Berita Kudus
Menu MBG SLBN Purwosari Kudus Menyesuaikan Kondisi Anak Autis Tanpa Mi dan Susu Cokelat
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kudus kini sudah menjangkau sekolah bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kudus kini sudah menjangkau sekolah bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Satu sekolah khusus ABK yang kini sudah mendapatkan alokasi MBG di Kabupaten Kudus adalah Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Purwosari.
Program MBG di sekolah tersebut disambut antusias oleh 224 pelajar ABK dari jenjang SD, SMP, dan SMA.
Baca juga: Sampah Dapur Program MBG di Blora Bakal Dimanfaatkan untuk Pakan Maggot dan Diolah Jadi Kompos
Menu MBG yang diproduksi oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Glantengan Yayasan Srikandi Kudus mulai masuk ke SLBN Purwosari sejak 13 Oktober.
Selama empat hari program MBG diujicobakan di sekolah khusus ABK dengan menu berbeda-beda.
Menu pertamanya terdiri dari nasi uduk, ayam goreng, orek tempe, acar, dilengkapi buah klengkeng dan susu. Dilanjutkan dengan berbagai jenis menu lainnya selama uji coba berlangsung.
Asisten Lapangan SPPG Glantengan, Novina Agustianingrum menyampaikan, SPPG Glantengan sejauh ini melayani 9 sekolah jenjang SD dan SMP dengan jumlah menu 3.700 porsi setiap harinya. Termasuk di antaranya 230 porsi MBG yang menjadi jatah SLBN Purwosari. Diberikan kepada 224 pelajar, 3 penjaga sekolah dan 3 Person In Charge (PIC) atau penanggung jawab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di sekolah.
Novina memastikan, uji coba program MBG di SLBN Purwosari berjalan lancar tanpa muncul dampak buruk selama sepekan trial berlangsung.
Hasilnya, menu MBG di sekolah ABK bisa disamakan dengan menu MBG dengan sasaran secara umum.
Hanya saja, SPPG Glantengan memfasilitasi permintaan sekolah ABK dengan menyesuaikan pertimbangan dan penilaian ahli gizi SPPG.
Novina menyebut, sejauh ini SPPG Glantengan tidak menyediakan menu mie pangganti nasi dan tidak menyediakan susu pendamping rasa cokelat.
Dua hal tersebut merupakan permintaan dari SLBN Purwosari dengan berbagai pertimbangan.
Menu mie pengganti nasi tidak diberikan karena pelajar dari SLB, utamanya ABK kategori autis harus menjalani program diet dengan membatasi konsumsi gandum, supaya tidak memperparah kondisi anak.
Sementara susu rasa cokelat dihindari lantaran ada beberapa anak ABK yang tidak bisa mengkonsumsi susu cokelat.
"Setelah masa uji coba itu, pelajar ABK ternyata bisa disamakan dengan penerima manfaat MBG lainnya. Namun tetap kami akomodir beberapa masukan dari pihak SLB. Awalnya ketika launching ada menu mie ayam, mie ceria. Semenjak SLB jadi salah satu yang kami layani, tidak ada menu mie pengganti nasi. Untuk masakan mie sebagai lauk pendamping, tetap ada namun tidak sering," terangnya, Senin (20/10/2025).
Pihaknya mengganti susu rasa cokelat dengan rasa yang lain untuk menyeragamkan menu MBG. Termasuk mengganti menu susu pendamping dengan jenis susu murni merk bear brand.
Meski demikian, Novina menegaskan, jika suatu saat SPPG Glantengan terpaksa harus melayani permintaan menu mie pengganti nasi atau susu cokelat dari sekolah lain, pihaknya berkomitmen untuk memberikan menu MBG khusus bagi SLBN Purwosari sesuai permintaan.
"Kami komitmen menerima catatan dari sekolah terkait menu MBG," ujarnya.
PIC MBG dan Humas SLBN Purwosari Kudus, Ismira Wahyu Lestari menambahkan, dalam pelaksanaan uji coba MBG, beberapa masukan sudah disampaikan langsung ke SPPG. Mulai dari nasi terlalu keras, termasuk masukan agar menghindari susu cokelat dan mie pangganti nasi.
Menurut dia, semua masukan dari SLBN Purwosari sudah disampaikan kepada SPPG dan ditindaklanjuti.
"Kenapa anak autis menghindari konsumsi gandum yang berlebih, karena berpotensi menambah keaktifannya. Kalau pengganti nasi tidak boleh, kalau mie untuk lauk tetap boleh," ucapnya.
SPPG Glantengan selain menyediakan menu lauk makanan yang berbeda setiap hari, juga menyediakan jenis nasi yang bervariasi. Di antaranya nasi putih, nasi uduk, nasi kebuli, nasi hijau daun pandan, dan nasi daun jeruk.
SLBN Purwosari merupakan sekolah ABK pertama di Kudus yang sudah mendapatkan menu MBG.
Muhammad Rafli Ramadhan, siswa SLBN Purwosari kelas 9 antusias setiap menu MBG datang ke sekolahnya.
Bahkan dengan keterbatasan melihat, Rafli sudah bisa makan sendiri dan mengenal letak-letak posisi nasi, lauk, sayur, hingga buah.
Menu favoritnya adalah olahan daging ayam dengan rasa gurih. Dinilai paling enak dilengkapi buah segar dan susu.
"Semuanya enak, habis terus. Kadang dapat susu rasa strobery, hari ini dapatnya susu bear brand," kata dia.
Berbeda dengan Rafli, Mohammad Rozaq siswa kelas 10 memiliki cara tersendiri dalam mengungkapkan rasa bahagianya dengan program MBG.
Sama-sama dari pelajar dengan keterbatasan melihat, Rozaq setiap hari menantikan menu MBG.
Baca juga: Tren Kenaikan Harga Telur di Semarang Belum Reda, Disebut karena Program MBG
Khusus Senin dan Kamis, menu MBG Rozaq dibungkus untuk dibawa pulang karena puasa.
Meski demikian, dia tetap menemani teman-temannya menyantap makanan di sekolah sebelum pulang bersama.
"Kalau lagi puasa, saya bungkus. Dimakannya nanti ketika buka puasa, lebih nikmat," jelas Rozaq yang juga sebagai santri. (Sam)
| Kretek-ku Sayang, Kretek-ku Malang: Kontribusi Historis IHT dalam Perekonomian dan Tantangannya |
|
|---|
| BREAKING NEWS, Pelatih Persiku Kudus Alfiat Mengundurkan Diri |
|
|---|
| Bupati Kudus Minta Kepala SPPG Ngantor di Puskesmas Terdekat |
|
|---|
| Geger Jasad Bayi Terbungkus Handuk di Kudus, Tergeletak di Bawah Pohon Pisang |
|
|---|
| Kisah Perjuangan Yusril Atlet Asal Sumatera Barat, Perjalanan Darat 3 Hari Pulang Bawa Medali Emas |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.