Berita Pati
Musim Hujan Datang Lebih Awal, Warga Pati Diminta Waspada Banjir dan Tanggul Jebol
Beberapa desa bahkan mengalami bencana yang dipicu hujan deras, terutama tanggul jebol.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, PATI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mengingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi musim penghujan yang diprediksi bakal datang lebih awal.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya, menyebut bahwa BMKG sebelumnya memperkirakan musim penghujan baru akan dimulai pada Oktober, setelah terjadinya puncak musim kemarau pada Agustus–September.
"Namun faktanya, hujan dengan intensitas sedang hingga deras sudah turun sejak dasarian (satuan waktu meteorologi, yang lamanya adalah sepuluh hari-red.) kedua September. Bahkan sempat terjadi hujan tiga hari berturut-turut," kata dia, Sabtu (27/9/2025).
Baca juga: Gara-gara Postingan TikTok dan Chat WA, Botok Pentolan AMPB Laporkan Yayak Gundul ke Polresta Pati
Beberapa desa bahkan mengalami bencana yang dipicu hujan deras, terutama tanggul jebol.
Hal ini menjadi sinyal bahwa musim hujan datang lebih awal.
Sehingga, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan.
Ia menjelaskan, beberapa wilayah rawan banjir bandang di Pati antara lain ialah Desa Godo dan Gunungpanti Kecamatan Winong, Desa Sinomwidodo Kecamatan Gabus, Desa Angkatan Kidul dan Angkatan Lor Kecamatan Tambakromo, serta sejumlah desa di Kecamatan Kayen, yakni Beketel, Sumbersari, Kayen, Srikaton, Pasuruhan, dan Talun.
Beberapa desa di Kecamatan Sukolilo juga tergolong rawan banjir, di antaranya Gadudero, Poncomulyo, dan Kasiyan.
Wilayah tersebut boleh dibilang "langganan banjir". Sehingga penting bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan.
BPBD Pati sendiri telah menyiapkan logistik pangan dan non-pangan untuk mengantisipasi jika terjadi banjir.
Logistik tersebut berupa paket sembako, misalnya beras, mi instan, kecap, minyak goreng, teh, dan gula.
Selain itu disiapkan pula sandbag atau karung berisi pasir/tanah untuk menahan tanggul yang jebol.
BPBD Pati juga berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama PU Bidang Pengairan dan Balai Besar Wilayah Sungai, demi menangani tanggul jebol.
Menurut Budi, tanggul jebol yang sudah terjadi menjadi petunjuk alam bahwa hujan dengan durasi singkat saja bisa menimbulkan bencana.
“Terlebih, daya dukung alam kita semakin rendah akibat sedimentasi sungai, yang membuat badan sungai dangkal dan sempit, sehingga tidak mampu menampung aliran air hujan,” tandas dia. (mzk)
Baca juga: "Pemkab Pati Sarang Korupsi Kolusi Nepotisme" Tulisan Protes MPB untuk Gerindra dan Prabowo
Jubir Gerindra Pati Duga Aksi Demo Minta Penggantian Anggota Pansus dari PDIP Ada yang Menunggangi |
![]() |
---|
Janji Berpihak ke Rakyat Diuji di Pati: Warga Desak Partai Gerindra Pecat Bupati Sudewo |
![]() |
---|
Bupati Pati Sudewo Sanggupi Tuntutan Petani soal Izin Tambang hingga Reforma Agraria |
![]() |
---|
Petani Desak Bupati Pati Sudewo Keluarkan Rekomendasi Pengajuan TORA 7,3 Hektare di Pundenrejo |
![]() |
---|
Suara Semar dari Lereng Kendeng: Jerit Petani Pati yang Tanah dan Airnya Dirampas Tambang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.