Berita Viral
4 Fakta Warga Semarang Blokir Jalan Perumahan, Ketua RW Sampai Diancam dan Dikejar Parang
Herudiyanto, Ketua RW setempat sudah hampir satu dekade menghadapi situasi itu. Simak 4 fakta warga perumahan di Semarang blokir akses jalan umum.
4 Fakta Warga Semarang Blokir Jalan Perumahan, Ketua RW Sampai Diancam dan Dikejar Parang
TRIBUNJATENG.COM - Puluhan tahun sudah warga RW 1 Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, hidup dengan keresahan yang sama: jalan lingkungan yang seharusnya menjadi akses bersama, berkali-kali ditutup oleh seorang warga bernama Ari Setiawan.
Herudiyanto, Ketua RW setemppat sudah hampir satu dekade menghadapi situasi itu.
Dari sekadar tumpukan batu yang menghalangi jalan, kini penutupnya berubah menjadi tembok galvalum dan kawat wermes yang membuat akses benar-benar tertutup rapat.
“Kali ini penutupan jalan yang betul-betul tertutup. Kalau dulu mobil enggak bisa lewat tapi motor masih bisa, sekarang total. Dicor, dipasang kawat wermes, ditutup galvalum,” tutur Heru dalam Saksi Kata Tribunjateng.com, Jumat, (10/10/2025).
1. Sudah Terjadi Puluhan Tahun
Heru tak lagi ingat kapan kejadian pertama kali.
Yang ia tahu, sejak dirinya menjabat RT sembilan tahun lalu hingga kini menjadi RW selama dua tahun terakhir, masalah itu terus berulang.
“Kejadian ini sudah puluhan tahun. Alasannya selalu sama: beliau menganggap tanah di depan rumahnya itu miliknya sendiri. Jadi kalau enggak senang sama warga, ya ditutup saja jalannya,” ujarnya.
Padahal, jalan Sinar Mas VII RT 12 RW 1 itu bukan jalan buntu. Jalur tersebut menghubungkan Gang 7, Gang 6, dan Gang 5, akses penting bagi warga sekitar.
“Kalau ditutup, warga harus mutar jauh. Padahal itu jalan tembusan bentuknya huruf U. Sekarang semua terpaksa mutar,” lanjutnya.
2. Bau Sampah dan Ancaman Parang
Selain menutup jalan, Ari juga dikenal menumpuk sampah hasil usaha pengelolaan maggot di depan rumahnya.
Sampah sisa makanan itu sering menimbulkan bau menyengat dan mengundang lalat ke rumah warga.
“Air sampahnya sampai ngalir ke jalan."
Suatu hari, Heru pernah mendapat laporan dari tetangga saat Ari memasang keramik di rumahnya.
Padahal hari sudah malam dan tetangga terganggu karena berisik.
Heru kemudian mendatangi Ari dan meminta tukang berhenti.
Saat itu juga aktivitas pemotongan keramik dihentikan, tak lama setelahnya Heru dikejar Ari yang membawa parang.
"Saya pernah tegur baik-baik, tapi malah ditarik kerah baju. Pernah juga dikejar pakai motor sambil bawa parang,” kata Heru mengingat ancaman yang ia terima.
Menurutnya, hampir semua warga di lingkungan itu pernah merasa terganggu.
Keluhan datang dari mana-mana, mulai dari bau, limbah cair, hingga penutupan jalan yang membuat mereka terisolasi.
3. Upaya Mediasi Tak Pernah Berbuah
Sebagai pemangku wilayah, Heru mengaku sudah berulang kali berusaha mencari jalan tengah.
Pihak kelurahan, kecamatan, hingga berbagai dinas seperti Satpol PP, Dinas Kesehatan, dan Disperakim pernah diundang.
Namun, hasilnya selalu buntu.
“Kalau diajak ngomong, jawabnya selalu, ‘kalau enggak suka, lapor polisi saja.’ Jadi ya enggak bisa diajak kompromi,” tutur Heru.
Puncak kegeraman warga terjadi ketika penutupan jalan terbaru dilakukan pada Sabtu siang, 4 Oktober 2025.
Saat warga pulang kerja malam harinya, jalan sudah benar-benar tak bisa dilalui.
Kini warga hanya bisa berharap tindakan tegas dari pemerintah kota.
Beberapa dinas disebut akan menggelar rapat koordinasi untuk menentukan langkah eksekusi.
“Kita sudah berulang kali sabar. Mudah-mudahan kali ini bisa benar-benar ditindak,” kata Heru.
4. Antara Tegas dan Iba
Meski jengkel, Heru mengaku tetap berusaha adil. Ia tahu, di balik perilaku keras kepala Ari, ada kehidupan yang juga sulit.
“Kadang dia enggak bisa makan, minta ke tetangga. Jadi saya juga kasihan. Kita enggak ingin dia enggak bisa hidup karena laporan warga. Tapi ya tolong jangan ganggu warga lain,” ujarnya lirih.
Ia berharap, konflik panjang di lingkungan kecil itu bisa berakhir dengan keadilan bagi semua pihak, warga bisa kembali melintas, dan Ari bisa tetap mencari nafkah tanpa mengganggu sekitar.
“Harapan warga sederhana saja: jadilah warga yang mau bermasyarakat. Kalau mau kumpul, mau komunikasi, pasti bisa ada jalan,” tutur Heru menutup percakapan. (*)
warga blokir jalan
Blokir jalan
tribunjateng.com
Awaliyah P
Perumahan Sinar Waluyo Semarang
Berita Viral Lokal
berita viral
viral lokal
saksikata
multiangle
Nasib Brigadir Yusuf Polisi Brimob Ajudan Bupati Purwakarta Seusai Viral Terpergok di Rumah Janda |
![]() |
---|
Respons Bupati Purwakarta Seusai Brigadir Yusuf Viral di Rumah Janda: Malam Ini Om Zein Pulangkan |
![]() |
---|
10 Fakta Pernikahan Rp 3 Miliar di Pacitan: Mahar Fiktif, Mobil Camry Rental, dan Kakek Tarman Kabur |
![]() |
---|
Sabarnya Bu Bhayangkari Polri Brimob, Pergoki Ajudan Bupati Purwakarta Suami Selingkuh dengan Janda |
![]() |
---|
Viral! Brigadir YYS Ajudan Bupati Purwakarta Digerebek Istri di Rumah Janda I |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.