Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Umat Buddha Berikan Dana dalam Ritual Kathina Sanghadana di Ungaran

Umat Buddha mengikuti ritual Kathina Sanghadana di Vihara Gunung Kalong, Ungaran.

Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Selasa 28 Oktober 2025 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Umat Buddha mengikuti ritual Kathina Sanghadana di Vihara Gunung Kalong, Ungaran.

Dalam kegiatan itu, mereka memberikan dana bantuan berupa makanan, obat-obatan, serta kebutuhan sehari-hari bagi para bhikkhu.

Suara lantunan paritta suci bergema di ruang utama Vihara Avalokitesvara Sri Kukus Redjo (Vihara Gunung Kalong) di Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Minggu (26/10/2025).

Sejak siang hingga sore, vihara berhiaskan warna merah dan kuning keemasan itu dipadati umat Buddha dari berbagai usia, dari anak-anak, remaja, hingga lanjut usia.

Mereka datang untuk merayakan Kathina Sanghadana, sekaligus menyaksikan lomba menghafal paritta suci yang menjadi daya tarik utama.

Cahaya lilin menyinari altar vihara tersebut, memantulkan sinarnya pada rupang-rupang Buddha.  

Belasan bhikkhu duduk bersila dengan tenang di altar, memimpin doa dan meditasi bersama.  

Sementara itu, di sisi depan altar, anak-anak berseragam putih duduk, bersiap melantunkan paritta yang telah mereka hafalkan.

“Tahun ini yang spesial, kami adakan lomba menghafalkan paritta suci untuk anak-anak SD dan SMP di Kota dan Kabupaten Semarang,” kata Ketua Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Sri Kukus Redjo, Tjoa Lie Lie, kepada Tribun Jateng. 

“Tujuannya agar generasi muda lebih memahami ajaran Buddha, lebih mendalam lagi, dan bisa menyebarkan Dhamma kepada generasi berikutnya,” sambungnya.

Bagi anak-anak, lomba menghafal paritta bukan sekadar kompetisi.

Hal itu merupakan latihan disiplin, konsentrasi, dan penghormatan terhadap ajaran Sang Buddha. 

Paritta, yang merupakan khotbah asli Sang Buddha dan tercatat dalam Kitab Suci Tipitaka Pali, dipercaya membawa ketenangan, perlindungan, serta kebahagiaan bagi mereka yang melafalkannya dengan tulus.

Beberapa peserta kecil tampak begitu khusyuk.

Sebagian menutup mata sejenak sebelum mulai, ada pula yang menangkupkan tangan dengan mantap di dada. 

Kathina Sanghadana

Acara itu juga mencakup prosesi Kathina Sanghadana, puncak dari perayaan Hari Kathina, yang berlangsung pada 8 Oktober hingga 5 November.

Hari Kathina menandai berakhirnya masa vassa, yaitu masa retret selama tiga bulan ketika para bhikkhu berdiam di vihara untuk memperdalam meditasi dan dhamma.

Rangkaian prosesi dimulai dengan Amisa Puja, persembahan bunga, air, dupa, dan lilin.

Umat Buddha yang berpakaian putih berbaris rapi untuk melaksanakan Dana Sangha.

Satu per satu mereka melangkah menuju altar, bersujud beberapa kali di hadapan para bhante, mempersembahkan dana, bantuan berupa makanan, obat-obatan, serta kebutuhan sehari-hari bagi para bhikkhu.

Cahaya lilin yang temaram berpadu dengan aroma dupa, menciptakan atmosfer spiritual yang damai.

Di altar, para bhante memanjatkan doa dan menyampaikan wejangan dhamma, tentang pentingnya berdana, melatih welas asih, serta menjaga kebersihan hati dalam setiap perbuatan.

“Sanghadana ini adalah bentuk rasa terima kasih kami kepada para bhante yang telah menjalankan masa vassa dengan disiplin,” kata Tjoa Lie Lie.

“Tahun ini kami dihadiri 14 bhikkhu dari berbagai vihara, termasuk dari Vihara Mahabodhi Seroja dan ada yang dari Gunungpati,” imbuhnya.

Kathina Sanghadana merupakan satu di antara momen paling suci dalam tradisi umat Buddha.  

Melalui persembahan dana kepada Sangha, umat menunaikan rasa syukur atas Dhamma yang telah diajarkan.

Selain itu, mereka juga berlatih untuk mengikis kemelekatan terhadap harta benda, mengembangkan sifat welas asih, dan memperkuat tali kebersamaan. (Reza Gustav)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved