Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kecelakaan di Pemalang

Gelas Teh Mendadak Pecah: Firasat Henu Sebelum Istrinya Meninggal Dalam Kecelakaan di Tol Pemalang

Gelas teh yang tiba-tiba pecah di dapur menjadi firasat Henu Hermawan sebelum istrinya tewas dalam kecelakaan.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D.
RUMAH DUKA - (kiri-kanan) Suami Endah, Henu Hermawan usai pemakaman istrinya di TPU Bendan Ngisor. Mobil ambulans yang mengantar jenazah Endah menuju tempat pemakaman umum Bendan Ngisor. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Gelas teh yang tiba-tiba pecah di dapur itu kini jadi kenangan paling membekas di benak Henu Hermawan. 

Pagi itu, Sabtu (25/10/2025), ia hanya menganggapnya kejadian biasa. 

Kucing peliharaan melompat ke meja, gelas jatuh, retak.

Baca juga: 6 Korban Kecelakaan Bus Masih Dirawat di RSU Siaga Medika Pemalang, Ini Data Rincinya

Tak ada firasat buruk sama sekali.

“Biasanya dia bikin teh dulu sebelum berangkat. Pas itu, gelasnya pecah. Saya pikir ya sudah, enggak apa-apa,” ujar Henu lirih, Minggu (26/10/2025).

Henu yang mengenakan pakaian serba hitam itu terlihat lelah di antara pelayat yang terus berdatangan ke rumahnya di Bukit Tunggul I/39, Bendan Ngisor, Semarang.

Beberapa jam setelah kejadian itu, Henu mengantarkan istrinya, Endah Ciptaningrum, menuju titik jemputan. 

Perempuan yang dikenal aktif di Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) Bendan Ngisor itu hendak berangkat bersama rombongan untuk piknik menuju Guci, Tegal. 

Rencananya sekadar berlibur, melepas penat dari rutinitas kerja dan kegiatan sosial.

“Dia pamit seperti biasa. Cium tangan, senyum, terus berpesan hati-hati. Saya juga WA dia, bilang jaga keselamatan.” ujarnya.

Namun pesan itu tak pernah dibalas.

Sekitar pukul 8 pagi, sebuah kabar beredar di grup WhatsApp ada kecelakaan di Exit Tol Pemalang.

Mobil rombongan FKK Semarang terlibat.

“Saya langsung telepon, misscall, tapi enggak diangkat. Dari situ saya mulai gelisah,” kenangnya.

Ia sempat ke rumah RT dan RW untuk memastikan kabar. 

Hingga menjelang siang, kabar duka itu datang.

“Istri saya dan temannya meninggal di tempat,” katanya pelan. 

“Saya enggak nyangka, tadi pagi masih sehat,” sambungnya.

Suasana duka menyelimuti rumah keluarga Henu.

Karangan bunga memenuhi gang kecil menuju rumah, dari Wali Kota Semarang, Wakil Wali Kota, hingga rekan-rekan FKK.

Sekitar pukul 11.00 WIB, jenazah Endah dimakamkan di TPU Bendan Ngisor. 

Ratusan warga ikut menghantar kepergiannya.

Endah meninggalkan dua anak Widya Wulandari yang sedang menempuh studi di Australia, dan Aries Rizky Tanaya Hendrawan, siswa kelas 3 SMA.

Bagi Henu, kehilangan istrinya sudah seperti kehilangan separuh hidupnya.

Sejak menikah, Endah adalah sosok yang ceria dimatanya, tak pernah diam aktif di organisasi kemasyarakatan seperti PKK, FKK.

“Dia itu kalau diminta tolong enggak pernah nolak. Orangnya supel, gampang akrab sama siapa aja. Kadang saya sendiri suka heran, tenaganya kayak enggak habis-habis.” ujarnya.

Sementara itu, kerabat Endah di Pemalang juga terpukul, Asih mengaku masih tak percaya saat menerima kabar.

“Saya dikabari sekitar jam sebelas siang. Katanya Bu Endah kecelakaan dan meninggal di tempat,” ucapnya.

Saat mendapatkan kabar itu, Asih beserta keluarga lainnya menuju ke rumah sakit. 

Asih mengaku sempat diminta memastikan jenazah, namun ia tak kuasa menahan air mata saat mendengar kondisinya.

“Saya diajak untuk memastikan kondisinya, tapi saya tidak berani, tidak tega. Katanya kondisinya parah,” tuturnya.

Dari pandangan Asih, Endah dikenal sebagai sosok yang hangat.

Baca juga: Penampakan Bangkai Bus Kecelakaan Maut di Tol Pemalang, Bagian Kanan Rusak Parah

“Setiap Lebaran, dia pasti pulang. Kumpul sama saudara, ketemu di rumah mbah. Suasananya selalu hangat, ramai, penuh tawa.” jelasnya.

Kenangan itu kini tinggal bayang. Tak ada lagi sosok Bu Endah yang sibuk di dapur menyiapkan hidangan, tertawa kecil di tengah obrolan keluarga, atau mengingatkan ponakan kecil agar salat Id tak kesiangan.

“Dia itu kalau ketemu orang, pasti senyum duluan. Ramah, ringan tangan, enggak pernah pilih-pilih kalau diminta tolong.” jelasnya. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved