Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Siswa SMP Grobogan Dibully

7 Fakta Siswa SMP di Grobogan Tewas Dibully: Sempat Diadu, Ada Penggumpalan Darah di Otak

Kasus meninggalnya Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan menggemparkan publik.

Penulis: Val | Editor: rival al manaf
KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO
Suasana rumah Angga Bagus Perwira di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Grobogan, Jateng, Sabtu (11/10/2025) sore. 

TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Kasus meninggalnya Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menggemparkan publik. Angga diduga menjadi korban bullying atau perundungan oleh teman-teman sekelasnya hingga tewas di dalam ruang kelas, Sabtu (11/10/2025).

Dari hasil autopsi, ditemukan adanya penggumpalan darah di kepala korban yang diduga akibat kekerasan fisik. Berikut tujuh fakta lengkap di balik meninggalnya siswa SMP yang masih berusia 12 tahun ini.

Baca juga: Siswa SMP Negeri di Grobogan Tewas Setelah Diduga Dianiaya Teman Sekolah

Baca juga: Dinas Pendidikan Kota Semarang Sebut Siapkan Pembinaan Cegah Bullying di Sekolah Rakyat

 
1. Sempat Diadu dan Berkelahi di Dalam Kelas

Menurut keterangan teman sekelasnya, APR (12), Angga sempat diadu dan berkelahi dengan salah satu temannya pada Sabtu pagi saat jam pelajaran baru dimulai. Saat itu guru belum datang ke kelas.

“Awalnya Angga diejek teman-temannya. Dia tidak terima, lalu berkelahi. Angga dipukuli kepalanya dan kemudian berhenti. Itu saat jam ketiga, tapi belum ada guru,” ungkap APR, siswi kelas VII F yang ruangannya berdampingan dengan kelas VII G tempat Angga belajar.

Pertikaian itu menjadi awal dari rentetan peristiwa tragis yang menewaskan bocah malang tersebut.

2. Bullying Terus Berlanjut Hingga Jam Pelajaran Berikutnya

Perundungan yang dialami Angga ternyata tidak berhenti sampai di situ. Menurut kesaksian APR, sekitar pukul 11.00 WIB, Angga kembali menjadi sasaran ejekan dan tantangan dari teman-temannya.

“Dia dikerubungi teman-temannya dan diadu lagi dengan salah satu temannya, AD (12). Saat itu mereka bilang, ‘Kamu beraninya sama siapa?’,” tutur APR.

Dalam duel kedua itu, kepala Angga disebut-sebut menerima pukulan berkali-kali dari lawannya hingga membuatnya kejang-kejang sebelum akhirnya tak sadarkan diri.

Ia sempat dibawa ke UKS saat itu, namun nahas nyawanya tak tertolong.

3. Guru Belum Hadir Saat Kejadian

Fakta yang memprihatinkan, seluruh kejadian ini berlangsung saat jam pelajaran namun tanpa pengawasan guru.

Baik saat perkelahian pertama maupun kedua, guru dikabarkan belum masuk kelas. Kondisi ini membuat suasana kelas tidak terkontrol dan siswa bebas melakukan tindakan kekerasan tanpa pencegahan.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang pengawasan sekolah terhadap siswanya di jam pelajaran aktif.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved