Berita Solo
Tarian 'Rahayu Nusantara' Dari Sanggar Sekar Taman Semarang Bawa Harapan di Fespin 2025
Sanggar Sekar Taman Semarang tampil menari di acara di Festival Payung Indonesia di Taman Balekambang, Solo.
Penulis: Ardianti WS | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Sanggar Sekar Taman Semarang tampil menari di acara di Festival Payung Indonesia (Fespin) 2025 di Taman Balekambang, Solo.
Sasmitaning Wulan Kaning Raras (25), Guru tari Sanggar Sekar Taman Semarang mengatakan ia mengajak 12 anak didiknya untuk tampil di acara tersebut.
“Saya ke sini mengajak 12 anak sanggar, Totmulai usia 7 tahun sampai 12 tahun,” ujarnya, Minggu (7/9/2025).
Baca juga: Bangkitnya Sanggar Tari Tresna Budaya Berkat Bantuan Operasional Rp 25 Juta per RT per Tahun
Untuk tampil di panggung Festival Payung Indonesia ini, Sasmita mengaku hanya berlatih sebanyak 5 kali pertemuan.
Sasmita mengatakan tarian yang dibawakan anak didiknya adalah tarian Rahayu Nusantara.
Tarian tersebut tentang harapan terhadap Indonesia yang harmonis, yang seimbang, rukun, aman, damai, dan maju lestari budayanya.
Sasmita rela datang ke Solo demi memberikan pengalaman baru untuk anak didiknya.
“Yang pertama memberikan pengalaman bagi adik-adik Sanggar Sekartaman khususnya dan juga mungkin menambah wawasan adik-adik tentang banyaknya budaya luar Semarang yang tampil di sini ada dari Bali, Aceh, Jawa Barat dan juga ada dari luar negeri juga tadi kami melihat penampilan dari Thailand,” ujarnya.
Sasmita berharap anak didiknya bisa melestarikan budaya di masa depan.
“Selain itu kami ingin memberikan motivasi kepada teman-teman semua bahwa ayo kita bisa menciptakan karya-karya baru yang menarik, yang unik dan tentunya tujuannya pastinya untuk melestarikan budaya bangsa,” terangnya.
Sementara itu, Keynara (10) penari dari sanggar Sekar Taman Semarang mengaku sangat senang lantaran mendapat pengalaman baru dan bisa menunjukkan bakat menarinya.
“Senang bisa tampil di sini, dapat pengalaman baru dan bisa menunjukkan bakat menariku,” ujarnya.
Keynara mengatakan sangat bangga bisa datang ke Solo karena bisa bertemu penari-penari dari luar kota dan luar negeri.
“Senang bisa bertemu banyak teman baru dari luar kota dan luar negeri,” tandasnya.
Diketahui, Festival Payung Indonesia (Fespin) 2025 digelar pada 5-7 September 2025 di Taman Balekambang, Solo.
Festival Payung ini merupakan penyelenggaraan ke-12.
Tahun ini, Fespin masuk Top Ten Event Terbaik Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenpar RI.
Tema Fespin ke-12 ini adalah 'Catra Panji' (Payung Panji).
Heru Mataya, selaku ketua pelaksana Fespin menjelaskan Catra Panji merupakan derita asli Indonesia (non-India sentris) yang berkembang pada abad ke-12 Masehi.
Cerita Panji yang berisi nilai-nilai universal, percintaan, penyamaran, dan pengembaraan, mencapai kepopuleranannya di zaman Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 M.
Heru Mataya menceritakan, di masa berikutnya, cerita Panji menyebar di nusantara, di Pulau Jawa, Bali, Lombok , Sulawesi, Bali, Sumatra, Kalimantan dan negara-negara Asia Tenggara: Thailand, Vietnam, Malaysia, Myanmar dan Kamboja.
Heru Mataya mengatakan Cerita Panji telah dinyatakan ole UNESCO sebagai Memory of the World (Ingatan Dunia) pada 31 Oktober 2017.
Ia mengatakan FESPIN tetap setia melestarikan payung tradisional Indonesia, serta mengeksplorasi tradisi payung Indonesia hingga batas terjauhnya dengan melibatkan partisipasi beragam masyarakat.
“Keunikan tema 'Catra Panji' yaitu masih banyak masyarakat Indonesia yang belum/tidak tahu bahwa Cerita Panji telah menjadi ingatan dunia,” terangnya.
Heru Mataya mengatakan dalam perspektif kultural, seharusnya membuat bangga bangsa Indonesia bahwa warisan budaya lokalnya telah mendunia, namun faktanya, masih sedikit masyarakat yang mengetahuinya.
Di masa lalu penyebaran Cerita Panji di nusantara dan kawasan negara-negara Asia Tenggara mampu menggerakkan orang untuk mengunjungi ke kawasan lain yang belum dikenal dan saling kunjung antarkawasan untuk saling kenal.Ini bisa disebut peristiwa pariwisata.
Heru Mataya mengatakan konten Fespin 2025 meliputi Parade Payung Nusantara, Pasar Festival yang menampilkan potensi ekonomi kreatif masyarakat, yaitu Pameran Produk Craft & Fashion yang dikuti oleh beragam
UMKM dan dan komunitas, serta Selasar Solo Art Market (SAM) dengan produk-produk kreatifnya.
Heru menambahkn, seni Pertunjukan di acara Fespin diikuti oleh 75 partisipan bagai daerah di Indonesia - Bogor, DKI, Jakarta, Bekasi, Bandar Lampung, Cilacap, Pacitan,
Labuan Bajo, Kutai Kertanegara, Padang, dan daerah-daerah lainnya, dan ada 35 fashion designer berpartisipasi pada Fashion Show.
Tak ketinggalan, penyanyi pop Fanny Soegi juga pentas meramaikan Fespin.
Selain itu Fespin juga menghadirkan Pameran Payung Tradisi (Desa Payung) dan Payung Kreasi serta Rupa Payung Mixed Media.
Baca juga: Sudaryono Siapkan Pentas Besar Untuk Sanggar Tari di Sragen: Cerita Soal Majapahit Hingga Demak
Yang unik, perjalanan historis FESPIN (2014-2025) akan ditampilkan pada Pameran Museum FESPIN. Acara ini tidak hanya ruang seni dan kultural, melainkan juga menjadi ruang edukasi dan literasi
Diketahui, FESPIN sebagai ruang persahabatan antarbangsa, sebagai wujud hubungan sister festival antara FESPIN dengan Bo Sang Umbrella Festival (Thailand) sejak 2018, Sankamphaeng Culture Center akan berpartisipasi dalam Thai Cultural Show (Tari, Fashion Show, dan Lukis Payung). (waw)
Di Bawah Ribuan Payung Berwarna, Kisah Persahabatan Antarbangsa Bersemi di Taman Balekambang Solo |
![]() |
---|
Mulai Hari Ini Status Solo Siaga Darurat Bencana Sosial Dicabut |
![]() |
---|
AWAS, Satgas Bakal Tindak Tegas Warga yang Ketahuan Merokok di Areal CFD Jalan Slamet Riyadi Solo |
![]() |
---|
5 Hari Kabur, Sopir Bank Jateng Masuk DPO, Polisi Sudah Buru ke Rumahnya di Wonogiri |
![]() |
---|
Wali Kota Respati Ardi Minta Warga yang Tak Pernah Srawung Dilaporkan ke RT, Diserbu Netizen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.