Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Purworejo

Penyebab Siswa SMP di Purworejo Menjadi Korban Perundungan Diduga Karena Sebar Gambar di Whatsapp

Viral perundungan menimpa seorang siswa SMP di Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, hingga videonya viral di media sosial.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Dok. Istimewa/tangkapan layar
KASUS PERUNDUNGAN - Tangkapan layar kasus perundungan di SMP Negeri 1 Blora. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOREJO – Sebuah video yang memperlihatkan dugaan tindak penganiayaan terhadap seorang siswa SMP di Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, telah menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Dalam klip yang viral di Facebook itu, seorang pelaku anak di bawah umur terlihat melancarkan pukulan, ditemani temannya yang bertugas merekam peristiwa tersebut.

Baca juga: Cegah Perundungan Terulang, SMP Negeri 1 Blora Tambah CCTV dan Jebol Tembok Penghalang Kamar Mandi

Kapolsek Grabag, AKP Diyah Ayu Ida Nursanti, menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada Rabu, (12/11/2025).

“Benar, kejadian tersebut melibatkan anak di bawah umur, baik pelaku maupun korban. Kejadian dipicu kesalahpahaman dari percakapan WhatsApp,” ungkapnya saat dikonfirmasi sejumlah media pada Jumat, 14 November 2025.

Dalam video berdurasi sekitar 29 detik itu, terlihat seorang anak yang mengenakan seragam sekolah dipukul dan ditendang. 

Bocah tersebut tampak tak berdaya dan mengalami kesakitan akibat tindakan kekerasan tersebut.

Video unggahan di Facebook tersebut telah ditonton lebih dari 10 ribu kali dan mendapatkan ratusan komentar.

Menurut Kapolsek, pelaku menuduh korban telah menyebarkan sebuah gambar.

Meskipun korban membantah tuduhan tersebut, pelaku tidak menerima penjelasan dan langsung melakukan pemukulan.

“Kejadiannya berlangsung di wilayah Grabag, di luar jam sekolah, dan berada di tempat umum,” jelas Kapolsek. 

Pelaku diketahui merupakan seorang siswa kelas 6 SD dari Kecamatan Bayan, sedangkan korban adalah siswa kelas 1 SMP di Kecamatan Grabag.

Keduanya saling mengenal, namun tidak terlalu dekat.

KASUS PERUNDUNGAN - Tangkapan layar kasus perundungan di SMP Negeri 1 Blora.(Dok. Istimewa/tangkapan layar)
KASUS PERUNDUNGAN - Tangkapan layar kasus perundungan di SMP Negeri 1 Blora.(Dok. Istimewa/tangkapan layar) (IST)

Perundungan di Blora

Kasus perundungan di sekolah belum lama ini juga terjadi di Blora, Jawa Tengah.

Kasus bullying tersebut viral di media sosial.

Dalam video yang berdurasi 25 detik, itu memperlihatkan seorang siswa dengan memakai seragam olahraga berwarna biru (korban) dipukul berkali-kali, dan ditendang, seorang siswa memakai seragam pramuka (pelaku).

Saat dipukuli, korban tampak berusaha melindungi kepalanya dengan kedua tangannya.

Ironisnya, saat melihat aksi perundungan itu, sejumlah siswa berseragam pramuka lainnya yang ada di lokasi, hanya terlihat menonton aksi perundungan itu.

Lebih menyedihkan lagi, sebagian siswa malah terlihat memprovokasi, dan tidak ada yang berusaha melerai.

Dugaan kasus bullying itu terjadi di SMP Negeri 1 Blora.

Kepala SMP Negeri 1 Blora, Ainur Rofiq, membenarkan kasus bullying itu terjadi di sekolah yang ia pimpin.

Kejadian kasus perundungan itu terjadi pada hari Jumat (7/11/2025). 

"Untuk peristiwanya itu terjadi pada hari Jumat tanggal 7 November di kamar mandi sekolah, saat istirahat," jelasnya, Senin (10/11/2025).

Lebih lanjut, Rofiq menjelaskan kronologi kasus perundungan itu terjadi atas kesalahpahaman antarsiswa.

"Menurut keterangan yang kami himpun, itu asalnya adalah kesalahpahaman, tetapi sebenarnya itu sudah selesai. Hanya saja ada oknum dari teman-teman yang istilahnya memprovokasi atau ngompori," jelasnya.

Rofiq menyampaikan, untuk korban merupakan siswa kelas 8, pelaku siswa kelas 7, dan provokator siswa kelas 9.

Adapun akibat dari perundungan itu, korban dikabarkan mengalami luka benjolan di bagian belakang telinga.

Bahkan, atas kejadian itu sempat dilakukan visum pada korban.

"Memang tidak ada luka lecet, tapi ada sedikit benjolan. Kemarin itu orang tuanya (korban) sempat nelpon ke wali kelas, wali kelas laporan ke saya, korban sempat visum tapi sampai saat ini saya juga belum tahu hasilnya, karena mohon maaf ya, kami masih fokus koordinasi untuk menangani masalah ini di sisi pelaku," jelasnya.

Menindaklanjuti kasus perundungan itu, Rofiq langsung bergerak cepat mengumpulkan siswa yang terlibat dalam kasus perundungan tersebut.

"Hari Sabtu saya langsung mengambil langkah-langkah untuk mengumpulkan semua siswa yang terdampak. Kemudian saya mempertemukan kedua orang tua baik dari korban maupun dari pelaku."

"Kemudian saya koordinasi dengan Dinas Pendidikan, dengan Dinas Sosial, dengan Kapolsek dan dengan Kapolres untuk penanganan lebih lanjut," terangnya.

Pihaknya meminta maaf atas kejadian perundungan yang terjadi di SMP Negeri 1 Blora.

"Saya mohon maaf sebagai pimpinan di SMP N 1 Blora, atas terjadinya peristiwa seperti itu. Saya sekali lagi mohon maaf," jelasnya.

Baca juga: Dinas Pendidikan Blora Pastikan 4 Siswa yang Terlibat Kasus Perundungan Dapat Sekolah Baru

Rofiq berjanji akan terus melakukan pendampingan pada korban, dan menjamin keamanan korban saat masuk sekolah kembali.

"Kemarin saya juga sudah membesarkan hatinya untuk tetap sekolah. Saya jamin keamanannya."

"Kami sudah koordinasi dengan dinas sosial dan dinas sosial sudah menyatakan siap untuk memberikan pendampingan," paparnya. (*)

 

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com Viral, Pelajar SMP di Purworejo Dianiaya, Pelaku Ternyata Anak SD dari Luar Daerah

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved