Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

10 Fakta Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Perkenalkan Diri Dwi Nama Palsu

Kasus kaburnya Anggun Tyas, sopir Bank Jateng Cabang Wonogiri, dengan membawa uang Rp 10 miliar...Di hadapan warga, Anggun tidak memakai nama aslinya.

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
BAWA KABUR - Anggun Tyasbodhi (baju biru kanan) tersangka utama kasus bawa kabur uang miliaran rupiah sempat beli rumah di pinggiran Gunungkidul. Motif pembelian rumah itu terkuak di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Selasa (9/9/2025). 


10 Fakta Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Perkenalkan Diri Dwi Nama Palsu


TRIBUNJATENG.COM – Kasus kaburnya Anggun Tyas, sopir Bank Jateng Cabang Wonogiri, dengan membawa uang Rp 10 Miliar menjadi sorotan publik. 

Sopir yang sudah 7 tahun bekerja ini ternyata memiliki rencana besar setelah membawa kabur uang tersebut.

Ia sempat membeli rumah, menggelar kenduri, hingga mengaku memiliki ratusan mobil untuk membuka usaha rental.


Berikut 10 fakta lengkapnya:

 


1. Sudah 7 tahun bekerja sebagai sopir Bank Jateng

Anggun Tyas bukan karyawan baru di Bank Jateng. Ia tercatat sudah 7 tahun bekerja sebagai sopir di Bank Jateng Cabang Wonogiri. Selama itu pula, ia dipercaya untuk mengantar pegawai bank dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam urusan penting seperti pengambilan uang tunai dalam jumlah besar. Kepercayaan yang diberikan justru berakhir dengan pengkhianatan ketika ia melarikan uang miliaran rupiah milik bank. Fakta ini membuat publik terkejut karena biasanya sopir yang sudah lama bekerja dinilai memiliki loyalitas, tetapi kasus Anggun membuktikan sebaliknya.

 

2. Aksi dilakukan saat pengambilan dana Rp 11 miliar

Peristiwa ini bermula pada Senin (1/9/2025), ketika Anggun mendapat tugas mengantar seorang teller Bank Jateng dan seorang anggota polisi untuk mengambil dana likuiditas. Uang yang harus diambil mencapai Rp 11 miliar. Dari jumlah itu, Rp 6 miliar diambil dari Bank Indonesia Cabang Surakarta, sedangkan Rp 5 miliar sisanya diambil dari Bank Jateng Cabang Surakarta. Uang tersebut nantinya akan disebarkan ke berbagai ATM Bank Jateng di wilayah Wonogiri dan sekitarnya. Dengan posisi sebagai sopir, Anggun memegang kendali penuh atas kendaraan yang digunakan, sebuah Toyota Avanza hitam milik Bank Jateng.

 

 

3. Kabur memanfaatkan kelengahan rekan setugas

Aksi kaburnya Anggun terjadi ketika momen lengah tercipta. Saat itu, teller yang bersamanya masih berada di dalam bank untuk mengurus pencairan sisa uang Rp 1 miliar, sementara polisi yang ikut serta sedang ke toilet. Dengan kondisi itu, Anggun sendirian berada di dalam mobil yang terparkir di halaman Bank Jateng Cabang Surakarta. Kesempatan itu langsung ia manfaatkan untuk menyalakan mesin dan tancap gas membawa kabur uang Rp 10 miliar.

“Pelapor (polisi) juga ikut menunggu di dalam bank. Merasa ada kesempatan, pelaku kabur membawa uang Rp10 miliar,” papar AKBP Sigit. Pernyataan polisi ini menegaskan bagaimana Anggun beraksi cepat dalam memanfaatkan celah kecil untuk melakukan tindak kejahatannya.

 

 

4. Berencana buka usaha rental mobil setelah kabur

Usai kabur membawa uang, Anggun rupanya tidak sembunyi begitu saja. Ia justru menunjukkan kepada warga bahwa dirinya seolah-olah seorang pengusaha sukses. Menurut keterangan warga, Anggun berencana membuka usaha rental mobil di daerah Giriwungu, Panggang, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Siswanto, salah satu warga yang mengenalnya, mengatakan bahwa Anggun menyampaikan langsung rencana itu. Hal tersebut semakin menguatkan dugaan bahwa uang hasil kejahatan memang dipakai untuk menutupi kedok bisnis.

 

 

5. Mengaku sudah punya 300 mobil untuk disewakan

Yang mengejutkan warga adalah pengakuan Anggun bahwa dirinya memiliki ratusan mobil. Kepada warga, ia bahkan menyebut jumlahnya mencapai 300 unit. Pengakuan itu membuat banyak orang percaya bahwa Anggun benar-benar seorang pebisnis besar di bidang rental kendaraan.

“Katanya punya 300 mobil, nanti akan dibangun garasi semaksimal mungkin parkirnya di sini,” ujar Sarwanto, dikutip dari Kompas.com. Ucapan ini membuktikan bagaimana Anggun berusaha meyakinkan lingkungan barunya bahwa dirinya adalah orang kaya yang memiliki bisnis mapan.

 

 

6. Membeli rumah Rp 140 juta, baru dibayar Rp 70 juta

Untuk memperkuat kedoknya, Anggun membeli rumah milik adik Siswanto dengan harga Rp 140 juta. Namun, uang yang ia bayarkan baru separuhnya, yaitu Rp 70 juta. Meski belum lunas, rumah tersebut langsung ia tempati. Lokasi rumah berada di tepi jalan kampung, sehingga strategis bila dijadikan tempat usaha rental. Fakta bahwa ia hanya membayar setengah harga rumah menunjukkan bahwa Anggun sebenarnya tidak memiliki cukup dana pribadi, sehingga besar kemungkinan ia mengandalkan uang hasil kejahatan.

 

 

7. Rencana bangun garasi besar di atas perbukitan

Tidak berhenti sampai membeli rumah, Anggun bahkan berencana membangun garasi raksasa di area perbukitan di atas rumah yang baru ia tempati. Garasi itu rencananya digunakan untuk menampung ratusan mobil miliknya. Karena lokasi perbukitan, ia disebut-sebut perlu menggunakan alat berat untuk meratakan tanah sebelum membangun garasi. Rencana ambisius ini semakin memperkuat kesan bahwa Anggun sedang membangun citra sebagai pengusaha sukses.

 

 

8. Gelar kenduri syukuran usai membeli rumah

Anggun juga berusaha meyakinkan warga sekitar dengan cara menggelar kenduri atau syukuran. Acara itu digelar setelah ia membeli rumah dan dihadiri oleh delapan warga sekitar. Kenduri ini dimaksudkan sebagai tanda syukur sekaligus memperkenalkan dirinya kepada masyarakat setempat. Fakta ini menunjukkan betapa Anggun benar-benar ingin terlihat sebagai warga baru yang baik dan diterima dengan baik oleh lingkungan.

 

 

9. Perkenalkan diri dengan nama palsu, Dwi

Di hadapan warga, Anggun tidak memakai nama aslinya. Ia justru memperkenalkan diri dengan identitas palsu. Ia menyebut namanya adalah Dwi, berasal dari Pandak, Bantul, DIY. Kebohongan ini semakin mempertebal kedoknya agar warga tidak curiga dengan latar belakangnya. Bahkan, menurut pengakuan warga, Anggun sempat berdialog soal keamanan lingkungan.

“Bapak saya sampai ditanya soal keamanan, lalu dijawab kalau pencuri masuk sini pasti tidak bisa keluar,” kata Sarwanto. Kutipan ini memperlihatkan bahwa Anggun berusaha membaur, bahkan menanyakan hal-hal detail tentang situasi kampung barunya.

 

 

10. Akhirnya ditangkap di rumah barunya

Meski sudah menyusun rencana matang untuk hidup tenang di kampung dan membangun bisnis rental, nasib berkata lain. Polisi akhirnya berhasil menangkap Anggun pada Senin (8/9/2025), tepat sepekan setelah ia kabur membawa uang Rp 10 miliar. Penangkapan dilakukan di rumah barunya yang belum lama ia beli di Giriwungu, Panggang, Gunungkidul. Rencana Anggun untuk menjadi pengusaha dengan kedok ratusan mobil pun buyar setelah ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.


(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved