Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Universitas Harkat Negeri

Rektor Universitas Harkat Negeri Sudirman Said: Guru Bukan Beban, Tapi Aset Bangsa

Sudirman Said menegaskan bahwa guru dan dosen adalah aset bangsa yang harus dimuliakan, bukan dianggap beban negara.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
GURU DAN DOSEN: Rektor Universitas Harkat Negeri, Sudirman Said. Ia menegaskan bahwa guru dan dosen adalah aset bangsa yang harus dimuliakan, bukan dianggap beban negara. (Dok Universitas Harkat Negeri) 

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Rektor Universitas Harkat Negeri, Sudirman Said, menegaskan bahwa guru dan dosen adalah aset bangsa yang harus dimuliakan, bukan dianggap beban negara.

Pernyataan ini ia sampaikan menanggapi gagasan mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, yang mengusulkan gaji 100.000 guru ditingkatkan secara signifikan hingga mencapai Rp 30 juta–Rp 40 juta per bulan.

“Guru bukan beban, tapi aset bangsa yang harus dimuliakan."

"Karena itu saya mendukung gagasan untuk meningkatkan perbaikan kesejahteraan guru dan dosen secara radikal,” ujar Sudirman Said dalam Public Lecture bersama Gita Wirjawan di Universitas Harkat Negeri, Tegal, Kamis (21/8/2025).

Menurutnya, pemberian upah tinggi tidak hanya akan memuliakan profesi pendidik, tetapi juga menciptakan kompetisi sehat bagi mereka yang ingin menekuni dunia pendidikan.

“Kalau yang berminat banyak, otomatis yang akan terpilih sebagai pendidik adalah putra- putri terbaik bangsa."

"Mutu guru dan pendidikan ke depan dipastikan akan meningkat tajam,” lanjutnya.

Dalam forum tersebut, Gita Wirjawan menegaskan pentingnya menempatkan guru pada posisi terhormat dengan kesejahteraan yang memadai.

Baca juga: Universitas Harkat Negeri Dampingi Petani Kopi Cikedung Pemalang Wujudkan Ekonomi Berdaya

Ia menilai bangsa Indonesia membutuhkan guru yang berfungsi sebagai role model, yang mampu menanamkan ambisi dan imajinasi kepada murid-muridnya.

“Bangsa kita butuh melatih ambisi dan imajinasi, dilatih oleh role model, dalam hal ini guru yang bertugas menyuntikkan ambisi dan imajinasi."

"Kalau guru hanya digaji 500 ribu per bulan sulit untuk menyuntikkan ambisi dan imajinasi pada muridnya."

"Kalau guru digaji dengan cara yang sangat berkenan, mereka akan bisa melejitkan murid,” tegas Gita.

Sudirman menambahkan, keuangan negara sebenarnya mampu membayar gaji guru dan dosen dalam jumlah layak, asalkan kebocoran akibat korupsi bisa diatasi.

Menurutnya, anggaran sering tersedot pada proyek-proyek yang mubazir, padahal APBN cukup jika dikelola dengan bersih.

“Daripada untuk proyek-proyek yang tidak jelas manfaatnya, lebih baik digunakan untuk meningkatkan mutu guru, dosen, pemimpin sekolah, dan kampus-kampus."

"Itu investasi jangka panjang untuk bangsa,” katanya.

Baca juga: Rektor Universitas Harkat Negeri Beri Kuliah Umum Etika Bernegara di UKSW Salatiga

Dengan kesejahteraan guru yang jauh lebih tinggi, baik Gita maupun Sudirman optimistis profesi pendidik akan menjadi pilihan utama bagi talenta terbaik bangsa, bukan sekadar alternatif.

Pendidikan yang kuat, menurut mereka, hanya bisa dibangun dengan menaruh guru di tempat terhormat, sebuah langkah strategis agar Indonesia mampu bersaing ditingkat global. (Laili S/***)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved