Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Pedagang di Blora Sebut Harga Beras Naik Setelah Pemerintah Naikkan Harga Gabah

Pedagang menyebut harga beras mengalami kenaikan sejak kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: muslimah
Tribun Jateng/M Iqbal Shukri
PEDAGANG BERAS - Pedagang beras di Pasar Ngawen, Muna (50), saat berada di lapak dagangannya, Senin (27/10/2025). Muna menyampaikan banyak petani yang suka menjual gabah, dibandingkan menjual dalam bentuk beras. 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Pedagang menyebut harga beras mengalami kenaikan sejak kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Pasalnya, Presiden Prabowo Subianto sempat membuat gebrakan yakni menetapkan harga Rp 6.500 per kilogram gabah kering panen (GKP) di tingkat petani.

Penetapan harga gabah, juga berdampak pada harga beras di pasaran.

Salah seorang pedagang beras di Pasar Ngawen, Muna (50), menceritakan kondisi harga beras saat ini.

Baca juga: Harga Beras Premium di Semarang Naik, Dishanpan Waspadai Lonjakan di Musim Hujan

"Harga beras saat ini ada yang Rp 13.000, ada juga yang Rp 13.500, kalau yang paling bagus itu Rp 14.000 per kilogram."

"Dibandingkan dengan sebelumnya ya naik. Harga gabah naik ya berasnya ikut naik. Ini sejak Presidennya Pak Prabowo itu," jelasnya, Senin (27/10/2025).

Lebih lanjut, Muna menyebut sebelum Presiden Prabowo, harga gabah di kalangan petani hanya Rp 5.000, bahkan ada yang kurang dari Rp 5.000. Tetapi sejak Prabowo menjabat presiden, menurutnya harga gabah di petani naik. Sehingga harga beras ikut naik.

Kendati demikian, hal itu tidak berdampak signifikan pada tingkat penjualan berasnya. 

"Enggak berdampak pada penjualan, biasa saja. Karena kan beras kebutuhan pokok jadi harus dibeli," jelasnya.

Muna menyampaikan banyak petani yang suka menjual gabah, dibandingkan menjual dalam bentuk beras.

"Enak dijual gabah, mahal langsung. Jadi saat saya cari di selepan (penggilingan gabah) itu agak susah," paparnya.

Di sisi lain, saat ditanya terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG), menurut Muna tidak begitu berdampak pada penjualan berasnya.

Hal itu lantaran, dapur-dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mayoritas langsung beli beras di distributor besar, lantaran kebutuhannya banyak.

"Mereka belinya ke distributor yang besar-besar. Sudah ada yang nyetok. Jadi belinya nggak ke pasar. Tapi kalau mau beli di pasar ya nggakpapa, bantu UMKM kan," paparnya.(Iqs)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved