Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Jateng Hari Ini

Kaki dan Bahu Zainal Terkena Paku dari Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Zaenal Arifin harus menjalani operasi karena sejumlah luka di tubuhnya akibat terkena paku dari ledakan yang terjadi.

Editor: Vito
Istimewa
GARIS POLISI: Polisi mamasang garis pembatas lokasi ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025) siang. (Dok Warta Kota/Youtube KompasTV) 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Mistri tak bisa menutupi kecemasaan di raut wajahnya di tengah keriuhan ruang tunggu Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat, akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta, pada Jumat (7/11).

Pasalnya, anaknya Zaenal Arifin, yang duduk di bangku kelas 11 SMA tersebut, harus menjalani operasi karena turut menjadi korban ledakan yang terjadi di tengah para siswa melaksanakan ibadah salat Jumat.

Mistri mengatakan, anaknya mengalami sejumlah luka. Dokter mengatakan kepadanya, tubuh anaknya terkena ledakan paku.

"Kakinya bolong. Pada kena paku. Ini-nya (menunjukkan bahu-Red) gosong kena ledakan. Rambutnya sampai (terkena ledakan-Red). Matanya perih. Ini-nya (menunjukkan wajah-Red) gosong kena itu (ledakan-Red). Dagunya juga luka. Kata dokter kena paku," katanya.

Menurut dia, kondisi anaknya dalam keadaan sadar. Namun, anaknya hanya bisa bercerita sedikit mengingat luka-luka yang juga terdapat di sekitar dagu dan wajahnya.

"Sedih rasanya, kok bisa kejadiannya begitu. Lagi salat. Enggak bisa dibayangin, sehat-sehat dari rumah jadi kayak begitu," tukasnya lirih. 

Mistri menuturkan, anaknya sempat punya firasat agar keluar dari masjid yang menjadi lokasi ledakan. Namun, anaknya mengindahkan firasat itu.

"Kata anak saya sudah punya firasat. Mau keluar dari musala itu, tapi enggak jadi. Tahu-tahu kena ledakan pertama, dia pingsan, tapi habis pingsan lari ke lapangan. Terus ledakan kedua, ketiga, sudah enggak tahu," bebernya.

Ia pun terkejut ketika mendengar kabar anaknya turut menjadi korban ledakan. Mistri mengaku mendapat kabar dari petugas sekolah anaknya menjadi korban ledakan sound system. Namun, ia meragukan sound system bisa meledak. 

Setelah mendapat kabar, ia dan suaminya segera ke rumah sakit. Mistri berharap tidak ada lagi kejadian seperti itu. "Ada pihak yang bertanggungjawab-lah, ada anak yang terluka seperti itu. Kecewa pasti ada," ujarnya.

Adapun, orangtua siswa saksi mata ledakan di SMAN 72 Jakarta, Indri menyebut, anaknya yang duduk di bangku kelas 10, Rifky, menyaksikan detik-detik ledakan terjadi di musala sekolah.

Indri mengungkapkan, berdasarkan cerita anaknya, kejadian terjadi sebelum salat Jumat dimulai.

Saat itu, anaknya yang berada di dalam  juga tidak melihat hal-hal atau sosok yang mencurigakan.

Kegiatan itu, menurut anaknya, berjalan seperti biasanya. Namun, tiba-tiba anaknya mendengar ledakan dan melihat asap. Setelahnya, anaknya melihat teman-temannya sudah berlumuran darah dan terluka.

"Belum salat Jumat. Habis itu langsung bunyi ledakan, ada tiga ledakan. Kanan-kiri itu sudah berdarah-darah temannya," tutur Indri, di ruang tunggu IGD RSI Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Jumat (7/11) sore.

"Dia sendiri alhamdulillah, anak saya sendiri sempat mengira berdarah, tapi pas lihat kaca kok enggak. Akhirnya anak saya cuma mengangkat teman satu karena kena paku. Jadinya langsung dilariin ke luar, ke ambulans. Habis itu anak saya juga dibawa ke sini," sambungnya.

Indri menyatakan, saat itu yang terpikir di benak anaknya hanya keluar sesegera mungkin. Dengan kondisi mata anaknya yang minus, anaknya bahkan tak sempat menemukan kacamatanya yang jatuh setelah berusaha meraba sekitar.

"Enggak ingat kacamatanya dia hilang. Dia juga minus, dia raba-raba juga enggak ketemu. Yang penting saya keluar, saya keluar," jelas Indri, menirukan cerita anaknya.

Indri mengaku mendengar kabar tersebut pertama kali dari grup Whats App orangtua siswa. Kabar tersebut didengarnya sekitar pukul 12.00 siang. Ia pun menemui anaknya di IGD rumah sakit. Indri bersyukur anaknya tidak terluka dalam kejadian tersebut. 

Sampai saat ini, dia menyebut, belum ada informasi lebih lanjut dari pihak sekolah. "Tas, sepatu, laptop, anak-anak juga masih di sekolah," tukasnya. (Tribunnews/Gita Irawan)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved