DPRD Jateng
Sarif Abdillah Dorong Pendampingan Tepat Sasaran bagi 1.326 Desa Wisata di Jawa Tengah
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mendorong pentingnya pendampingan yang tepat sasaran bagi Desa Wisata.
Penulis: Adi Tri | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mendorong pentingnya pendampingan yang tepat sasaran bagi Desa Wisata.
Menurut Sarif, pendampingan yang dilakukan harus disesuaikan dengan klasifikasi desa wisata yaitu rintisan, berkembang, dan mandiri, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kepariwisataan.
“Kita ingin dengan klasifikasi tersebut ada pendampingan yang menyesuaikan kebutuhan. Misalnya, bagi desa yang masih rintisan, perlu pendampingan khusus agar tidak takut memulai dan bisa berkembang,” ungkapnya, Kamis (13/11).
Saat ini, Jawa Tengah telah memiliki 1.326 desa wisata yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Masing-masing desa wisata diharapkan dapat berkontribusi menarik kunjungan dengan keunikan dan kekayaan lokalnya.
Meski demikian, kata Kakung, sapaan akrab Sarif Abdillah, pengelolaan desa wisata oleh masyarakat harus tetap mengacu pada standar profesional, mencakup aspek amenitas, atraksi, aksesibilitas, dan keamanan.
“Standarnya harus tetap profesional. Karena hari ini isu keamanan menjadi perhatian penting,” sebut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Kakung juga menyoroti pentingnya menjaga keunikan dan autentisitas lokal dalam pengembangan desa wisata. Pembangunan dan pengembangan desa wisata memerlukan keserasian budaya, penggunaan kearifan dan keunikan lokal, pemanfaatan daya tarik wisata, serta pemberdayaan masyarakat setempat.
“Menemukan keunikan desa wisata itu tidak mudah. Tanpa pendampingan, banyak desa yang akhirnya seperti copy-paste. Padahal kekuatan desa wisata justru terletak pada keaslian dan karakter lokalnya,” jelasnya.
Kakung menekankan bahwa sektor pariwisata memiliki daya ungkit ekonomi yang besar. “Ini investasi jangka panjang bagi ekonomi rakyat,” terang legislator dari daerah pemilihan (dapil) Banyumas dan Cilacap ini.
Selain itu, kata Kakung, pengembangan desa wisata khususnya di Jawa Tengah perlu sebuah wadah kegiatan berupa event yang bisa digunakan untuk mengukur perkembangan desa wisata sekaligus ajang kompetisi dan koordinasi.
“Setiap daerah punya ciri khas. Ini semua adalah aset yang harus kita hidupkan dan promosikan secara masif,” tandas Kakung.(***)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/251113_sarif1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.