Menyulam Hujan di Panggung Dunia: Kisah Tari Wersa Riris Mahasiswa UIN Saizu

Doa yang Tak Pernah Padam

Persembahan tari ini mungkin hanya sekadar penampilan di atas panggung, namun sore itu, air hujan benar-benar menetes di langit kampus UIN Imam Bonjol Padang. Hujan tak berlangsung lama, namun kontingen masih merasakan tetesan air hujan menerpa saat rombongan memasuki bus.

Saat kontingen dalam perjalanan pulang, tetesan hujan berangsur hilang dan digantikan semburat matahari terbenam di ufuk barat yang begitu indah. Tarian doa yang dibawakan oleh Wersa Riris juga telah mengetuk hati banyak orang. 

Bagi Amalia, Anggi, Fidha, Luzi, dan Sinta, tarian ini bukan sekadar ajang unjuk bakat, melainkan persembahan jiwa bagi kampus, bagi Kabupaten Banyumas dan bagi Indonesia.

Pada akhirnya, Wersa Riris adalah ingatan yang tak lekang oleh waktu. Sebuah pesan bahwa di balik setiap gerak tari, ada doa doa nenek moyang yang tak ingin kita lupakan: jagalah alam, junjunglah budaya, dan jangan pernah lupakan Sang Pemberi Hujan.

UIN Saizu Maju, UIN Saizu Unggul!!!