Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

10 Fakta Dosen Untag Semarang Tewas di Hotel: Tanpa Busana di Kamar Mandi, AKBP B Tak Hadiri Autopsi

Dosen Untag Semarang ditemukan tewas tanpa busana di hotel. Keluarga soroti kejanggalan, AKBP B sebagai penemu jenazah tak hadir saat autopsi.

|
Editor: Awaliyah P
KOLASE TRIBUN JATENG
DOSEN UNTAG TEWAS - Kolase foto etugas polisi mengamankan lokasi ditemukannya dosen Untag Semarang yang tewas di kamar hotel. Keluarga meminta penyelidikan dilakukan transparan karena banyak kejanggalan terungkap. 

10 Fakta Dosen Untag Semarang Tewas di Hotel: Tanpa Busana di Kamar Mandi, AKBP B Tak Hadiri Autopsi

Ringkasan Berita:
  • Dosen Untag ditemukan tewas tanpa busana di kamar mandi hotel Gajahmungkur.
  • Jenazah pertama kali ditemukan AKBP B yang ternyata tercatat satu KK dengan korban.
  • Keluarga dan alumni menyoroti kejanggalan karena saksi kunci tidak hadir saat autopsi.

 

TRIBUNJATENG.COM - Berikut ini 10 fakta dosen Untag Semarang ditemukan meninggal dunia di hotel.

Meninggalnya seorang dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang berinisial DLL (35) di sebuah kamar hotel/kostel kawasan Gajahmungkur, Senin (17/11/2025), masih menjadi perbincangan hangat.

Korban ditemukan dalam kondisi tidak wajar oleh seorang polisi berpangkat AKBP berinisial B.

Baca juga: Otopsi Dosen Untag Semarang yang Ditemukan Meninggal di Hotel Selesai, Apa Penyebab Kematian?

Baca juga: Dosen Muda Untag Meninggal Dunia di Hotel Gajahmungkur, Polisi Berpangkat AKBP Jadi Saksi Utama

Respons Suporter Usai 100 Persen Saham Yoyok Sukawi di PSIS Semarang Dilepas ke Nia Maurisal

Iptu Suherdi Ditarik Paksa Warga saat Markas Polseknya Dikepung, Bendera merah Putih Diturunkan

Dianggap Tak Loyal ke Persela Lamongan, Fariz Suami Datu Bos PSIS Semarang Curhat Soal Kebanggaan

Sosok AKBP B kemudian diketahui berada dalam satu Kartu Keluarga (KK) dengan korban.

Keluarga hingga kini masih mempertanyakan berbagai kejanggalan dalam kasus ini.

Berikut 10 fakta lengkap terkait kasus kematian dosen muda tersebut.

1. Korban dan AKBP B Ternyata Satu Kartu Keluarga

Keluarga terkejut mengetahui bahwa korban tercatat satu KK dengan AKBP B, saksi pertama penemu jenazah.

Fakta ini baru terungkap setelah kematian korban.

"Iya korban satu KK dengan saksi pertama (AKBP B), katanya sebagai saudara," ujar Tiwi, kerabat korban.

Ia mengaku mulai curiga ketika mendapati alamat korban dan AKBP B tercantum sama.

Tiwi menduga pencantuman korban ke KK polisi tersebut dilakukan agar proses perpindahan KTP ke Semarang menjadi lebih mudah.

 
2. AKBP B Tidak Hadir Saat Autopsi

Keluarga mempertanyakan absennya AKBP B saat autopsi dilakukan di rumah sakit.

"Kalau namanya saudara harusnya hadir karena sebagai saudara harusnya hadir, tapi sampai sore dia (polisi) itu tidak datang," ujar Tiwi. 

 
3. Informasi Kematian Terlambat Disampaikan ke Keluarga

Korban ditemukan pukul 05.30 WIB.

Namun keluarga baru diberi tahu pada sore hari.

Keterlambatan ini membuat keluarga semakin curiga terhadap kronologi kejadian.

 
4. Kondisi Jenazah Sangat Janggal

Korban ditemukan dalam keadaan telanjang, tergeletak telentang di lantai kamar mandi tanpa alas.

Foto yang diterima keluarga menunjukkan wajah korban tampak berbeda dari kondisi semasa hidup.

