Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Fenomena Jasa Suruh di Semarang, dari Antar Laundry Hingga Beli Minuman, Begini Kata Akademisi

Layanan jasa suruh di Kota Semarang kian marak dan dimanfaatkan warga untuk berbagai kebutuhan harian.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: M Zainal Arifin
Tribunjateng.com/Rezanda Akbar D
ANTAR BARANG: Jasa Suruh Semarang saat mengantarkan barang kepada warga di Papandayan Semarang. (TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Layanan jasa suruh di Kota Semarang kian marak.

Warga memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan harian seperti mengambil minuman, membelikan makanan, hingga menjemput laundry di lokasi yang tak terjangkau layanan ojek online konvensional.

Said, salah satu freelancer jasa suruh, menyebut pesanan yang masuk setiap hari cukup beragam. 

“Kerjaan kecil-kecil tapi selalu ada yang butuh. Selama ada motor dan waktu, ya jalan terus,” ujarnya, Senin (17/11/2025).

Menurut Said, fleksibilitas menjadi alasan banyak pekerja memilih masuk ke jasa suruh. 

Ia sebelumnya bekerja secara freelance di sebuah event organizer (EO) sebelum akhirnya rutin menerima pesanan jasa suruh. 

“Jam kerjanya fleksibel dan bisa disambi. Yang penting menambah penghasilan,” kata dia.

Fenomena ini juga ditangkap pengguna layanan. Heri Fitrianto, pelanggan tetap jasa suruh, mengaku sudah tiga kali memesan layanan tersebut.

Baca juga: Manfaatkan Mangrove, Sunarni dan Kelompok Merah Delima Olah Camilan Pesisir Semarang

Ia menilai jasa suruh menawarkan tarif yang lebih murah serta pengerjaan cepat. 

“Lebih murah dan praktis. Tahu dari TikTok, akhirnya coba dan cocok,” ujarnya saat ditemui saat mengambil laundry di kawasan Peleburan.

Berdasarkan pemantauan di media sosial, jasa suruh kini muncul di berbagai wilayah seperti Semarang Timur, Pringapus, Ungaran, hingga beberapa kecamatan di Kota Semarang. 

Sebagian dijalankan individu, sebagian lagi oleh komunitas kecil yang memanfaatkan media sosial.

Dosen Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Yozi Aulia Rahman menilai menjamurnya jasa suruh berkaitan erat dengan terbatasnya lapangan kerja formal di kota besar. 

“Fenomena ini tanda bahwa banyak warga bergerak ke sektor informal karena pasar kerja formal makin kompetitif dan tidak menyediakan cukup ruang,” terangnya.

Menurutnya, jasa suruh mengisi celah layanan yang tidak ditangani platform transportasi daring. 

“Ada kebutuhan mikro yang tidak dipenuhi oleh algoritma aplikasi besar. Ruang itu akhirnya diisi pekerja informal,” ujarnya.

Baca juga: Driver Bajaj Online Semarang Tetap Melaju, Purwadi Tunjukkan Sisi Positif Transportasi Roda Tiga

Yozi menjelaskan lapangan kerja formal idealnya disediakan sektor swasta maupun pemerintah.

Namun kemampuan pemerintah terbatas karena pembukaan CPNS maupun PPPK memiliki kuota serta syarat pendidikan tertentu. 

Sementara sektor swasta memerlukan investasi baru agar dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. 

“Upaya menarik investasi mungkin belum maksimal. Kalau investasi masuk, ada potensi kenaikan lapangan pekerjaan,” tambahnya.

Ia juga melihat sebagian pekerja jasa suruh merupakan lulusan perguruan tinggi atau pekerja muda yang sedang berada di fase transisi, menunggu proses rekrutmen di sektor formal. 

“Dari mereka lulus sampai menunggu lamaran diterima, jeda itu dipakai untuk mencari penghasilan. Ini bagian dari masa transisi,” jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved