Berita Regional
Intip Ventilasi Lihat Kaki, YS Histeris Usai Dobrak Pintu Temukan Istri dan 2 Anaknya Tak Bernyawa
Seorang ibu berinisial EN (34) ditemukan tewas bersama dua anaknya di rumah kontrakan.
Penulis: Sof | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, BANDUNG - Seorang ibu berinisial EN (34) ditemukan tewas bersama dua anaknya di rumah kontrakan di Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/9/2025) dini hari.
Fakta baru terungkap.
Seorang tetangga, Yogi Ramdani, menyatakan bahwa sebelum kejadian, ada beberapa orang asing yang sering mendatangi kontrakan tersebut dan menanyakan keberadaan suami korban.
Baca juga: Mobil Milik Keluarga Tewas Terkubur di Indramayu Ditemukan di Pinggir Jalan 6 Km dari Rumah
Orang-orang itu selalu menanyakan keberadaan suami korban, meski tidak jelas untuk keperluan apa.
"Orang asing sering ke sini, nanya ke saya.
Enggak tahu mau apa, nanyain suaminya korban.
Jadi tiba-tiba nanya ke sini aja itu orang asing, banyak lah beberapa kali ada," ujar Yogi saat ditemui, Jumat (5/9/2025).
Keterangan tersebut semakin menguatkan dugaan adanya persoalan utang yang membelit keluarga EN.
Sebab, dalam surat wasiat yang ditemukan polisi di lokasi, EN sempat menuliskan tentang beratnya beban ekonomi, termasuk masalah utang, hingga membuat dirinya merasa lelah menjalani kehidupan rumah tangga.
Surat tersebut juga berisi permintaan maaf kepada keluarga besar dan pesan terakhir untuk kedua anaknya yang akhirnya ditemukan meninggal dunia bersama dirinya.
Sementara itu, Yogi yang juga menjadi saksi mata menceritakan kronologi awal penemuan tiga jenazah tersebut.
Menurutnya, dini hari itu suami korban, YS, baru pulang kerja dan tidak mendapat jawaban meski sudah berulang kali memanggil istrinya.
"Dari situ suaminya coba lihat lewat ventilasi, kelihatan kaki anaknya."
"Tapi enggak ada jawaban juga.
Akhirnya pintu didobrak warga, dan pas kebuka, istri dan anak-anaknya sudah meninggal.
Suaminya langsung histeris," katanya.
Yogi menambahkan, selama ini korban dikenal biasa saja dalam kesehariannya.
Bahkan, pada sore sebelum peristiwa itu terjadi, EN masih terlihat keluar rumah untuk membeli jajanan.
"Kesehariannya normal saja, enggak kelihatan ada masalah."
"Beberapa hari terakhir juga engga pernah dengar ada suara ribut-ribut.
Korban seringnya di rumah, karena punya anak yang masih bayi," ucapnya.
Polisi kini terus mendalami kasus ini dengan memeriksa sejumlah saksi, termasuk keluarga dan tetangga korban, untuk mengungkap motif di balik tragedi memilukan ini.
Kasat Reskrim Polresta Bandung, Kompol Luthfi Olot Gigantara, mengonfirmasi penemuan surat tersebut.
"Kami menemukan sebuah ponsel serta secarik kertas berisi curahan hati korban kepada suaminya yang ditempel di dinding ruang tengah.
Semua barang bukti saat ini diamankan untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut," ujar Luthfi.
Kompol Luthfi mengatakan, kejadian tersebut bermula ketika YS tiba di rumahnya, namun mendapati pintu terkunci dari dalam.
"Dari hasil olah TKP, korban perempuan ditemukan dalam posisi tewas tergantung.
Sementara kedua anaknya berada di ruang depan dan kamar dengan kondisi ada jeratan tali di leher," katanya.
"Pintu dan jendela rumah dalam keadaan terkunci dari dalam, serta tidak ditemukan luka terbuka pada tubuh korban," tambahnya.
Pihak kepolisian kini terus mendalami kasus ini, termasuk memeriksa keterangan para saksi untuk mengungkap motif di balik peristiwa memilukan yang menewaskan EN dan kedua anaknya, AA (9) serta AAP (1).
Isi Surat

Berikut isi surat wasiat yang ditemukan di lokasi kejadian:
Versi Sunda (Asli)
Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, aa sadayana hampura abi, hampura abi ngakakukeun kieu. Abi tos cape lahir batin, abi tos teu kuat ngajalani hirup kieu, abi cape hirup ngagugulung hutang nu euweuh beresna, kalah beuki nambahan beuki dieu teh.
Bari abi te apal hutang ka saha wae, sabaraha atawa urut naon. Abi cape boga salaki gede bohong wae teh, euweuh sadarna.
