Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Keluarga Iko Juliant Protes Tak Dilibatkan dalam Olah TKP 

Polisi melakukan olah TKP kecelakaan Iko Julian Junior (19), mahasiswa FH Unnes.

Penulis: Achiar M Permana | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG / IWAN ARIFIANTO
TAK PROFESIONAL -  Direktur LBH Semarang Ahmad Syamsuddin Arief menyebut Polda Jateng tak profesional dalam menangani kasus kematian Iko Juliant Junior karena keterangan berubah-ubah, Kota Semarang, Rabu (3/9/2025). 

Sementara itu, kuasa hukum keluarga Iko Juliant Junior menyayangkan tindakan polisi melakukan olah TKP kecelakaan Iko tanpa melibatkan keluarga maupun saksi kunci lainnya.

“Seharusnya kami diberi tahu sehingga bisa melihat detail kejadian tersebut," jelas kuasa hukum keluarga Iko Juliant Junior, Naufal Sebastian, kepada Tribun Jateng, Sabtu (6/9/2025).

Naufal menyebut, keluarga perlu melihat secara langsung olah TKP tersebut untuk memastikan kecelakaan tersebut benar-benar yang telah disampaikan oleh kepolisian.

Sebab, keluarga sejauh ini menerima Surat Tanda Penerima (STP) Satlantas Polrestabes Semarang menyebut kecelakaan terjadi di Jalan Dr Cipto, Semarang.  

Akan tetapi polisi melakukan olah TKP di Jalan Veteran.

"Kami mempertanyakan pula apakah Polda Jateng melakukan olah TKP sampai di Jalan Dr Cipto atau hanya di Jalan Veteran," kata Naufal.

Dia mempertanyakan pula alasan saksi kunci dalam kecelakaan itu tidak dilibatkan.

Alih-alih menghadirkan saksi tersebut, polisi hanya menghadirkan saksi dari Brimob.  

"Ditakutkan ada ketimpangan keterangan kalau hanya menghadirkan keterangan dari Brimob," bebernya.

Dalam olah TKP, tampak motor Iko Supra GTR berada di depan motor Vario. Kondisi motor Iko rusak berat di bagian depan.

Sementara motor yang dikendarai Viko dan Aziz rusak ringan di bagian knalpot dan sepatbor bagian belakang.

Namun, keluarga mempertanyakan kesahihan kecelakaan itu lantaran ditemukan luka janggal berupa mata lebam dan bibir lebam di wajah Iko.

Ia juga sempat mengigau saat menjalani operasi di RSUP Kariadi Semarang dengan kalimat "Ampun, Pak, ampun, Pak, saya jangan dipukuli".

Melihat rangkaian kejadian itu, Naufal meminta Polda Jateng membuka kasus itu secara terang benderang, terutama membuka rekaman kamera CCTV yang ada di lokasi kejadian.

Ia meyakini kawasan kecelakaan yang berada di sebelah Polda Jateng tentu merupakan lokasi yang banyak ditemukan CCTV.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved