Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Angga Diadu dengan Teman Sekelas sebelum Tewas di SMPN 1 Geyer

Jenazah Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMPN 1 Geyer, dimakamkan di TPU Dusun Muneng, Desa Ledokdawan, Geyer, Grobogan, Minggu (12/10/2025).

|
TRIBUN JATENG
Tribunjateng Hari Ini Senin 13 Oktober 2025 
Ringkasan Berita:"Awal mulanya Angga diejek teman-temannya, lalu Angga tidak terima dan berkelahi. Angga dipukuli kepalanya dan kemudian berhenti

 

TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Jenazah Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMPN 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Muneng, Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Minggu (12/10/2025) pagi.

Angga merupakan siswa kelas VII SMPN 1 Geyer, yang diduga menjadi korban perundungan teman-teman sekelasnya hingga tewas.

Sehari setelah kematian Angga, terungkap bahwa bocah itu sempat diadu dan berkelahi dengan salah satu teman sekelasnya.

Bung Towel Trending di X Setelah Timnas Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia: Sindir Kualitas Pemain

Siswa di SMPN 1 Geyer Grobogan Meninggal di Ruang Kelas, Teman Korban: Dipukul Berkali-kali oleh AD

Kabar Duka, Angga Meninggal Dunia

Baca juga: Orang Tua Angga Nyaris Pingsan Saat Pemakaman Siswa SMP Grobogan Yang Otaknya Remuk Diduga Bullying

Informasi itu disampaikan oleh AP (12), teman seangkatan Angga.

Suasana rumah Angga Bagus Perwira di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Grobogan, Jateng, Sabtu (11/10/2025) sore.
Suasana rumah Angga Bagus Perwira di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Grobogan, Jateng, Sabtu (11/10/2025) sore. (KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO)

AP mengatakan, peristiwa itu terjadi saat aktivitas belajar mengajar baru dimulai, pada Sabtu (11/10/2025) pagi, tapi guru belum datang.

"Awal mulanya Angga diejek teman-temannya, lalu Angga tidak terima dan berkelahi. Angga dipukuli kepalanya dan kemudian berhenti,” kata AP, saat ditemui di rumah duka, Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Grobogan, Minggu.

“Itu saat jam ketiga, tapi belum ada guru," sambungnya.

AP bukan teman sekelas Angga.

Dia murid kelas lain, tetapi seangkatan dengan Angga.

Ruangan kelas AP berdekatan dengan kelas VII G, tempat Angga belajar.

Menurut AP, bullying terhadap Angga terus berlanjut hingga jam pelajaran selanjutnya.

Menurut AP, pada pukul 11.00, Angga kembali menerima perundungan dari teman-teman sekelasnya. 

Saat itu, Angga dikerubungi teman sekelasnya dan diadu dengan salah seorang rekannya, AD (12).  

"Kamu beraninya sama siapa? Lalu Angga berkelahi dengan AD hingga kepala Angga kena pukul berkali-kali,” kata AP. 

“Dia kejang-kejang dan dibawa ke UKS, tapi meninggal,” kata AP. 

Sebelumnya diberitakan, Angga Bagus Perwira, siswa SMPN 1 Geyer, Grobogan, ditemukan tewas terkapar di kelasnya, pada Sabtu (11/10/2025).

Sebelumnya, bocah 12 tahun itu diduga dianiaya teman-teman sekolahnya. 

Penggumpalan darah

Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Rizky Ari Budiarto mengatakan, kasus kematian Angga masih didalami.

Penyidik Satreskrim Polres Grobogan masih memeriksa sejumlah saksi, di antaranya teman-teman sekolah korban dan para guru SMPN 1 Geyer.

"Masih proses pemeriksaan semua," kata Rizky, Sabtu.

Selain itu, Satreskrim Polres Grobogan juga menggandeng Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jateng telah mengautopsi jenazah korban.

Langkah ini dilakukan untuk menindaklanjuti permintaan keluarga korban sekaligus mengetahui penyebab pasti kematian korban. 

Jenazah Angga, yang diduga jadi korban penganiayaan rekan-rekannya sekolahnya, rampung diautopsi oleh Biddokkes Polda Jateng di RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, Grobogan, Sabtu (11/10/2025) malam.

Paman korban, Suwarlan (45) mengungkapkan, hasil autopsi menunjukkan, ada pengumpalan darah di kepala Angga diduga akibat kekerasan fisik.

"Ada penggumpalan darah di kepala," ujar Suwarlan.

Di sisi lain, sejak Sabtu sore hingga Minggu kemarin, suasana duka menyelimuti rumah Angga di Desa Ledokdawan, Geyer.

Rumah kecil berkonstruksi papan itu terus saja didatangi para pelayat.

Tampak beberapa karangan bunga dari Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan terpajang di depan rumah yang berdekatan dengan rel perlintasan kereta api (KA) tersebut. 

Di ruangan depan rumah, terlihat beberapa kerabat korban menangis histeris.

Mereka tak menyangka bocah yang dikenal energik itu meninggal dunia secepat itu.

Selama ini, korban tinggal dengan kakeknya di Dusun Muneng, Desa Ledokdawan.

Sementara orangtua korban beserta adiknya menetap di Cianjur, Jawa Barat. 

Kakek korban, Pujiyo (50), menuturkan, cucunya itu merupakan anak yang berkepribadian baik.

“Dia itu anak penurut dan enggak aneh-aneh. Hobinya sepakbola dan ikut ekstrakurikuler," tutur Pujiyo. 

Pujiyo mengaku sangat terpukul dengan kepergian cucunya itu.

Beberapa kali ia pun tak kuasa menahan tangis ketika mengenang keseharian Angga. 

Pujiyo sendiri menyayangkan tidak adanya pengawasan dari pihak sekolah hingga bullying yang menimpa cucunya itu bisa kembali terulang.

"Harusnya diawasi kan udah kejadian," imbuhnya. 

Tuntut keadilan

Sementara itu, ayah Angga, Sawendra mengungkapkan, semasa hidup putra sulungnya itu tidak punya catatan buruk di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Dalam kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan Angga ini, pihak keluarga menuntut keadilan dan mendesak kepolisian bertindak profesional. 

Sawendra mengaku tak habis pikir mengapa tidak ada pengawasan serius dari tenaga pendidik di SMPN 1 Geyer, hingga petaka merenggut nyawa anaknya.

"Harapannya berlanjut seadil-adilnya. Gak ada kata maaf intinya. Soalnya nyawa hubungannya ini. Kalau bisa nyawa dibayar nyawa," kata Sawendra.

"Tapi, hukum kita ikuti aturan yang berlaku. (Para pelaku) Harus dihukum setuntas-tuntasnya," tandasnya. (Kompas.com) 

Baca juga: 7 Fakta Siswa SMP di Grobogan Tewas Dibully: Sempat Diadu, Ada Penggumpalan Darah di Otak

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved