Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Demo di Polda Jateng

Daftar Temuan Baru Kasus Tewasnya Iko Juliant Saat Demo di Polda, Lebam di Mata, Perut, Bibir

Ketua Pusat Bantuan Hukum (PBH) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
CAPT FOTO / IWAN ARIFIANTO
TEMUAN BARU - Ketua PBH IKA Fakultas Hukum Unnes Ady Putra Cesario menyebut, ada beberapa temuan baru terkait kematian Iko Juliant Junior. Hal ini disampaikan Cesario di Ngaliyan, Kota Semarang, Rabu (10/9/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ketua Pusat Bantuan Hukum (PBH) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) Ady Putra Cesario menyebut, ada beberapa temuan baru terkait kematian Iko Juliant Junior (19) mahasiswa semester 3 FH Unnes yang meninggal dunia dengan sejumlah kejanggalan.

Temuan Baru Tim hukum tersebut yakni adanya luka lebam pada bagian bibir dan perut sisi kiri.

Keluarga juga tidak menemukan luka lecet sama sekali di tubuh Iko yang jamak dialami oleh korban kecelakaan lalu lintas.

Baca juga: Alissa Wahid Temui Ibunda Iko Juliant di Semarang: Ada Indikasi Bukan Karena Kecelakaan

Baca juga: Polda Jateng Bergeming Sebut Iko Juliant Junior Tewas Kecelakaan, Enggan Selidiki Dugaan Lain

Padahal, polisi menyebut Iko alami kecelakaan berat hingga motorny berupa Supra GTR bagian depan rusak parah pada Minggu (31/9/2025) lalu.

"Iya keluarga menemukan ada luka lebam di bibir, bagian kiri sini (menunjukkan perut), gigi depan lepas tiga, lebam di mata, bibir pecah terus mengeluarkan darah," ungkap Cesario kepada Tribun di Ngaliyan, Kota Semarang, Rabu (10/9/2025).

Kondisi itu ditemukan keluarga Iko selepas mendapatkan informasi bahwa Iko alami kecelakaan lalu lintas kemudian dibawa ke RS Kariadi Semarang.

Ketika melihat Iko di ruangan IGD rumah sakit, keluarga langsung memeriksa sekujur tubuh Iko hingga menemukan fakta-fakta tersebut.

Keluarga juga melihat luka lebam berbentuk lingkaran di bibir masih berupa lingkaran merah yang artinya belum lama terjadi.

"Luka lebam itu kata dari dokter di Kariadi disebabkan oleh benda tumpul. Namun, benda tumpul seperti apa masih kami dalami," paparnya.

Melihat fakta itu, keluarga Iko sempat meminta dokter melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tubuh Iko melalui tindakan medis CT Scan (Computerized Tomography) dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Dua tindakan medis tersebut untuk merekam kondisi tubuh Iko secara menyeluruh.

Almarhum Iko sebelum meninggal juga mendapatkan tindakan medis berupa operasi besar yang mana almarhum dibuka perutnya dari dari dada sampai bawah. "Limpa almarhum pecah sehingga diambil tindakan pengangkatan limpa agar tidak terjadi pendarahan," ungkap Cesario.

Keluarga korban melakukan pula pemeriksaan fisik pada tubuh almarhum. Namun, tidak ditemukan sedikitpun luka lecet seperti korban kecelakaan pada umumnya. Terlebih, kecelakaan dengan benturan motor berkecepatan tinggi.

"Kondisi  ini memperkuat dugaan penyebab lain dari kematian Iko.  Maka dari itu, kami berusaha mengurainya," kata Cesario.

Dari sejumlah temuan itu, Ia mendesak kepada RS Kariadi Semarang untuk ikut membantu dalam mengungkap fakta atas kejadian kematian yang dialami oleh Iko.

Langkah itu bisa diambil dengan menyampaikan fakta yang sebenarnya terkait kondisi medis yang dialami Iko sebelum meninggal dunia.

"Kami berharap RS Kariadi dapat bekerja secara profesional, transparan dan akuntabel berdasarkan sumpah profesinya," katanya.

Begitupun dengan kepolisian, Cesario mendesak polisi membuka rekaman CCTV soal kecelakaan tersebut ke publik secara transparan dari sebelum kejadian kecelakaan hingga diantar ke rumah sakit.

"Agar terungkap Alasan-alasan kematian itu apakah kecelakaan atau dugaan tindakan represif dari aparat," katanya.

Fakta lain di luar kondisi medis korban Iko juga diungkap kuasa hukum yakni mengenai situasi sebelum peristiwa kecelakaan.

Menurut Cesario, keterangan saksi terdapat sejumlah aparat kepolisian baik berseragam  maupun yang berseragam  preman dengan membawa alat pemukul tampak berseliweran di Jalan Pahlawan, Jalan Veteran dan Jalan Sriwijaya.

Mereka diduga melakukan sweeping di sejumlah jalan tersebut yang mana juga menjadi lokasi Iko alami kecelakaan.

"Maka kami tegaskan kembali, polisi perlu membuka rekaman CCTV sebelum kejadian, saat kejadian kecelakaan, hingga korban dilarikan ke rumah sakit," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengaku, telah menangani kasus kecelakaan Iko sudah prosedural dengan melibatkan berbagai pihak seperti Satlantas, Labfor dan Bidpropam.
"Jadi sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur)," tuturnya pada Rabu (10/9/2025) malam.

Ketika disinggung penyebab lain kematian Iko, Artanto menegaskan kembali langkah yang dilakukan pihaknya sudah sesuai prosedur.

"Itu murni kecelakaan," katanya. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved