Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Jateng Hari Ini

Tak Sempat Bawa Apa-apa, Korban Longsor Banjarnegara Berharap Perhatian 

Suparmi masih membutuhkan makanan dan obat-obatan selama berada di pengungsian, selain keperluan sekolah putrinya.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: Vito
TRIBUN JATENG/AGUS ISWADI
PENGUNGSIAN - Kondisi pengungsian warga terdampak tanah longsor di GOR Desa Beji, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jumat (21/11/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Puluhan korban terdampak tanah longsor di Dusun Situkung, Desa/Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, tampak mulai membiasakan diri di tempat pengungsian GOR Desa Beji, Jumat (21/11). 

Satu di antaranya adalah Suparmi (53). Perempuan itu merupakan satu dari puluhan orang yang selamat pasca tanah longsor meluluhlantakan perkampungannya pada Minggu (16/11).

Ia bersama anggota keluarganya mengungsi di hutan sebelum akhirnya dievakuasi relawan.

Perempuan itu kini mengungsi bersama suami, orangtua, kakak, dan anaknya di GOR Desa Beji, yang jauh dari lokasi longsor. Suparmi telah mengungsi bersama warga lain di lokasi tersebut selama 6 hari.

Ia menyampaikan, masih membutuhkan makanan dan obat-obatan selama berada di pengungsian, selain keperluan sekolah putrinya.

Perempuan itu mengungkapkan, tidak ada barang yang sempat diselamatkannya sebelum material longsor menerjang rumahnya hingga rata dengan tanah. 

Suparmi pun berharap nantinya ada perhatian pemerintah berkait dengan tempat tinggalnya, begitu juga bantuan modal usaha untuk melanjutkan hidupnya ke depan.

"Saya keluar dari rumah itu tidak bawa apa-apa. Entah itu surat, KTP, ataupun uang. Nggak sempat sama sekali," katanya, kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (21/11).

Selain itu, mengenai keberlangsungan pendidikan putrinya yang kini duduk dibangku kelas 9, Suparmi juga berharap ada perhatian dari pemerintah.

Menurutnya, hal itu akan sangat membantu masa depan anaknya. "Saya mohon banget, anak saya semoga sekolahnya digratiskan," ucapnya.

Pengungsi lain, Hartini (34) mengatakan, soal makanan sudah tercukupi selama mengungsi di GOR Desa Beji. Akan tetapi, ia masih membutukan pakaian anak dan perlengkapan mandi.

Ia belum mengecek kondisi rumahnya sama sekali selama mengungsi di tempat tersebut.

Perempuan itu berharap kondisi segera membaik, dan dapat berkumpul kembali seperti kondisi normal.

"Rumah saya katanya masih nggak bahaya bangetlah, karena saya belum pernah melihat kondisi rumah sampai sekarang," tuturnya.

Ke depan, Hartini juga berharap ada perhatian mengenai tempat tinggal saudaranya yang telah hancur dan rusak pasca-bencana longsor yang terjadi. 

Adapun, pencarian terhadap korban yang tertimbun material longsor di Dusun Situkung, Desa/Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara terus berlanjut. Sebanyak 17 alat berat pun dikerahkan untuk mempercepat proses pencarian.

Temukan dua korban

Tim SAR Gabungan berhasil menemukan dua lagi korban longsor di Dusun Situkung Desa/Kecamatan Pandanarum Kabupaten Banjarnegara, meskipun sempat terkendala hujan saat proses pencarian hari keenam pada Jumat (21/11).

Dua korban itu yakni Susanti dan Jonatan Prayoga. Dengan ditemukannya dua korban itu, total korban meninggal dunia sebanyak 12 orang, dan masih ada 16 korban yang dalam pencarian. 

Dari 12 korban meninggal dunia itu, 10 korban telah teridentifikasi, masing-masing Susanti, Jonatan Prayoga, Lewih (40), Darti (30), Tuwi (50), Esiah (22), Maruni (55), Karti (60), Lipah (30), dan Warjono Lamar (65). Sedangkan dua body part masih dalam proses identifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Tanah Longsor, Letkol CZI Teguh Prasetyanto menyampaikan, pencarian kali ini terkendala hujan deras yang mengguyur lokasi pada siang dan sore hari.

Kondisi itu mengakibatkan penggunaan alat berat untuk memudahkan proses pencarian menjadi kurang maksimal.

"Tapi alhamdulillah sore harinya, kami menemukan dua korban. Perempuan dan anak (laki-laki)," katanya, saat konferensi pers di Pos Induk Kantor Kecamatan Pandanarum, Jumat (21/11) malam.

Ke depan, ia berharap rekayasa cuaca dapat maksimal, sehingga dapat mendukung proses pencarian korban yang belum ditemukan. 

Di sisi lain, pihaknya telah membuat sodetan di embung yang ada di dekat titik longsor. Dengan begitu, Teguh berharap dapat mengurangi kerawanan bencana susulan.

"Semoga memperlancar (pencarian korban), walaupun hujan deras (air-Red) bisa kebuang ke lokasi aman," jelasnya.

Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono menyampaikan, Tim SAR Gabungan akan memaksimalkan proses pencarian untuk menemukan korban.

Menurut dia, operasi pencarian secara manual dengan melibatkan ratusan relawan dan belasan alat berat masih difokuskan di sektor A dan C. 

"Hasil assessment dan keterangan dari warga menjadi pertimbangan fokus pencarian dilakukan di lokasi tersebut, karena di sektor itu terindikasikan terdapat korban," katanya, saat pencarian hari keenam, Jumat (21/11).

Pihaknya pun terus menyusuri lokasi mulai dari sektor A hingga sektor C selama proses pencarian kemarin, mengingat sebelumnya tim berhasil menemukan korban di sektor C yang jaraknya sekitar 1 km dari rumah yang berada di sektor A.

Budiono menuturkan, alat berat yang digunakan untuk pencarian korban saat ini tercatat sebanyak 17 unit, dan masih ada sebanyak lima unit lagi yang masih dalam perjalanan.

Selain alat berat, dia menambahkan, sebanyak 15 alkon juga dikerahkan untuk membantu proses pencarian secara manual, serta mengerahkan anjing K-9 untuk menyisir area yang terdampak longsoran.

"Luasan terdampak tanah longsor yang mencapai 10 hektare serta banyaknya material longsor menjadi kendala selama porses pencarian hingga hari ini, begitu juga kondisi tanah masih ada yang labil," jelasnya. (Agus Iswadi)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved