Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Cerita Rian, Sopir Trailer yang Truknya Tertabrak KA Harina: Sebulan Nganggur, Terancam Ratusan Juta

Cerita Rian, sopir truk yang sebulan tak bekerja setelah truknya tertabrak KA Harina dan kini harus menghadapi tuntutan kerugian ratusan juta.

Editor: Awaliyah P
YOUTUBE
DI BALIK KECELAKAAN - Rian, sopir truk yang truknya tertabrak KA Harina di Kaligawe, menceritakan kondisi pascakejadian. Ia sudah sebulan tidak bekerja dan menghadapi tuntutan kerugian ratusan juta. 

Cerita Rian, Sopir Trailer yang Truknya Tertabrak KA Harina: Sebulan Nganggur, Terancam Ratusan Juta

Ringkasan Berita:
  • Rian, sopir truk yang kendaraannya tertabrak KA Harina di Kaligawe, selamat namun masih trauma.
  • Truknya masih jadi barang bukti sehingga ia sebulan penuh tidak bisa bekerja dan kehilangan penghasilan.
  • Ia kini menghadapi proses mediasi dengan potensi tuntutan kerugian hingga ratusan juta rupiah.

 

TRIBUNJATENG.COM - Sudah sebulan berlalu sejak kecelakaan di perlintasan kereta api di Kaligawe, Semarang, yang videonya sempat viral.

Namun bagi Rian, sopir truk trailer yang kendaraannya tertabrak Kereta Api Harina pada Oktober lalu, bayang-bayang kejadian itu belum benar-benar hilang.

Bukan hanya trauma yang ia tanggung, sejak hari itu, ia tak lagi bisa bekerja.

Baca juga: Sosok Rasnal Eks Kepsek SMAN 1 Dipenjara dan Dipecat Tak Jadi ASN Lagi Gegara Uang Rp 20 Ribu

Baca juga: Penyebab David Glenn Batal Beli PSIS Semarang, Juru Bicara Beri Penjelasan

Baca juga: Joni Sebut Ada Calon Investor Baru PSIS, Pengusaha Wanita Asal Semarang, Siapakah Dia?

Hadir di Saksi Kata Tribun Jateng, Rian mengingat hari itu sebagai salah satu hari paling menegangkan dalam hidupnya.

Hujan lebat mengguyur kawasan Kaligawe, sementara arus lalu lintas mengular panjang akibat proyek jalan tol dan banjir yang mempersempit jalur.

"Saya itu sudah jauh sebelum palang, macetnya parah. Jalan cuma merayap," kenangnya.

Ketika kereta pertama lewat, palang sudah menutup.

Setelah palang terbuka kembali, seluruh kendaraan bergerak maju perlahan, termasuk truk Rian.

Namun ia tak menyangka akan ada kereta kedua yang datang hanya beberapa menit setelahnya.

Saat bunyi palang terdengar, truknya sudah berada tepat di tengah rel, terjepit rapat oleh deretan kendaraan yang tak bisa maju maupun mundur.

"Saya geser kiri. Berusaha banget biar truk gak kena. Tapi mentok. Mau maju nggak bisa, mundur apalagi," ujarnya.

Seseorang yang ia pikir petugas perlintasan, belakangan diketahui seorang relawan bernama Subhan, memintanya turun dari kabin.

Hanya beberapa detik setelah kedua kakinya menginjak aspal, suara dentuman keras memecah udara.

Truk trailernya disambar Kereta Harina.

"Bukan hitungan menit, cuma detik. Kalau telat sedikit aja, mungkin saya ikut kelempar juga," kata Rian pelan.

Setelah tabrakan itu, lalu lintas lumpuh total.

Rian menepi ke sebuah warung untuk menenangkan diri sambil menunggu atasannya datang.

Ia sempat memberikan keterangan kepada polisi, namun banyak warga tidak menyadari bahwa ia adalah sopir yang selamat dari kecelakaan tersebut.

Sejak hari itu, truk yang dikemudikannya ditahan sebagai barang bukti.

Rian pun kehilangan alat kerjanya.

"Ya nggak bisa apa-apa. Kerja saya kan pakai mobil. Mobilnya rusak parah dan belum bisa diambil. Saya jadi berhenti total," ujar Rian.

Di rumah, ia memiliki istri dan anak yang harus dinafkahi.

Penghasilannya dari mengemudi truk selama ini menjadi tumpuan keluarga kecil itu.

"Sulit, Mas. Biasanya bisa kerja lancar, sekarang sama sekali nggak ada pemasukan. Sementara kebutuhan tetap jalan," katanya.

Tuntutan Ganti Rugi

Proses hukum dan administrasi pascakejadian juga belum selesai.

Menurut Rian, pihak PT KAI sempat menyampaikan angka kerugian sekitar Rp106 juta, sementara kerusakan pada truk perusahaan tempat ia bekerja juga ditaksir mencapai angka ratusan juta.

Mediasi sudah dilakukan, namun belum ada keputusan final. Status Rian pun belum jelas.

"Sampai sekarang baru pertemuan pertama. Belum tahu lanjutannya seperti apa," ujarnya.

Di tengah semua ketidakpastian itu, Rian hanya bisa menunggu.

Meski masih dihantui trauma, Rian tak punya banyak pilihan selain berharap proses ini dapat segera selesai.

"Keinginan saaya sih masalah ini cepat selesai damai, jadi saya bisa beraktivitas lagi, bisa menghidupi keluarga lagi," harapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved