Berita Kendal
Misteri Kematian Setianingsih di Boja Kendal, Menutup Diri Sejak Wabah Pandemi Covid-19
Aroma tak sedap masih menguar di dalam rumah Setianingsih, 3 hari selepas ia ditemukan meninggal membusuk di Dukuh Somopuro
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: muh radlis
Tapi mulut putri tertutup rapat, seolah menjaga amanah sang bunda agar tak memberitahu keadaan keluarga kepada tetangga.
"Saya ikut mendobrak karena tercium bau yang sudah menyengat. Terus saya lihat dua anaknya sudah lemas, yang 1 pingsan yang 1 lemas,"
"Pas waktu tak tanya di mana ibu, dia tidak menjawab. Dia malah seolah ketakutan." katanya.
Segera Joko langsung menuju sumber aroma busuk yang semakin pekat. Matanya terbelalak, kulitnya merinding begitu melihat Setianingsih terbujur kaku dengan aroma tak sedap. Jenazah lalu segera dievakuasi.
Sosok Setianingsih
Joko mengatakan Setianingsih bukan warga asli Somopuro. Bersama dua anaknya, Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17), Setianingsih pindah dari Semarang ke desa tersebut pada 2019.
Intan memiliki sedikit gangguan psikis sehingga aktivitasnya terbatas. Kakaknya, Putri sempat menjadi penjaga toko kelontong di sekitar komplek perkampungan.
Namun pekerjaan itu ditinggalkan setelah Putri mengeluh lemas berkepanjangan. Sejak saat itu pula, Putri menjadi sosok pendiam.
Di tahun pertama, Setianingsih yang dipandang sebagai kalangan menengah, dikenal kerap membaur bersama warga. Dia aktif dalam berbagai kegiatan desa.
Tapi wabah pandemi 5 tahun silam, turut merubah nasibnya. Setianingsih cenderung menutup diri, dengan rumah yang selalu tertutup.
"Dulunya ya pas awal-awal di sini aktif. Tapi semenjak covid-19 sampai kemarin sebelum meninggal itu jarang keluar,"
Tak ada yang tahu persis alasan Setianingsih menutup diri. Berbekal empati, Joko berniat silaturahmi dengan membawa makanan, namun anak sulung Setianingsih membatasi interaksi.
"Saya pernah ngasih berkat ada selametan itu, tapi anaknya tidak mendekat. Hanya nunggu di samping pagar," imbuhnya.
Tahun demi tahun berlalu, aktivitas di rumah Setianingsih masih sama. Warga juga tak menaruh curiga meski Setianingsih mulai jarang keluar rumah, hingga ditemukan tak bernyawa.
"Lampu rumahnya itu selalu hidup pas magrib, kemudian dimatikan setelah jam 9-10 malam," tuturnya.
eksklusif
saksikata
multiangle
tribunjateng.com
mati kelaparan di Kendal
ibu dan anak kelaparan di Kendal
Muh Radlis
Agus Salim Irsyadullah
| Terkendala Rumah-Rumah, Normalisasi Sungai Kendal Hanya Dilakukan di Sisi Utara |
|
|---|
| Kaget! Baru Bangun Tidur, Pria Asal Pemalang Sudah Ditunggu Petugas BNN di Depan Kamar Penginapan |
|
|---|
| Pengerjaan Tanggul Darurat Kali Bodri Kendal Dilanjutkan, Pemasangan Terkendala Struktur Bebatuan |
|
|---|
| Birahi Perangkat Desa di Kendal 5 Bulan Lalu: Sekali tapi Langsung Hamil |
|
|---|
| Alasan Ali Aniaya ODGJ Lansia Hingga Tewas di Kendal, Karena Sering Buang Hajat di Depan Rumah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251103_JENGUK-KELUARGA-Bupati-Kendal-Dyah-Kartika-Permanasari.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.