Abi cape dinyerihatekeun wae teh, puguh ning ku batur geus dikucilkeun, pada ngomong keun, pada mikangewa bari jeung teu rumasa salah.
Boga salaki kalah hayoh we gede bohong jeung gede hutang, CAPEEEEEEEEEEEEE sugan abi jeung budak geus maot mah aya sadarna, mun henteu sadar ge keun bae nu penting teu nyangsarakeun ka budak abi.
Era karunya ngahesekeun wae lanceuk + kolot teh, abi geus eweuh mah moal ngahesekeun wae. Hampura abi teu bisa mulang tarima ka kolot jeung lanceuk-lanceuk.
Aa Alif, Dede Arlan, hampura mamahnya. Jalana kudu kieu, bakat ku nyaah mamah teh, daripada ditinggalkeun ku mamah, karunya ka ema.
Mamah leuwih rido ka naraka daripada ninggal Aa + dede sangsara. da Aa + dede mah can gaduh dosa. keun we mamah nu nanggung dosana ka naraka, teu rido hirup dibawa susah Wae ku mamah teh.
Hampura mamah teu tiasa nyumponan Sagala kabutuhan Aa + dede, hampura mamah teu tiasa ngabahagiakeun Aa + dede. Hampura aa teu jadi tari-nya. hampura Mamah. Aa + dede mah Insha Alloh ka surga.
Versi Indonesia (terjemahan)
Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, dan aa, maafkan saya.
Maafkan saya melakukan hal ini.
Saya sudah lelah lahir batin, saya sudah tidak kuat menjalani hidup seperti ini.
Saya lelah hidup terus-terusan terlilit utang yang tidak ada habisnya, malah semakin hari semakin bertambah.
Padahal, saya tidak tahu utang kepada siapa saja, berapa jumlahnya, atau utang dari mana.
Saya lelah punya suami yang selalu bohong, tidak ada kesadarannya sama sekali.
Saya lelah terus-menerus disakiti hatinya, sudah jelas-jelas dikucilkan orang lain, diomongin, dibenci, padahal tidak merasa berbuat salah.
Punya suami malah terus-terusan berbohong dan berutang. SAYA SANGAT LELAH.
Saya harap, jika saya dan anak-anak sudah meninggal, dia akan sadar.
Jika tidak sadar pun tidak apa-apa, yang penting tidak menyengsarakan anak-anak saya.
Saya malu dan kasihan selalu menyusahkan kakak-kakak dan orang tua.
Jika saya sudah tidak ada, saya tidak akan menyusahkan lagi.
Maafkan saya tidak bisa membalas budi kepada orang tua dan kakak-kakak.
Aa Alif, Dede Arlan, maafkan mamah.
Jalannya harus seperti ini, karena mamah sangat sayang.
Daripada ditinggalkan oleh mamah, kasihan pada nenek.
Mamah lebih rela ke neraka daripada melihat Aa dan dede sengsara.
Sebab, Aa dan dede belum punya dosa.
Biar mamah saja yang menanggung dosanya ke neraka.
Mamah tidak rela hidup terus-terusan susah.
Maafkan mamah tidak bisa memenuhi segala kebutuhan Aa dan dede.
Maafkan mamah tidak bisa membahagiakan Aa dan dede.
Maafkan mamah, Aa tidak jadi menari ya. Maafkan mamah. Aa dan dede, insya Allah kalian akan masuk surga.
Kontak Bantuan
Bunuh diri bisa terjadi disaat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Fakta Baru Ibu & 2 Anak Tewas di Banjaran Bandung, Tetangga Sebut Suami Korban Didatangi Orang Asing
dan Terjemahan Surat Wasiat Ibu yang Meninggal bersama 2 Anaknya di Banjaran Bandung: Lelah Lahir Batin
Baca juga: "Saya Sudah Lelah Hidup Terlilit Utang," Isi Surat Wasiat Ibu Sebelum Tewas Bersama 2 Anaknya
Pencuri Tertangkap Setelah Buron Setahun: Ayam Rp20 Juta Dijual Rp800 Ribu untuk Foya-Foya |
![]() |
---|
"Saya Sudah Lelah Hidup Terlilit Utang," Isi Surat Wasiat Ibu Sebelum Tewas Bersama 2 Anaknya |
![]() |
---|
Mobil Milik Keluarga Tewas Terkubur di Indramayu Ditemukan di Pinggir Jalan 6 Km dari Rumah |
![]() |
---|
Helikopter Jatuh di Kalsel, Tim SAR Jalan Kaki 4 Jam Bawa Jenazah ke Pos Induk |
![]() |
---|
Seorang Kepala Dusun Ditangkap Polisi saat Jual Sabu Keliling |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.