"Informasinya keluar darah dari hidung dan mulut korban. Kemudian sekilas dari foto korban yang kami terima,  ada bercak darah keluar dari bagian intim korban. Nah ini yang masih membuat keluarga korban masih merasa janggal atas kematian ini," terang Tiwi

Kondisi ini membuat keluarga yakin ada sesuatu yang tidak wajar.

 
5. Keluarga Masih Menunggu Langkah Hukum

Meski sejumlah anggota keluarga ingin menempuh jalur hukum, mereka masih menunggu keputusan keluarga besar.

"Sebenarnya keluarga sudah menggebu-gebu, tapi silakan nanti keluarga terutama kakak kandung korban," kata Tiwi.

 
6. Korban Dikenal Pendiam dan Tidak Memiliki Riwayat Penyakit

Tiwi menyebut korban sebagai sosok pendiam.

Selama empat tahun tinggal di Semarang, korban tidak memiliki riwayat penyakit tertentu.

"Korban dari dulu kelihatan sehat tidak ada tanda-tanda sakit," ungkapnya.

Korban merantau ke Semarang setelah kedua orang tuanya meninggal dan mulai menjadi dosen tetap Untag sekitar 2021 atau 2022.

"Korban masih sendiri (lajang), ia kuliah hingga jadi dosen tetap di Untag belum lama sekitar 2021 atau 2022," ujarnya.

 

 
7. Korban Tidak Tinggal di Hotel Tempat Ia Meninggal

Korban sebenarnya memiliki kamar kos sendiri dekat lokasi hotel.

Namun belakangan korban disebut sering keluar-masuk hotel tersebut hingga akhirnya ditemukan meninggal di kamar nomor 210.

"Ya kabarnya korban sering keluar masuk kostel itu akhir-akhir ini," papar Tiwi.

 
8. Alumni Untag Menilai Ada Kejanggalan Kuat

Komunitas Muda Mudi Alumni Untag menilai kematian korban tidak wajar karena korban ditemukan bersama oknum polisi yang menjadi saksi kunci.

"Kami melihat kejadian ini janggal karena ada oknum polisi bagian Dalmas… justru menemukan korban pertama kali," kata Ketua Umum Komunitas, Jansen Henry Kurniawan.

Ia juga menyebut korban pernah menceritakan sosok polisi tersebut, meski tidak jelas bagaimana kedekatan di antara keduanya.

Alumni menuntut kasus ini diusut secara transparan tanpa melindungi oknum mana pun.

 
9. Polisi Sebut Dugaan Awal Korban Meninggal karena Sakit

Kapolsek Gajahmungkur AKP Nasoir menjelaskan dugaan awal adalah korban meninggal karena sakit.

Ia menyebut korban sempat berobat dua hari berturut-turut ke RS Tlogorejo dengan tensi 190 mmHg dan gula darah 600 mg/dL.

"Tim Inafis tidak menemukan tanda-tanda kekerasan," ujarnya.

Namun ketika ditanya soal hubungan korban dengan AKBP B, ia menjawab, "Bisa langsung tanya ke propam."

Kasatreskrim AKBP Andika Dharma Sena menambahkan pihaknya sedang memeriksa CCTV hotel dan mengambil keterangan dari AKBP B.

Autopsi dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kematian.

 
10. Polda Jateng Memantau Proses Penyelidikan

Polda Jateng membenarkan AKBP B adalah anggota aktif dan menjadi saksi kunci kasus ini.

"Polda Jateng akan monitoring proses penyelidikan," ujar Kabid Humas Kombes Pol Artanto.

Ia menegaskan, jika ditemukan pelanggaran oleh AKBP B, maka akan ditindak sesuai aturan yang berlaku.

"Nanti kami akan menindak sesuai aturan," pungkasnya. 

Dirreskrimum Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Dwi Subagio, menyampaikan bahwa hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil resmi dari otopsi tersebut. 

"Sudah selesai otopsi. Belum dapat hasil tertulis," kata Dwi saat dikonfirmasi, Rabu (19/11/2025).

Selain menunggu hasil otopsi, penyidik juga melakukan pendalaman lebih lanjut terkait penyebab kematian korban.

"Masih pendalaman," ungkapnya.

Dwi menegaskan, sejumlah pihak yang berada di lokasi kejadian telah dimintai keterangan, termasuk seorang anggota polisi berpangkat AKBP yang diketahui berada di kamar yang sama dengan korban.

"Pendalaman terhadap beberapa pihak yang di lokasi. Enggeh (termasuk pria anggota polisi yang berada satu kamar dengan korban)," lanjutnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved