNAN GAPURA - Gerbang pintu masuk Masjid Al Muhajirin di Jalan Kauman Raya No.10, Palebon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANGMasjid Al Muhajirin di Jalan Kauman Raya No.10, Palebon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, mulai buka 24 jam dengan beragam fasilitas untuk para musafir hingga pejabat yang ingin merefleksikan diri usai huru-hara yang terjadi akhir-akhir ini.

Hal itu dijelaskan Ketua Takmir Masjid Al Muhajirin, Susilo saat ditemui pada lantai dua masjid ketika mempersiapkan beberapa kasur dan bantal berwarna biru untuk para musafir yang menginap.

Baca juga: Inilah Sosok Haji Sahroni di Mata Warga, Pengusaha yang Rajin ke Masjid, Tak Sangka Keluarga Dibunuh

“Masjid ini dibuka 24 jam bukan hanya untuk masyarakat biasa, tapi juga untuk pejabat. Kalau mereka mau itikaf, mau menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat, ya silakan datang. Pintu ini terbuka kapan saja,” ujarnya, Senin (1/9/2025).

Sejak 1 September 2025, masjid tersebut resmi beroperasi 24 jam.

Gerbang tidak lagi dikunci selepas Isya, lampu tetap menyala, dan siapa pun bisa masuk untuk salat, beristirahat, atau sekadar menyeruput teh.

Menurut Susilo, alasan utamanya sederhana beribadah kepada Sang Pencipta tidak boleh dibatasi waktu. 

“Kalau dulu musafir harus izin karena pintu dikunci, sekarang tidak. Tinggal isi buku tamu, silakan istirahat atau salat kapan saja,” katanya.

20250904_Takmir Masjid Al Muhajirin Semarang, Susilo_1
MENGOBROL - Takmir Masjid Al Muhajirin, Susilo, (Baju coklat) dan Musafir Angga Prasetya (Baju Hijau) saat meminta izin untuk beristirahat di lantai dua masjid Al Muhajirin di Jalan Kauman Raya No.10, Palebon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Masjid juga menyediakan kasur, bantal, dan loker kemudian minuman air dingin, teh, kopi, hingga mi instan jika stok masih ada. 

Semua difasilitasi dari infak jamaah dan donatur warga sekitar. 

“Alhamdulillah hampir tiap malam ada yang nganter kopi atau teh. Jadi jamaah yang singgah tidak kesulitan,” jelas Susilo.

Bahkan pada masjid tersebut juga tersedia kacamata baca untuk memudahkan jamaah yang datang untuk membaca Al-Qur'an 

Untuk keamanan, pihak takmir menyiapkan satpam malam serta memasang CCTV.

Jamaah yang menginap dipandu agar nyaman dan barang bawaannya aman.

Susilo menegaskan, masjid 24 jam ini bisa jadi ruang itikaf sekaligus pengingat bahwa akhirat itu nyata, bagi para tamu muslim akan diajak untuk beribadah hingga ibadah di sepertiga malam.

Selain itu, pihaknya juga terbuka bagi para non muslim jika hendak menginap ataupun beristirahat. 

“Untuk siapa saja, musafir, pejabat, masyarakat umum selain non muslim juga boleh beristirahat dan menginap. Fasilitas bisa dimanfaatkan siapa saja,” ujarnya dengan suara yang teduh.

Selain buka 24jam, masjid tersebut juga menyediakan beragam fasilitas seperti pemeriksaan kesehatan, kemudian Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) tiap anak-anak yang belajar Al-Qur'an akan diberikan makanan ringan oleh pengurus masjid.

Selain itu, pintu gerbang masjid juga terbuka bagi para pedagang untuk berjualan di halaman.

Pihak masjid juga menyediakan meja dan kursi untuk para pembeli agar bisa menikmati kuliner.

Satu diantara musafir yang sedang menginap di Masjid Al Muhajirin, Angga Prasetya, mahasiswa tingkat akhir asal Kendal itu mengaku sangat terbantu dengan kehadiran masjid yang buka 24 jam.

Ia kerap bolak-balik Kendal–Semarang untuk mengurus revisi skripsinya. 

“Ini pertama kali saya menginap di Masjid Al Muhajirin. Sambutan takmir sangat ramah, fasilitasnya juga memadai,” ujarnya usai mengisi buku tamu.

Menurut Angga, fasilitas yang tersedia cukup untuk menunjang istirahat mahasiswa seperti dirinya.

“Di sini ada tempat tidur, teh, kopi, dan minuman. Semuanya gratis,” jelasnya.

Ia menuturkan, awalnya mengetahui informasi masjid 24 jam dari sebuah pamflet besar yang terpampang di sekitar lokasi. 

Baca juga: Inu Libatkan Anak-anak Timbulsloko saat Lukis Masjid Tenggelam di Desa Terendam Rob Sayung 

“Waktu lewat, lihat tulisan 24 jam. Akhirnya saya tanya langsung ke takmir, dan memang benar boleh menginap,” kata Angga.

Bagi Angga, masjid ini menjadi solusi sederhana untuk mengurangi lelah perjalanan sekaligus tetap fokus menyelesaikan revisi skripsi

“Kalau pulang pergi terus, capek di jalan. Di sini bisa istirahat dulu sebelum lanjut,” tambahnya. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved