Universitas Harkat Negeri
Sinergi Wujudkan Teaching Factory, Universitas Harkat Negeri Gandeng Krakatau Steel
Universitas Harkat Negeri bahas potensi kerja sama dengan PT Krakatau Baja Konstruksi, subholding dari PT Krakatau Steel.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Universitas Harkat Negeri bahas potensi kerja sama strategis dengan PT Krakatau Baja Konstruksi, subholding dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, dalam rangka pengembangan Teaching Factory sebagai bagian dari implementasi link and match antara perguruan tinggi dan dunia industri.
Kunjungan tim Universitas Harkat Negeri dipimpin oleh Project Management Office (PMO), Bima P. Santosa, pada Jumat, (3/10/2025), bertempat di Gedung Krakatau Steel, Jakarta.
Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam membangun sinergi konkret antara kampus dan industri untuk mencetak lulusan yang adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja.

Bima P. Santosa menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari pihak Krakatau Steel.
Ia menjelaskan bahwa Universitas Harkat Negeri merupakan hasil transformasi dari Politeknik Harapan Bersama dan STMIK YMI Tegal yang kini telah resmi beroperasi sebagai universitas dengan 23 program studi di berbagai jenjang, mulai dari D-3, D-4, S-1 hingga Pendidikan Profesi.
“Kami sangat berterima kasih telah diterima dengan baik oleh Krakatau Steel."
"Saat ini kami sedang membangun pondasi universitas yang kuat dan terkoneksi dengan industri."
"Teaching Factory menjadi faktor pembeda kampus kami dari yang lain, karena kami ingin mahasiswa benar-benar belajar dari real work environment,” ungkap Bima.
Baca juga: Demi Masa Depan, Ratusan Calon Mahasiswa Berjuang Raih Beasiswa Harkat Negeri
Ia juga menambahkan bahwa Universitas Harkat Negeri tengah menjalankan program beasiswa bagi masyarakat kurang mampu, sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah, sebagai wujud kontribusi universitas terhadap pemerataan akses pendidikan tinggi.
Direktur Utama PT Krakatau Baja Konstruksi, Bobby Sumardiat Atmosudirjo, menyambut baik langkah Universitas Harkat Negeri untuk memperkuat hubungan dengan dunia industri.
Ia menekankan bahwa pelaksanaan Teaching Factory harus berbasis pada produksi nyata dan berorientasi pasar agar memberikan pengalaman industri yang otentik bagi mahasiswa.
“Industri dan universitas harus saling membantu dalam Teaching Factory."
"Produk yang dibuat harus bersifat mass production dan memiliki nilai komoditas."
"Jangan membuat sesuatu yang sudah banyak di pasaran, harus realistis dan berorientasi kebutuhan industri,” jelas Bobby.
Bobby juga menegaskan bahwa banyak peluang kolaborasi yang bisa dijalankan, mulai dari berbagi tenaga ahli laboratorium, proyek akademisi, program magang, edukasi industri, hingga kegiatan CSR.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.