Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Undip

Konservasi Berbasis Teknologi: Mahasiswa UNDIP Kembangkan Vivarium Kunang-Kunang di Jladri Kebumen

Mahasiswa Undip menggelar Program Kreativitas Mahasiswa dengan tema “Restorasi Populasi Lampyridae melalui Inovasi Vivarium".

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
PENGABDIAN MASYARAKAT: Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) dengan tema “Restorasi Populasi Lampyridae melalui Inovasi Vivarium di Desa Jladri, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Program ini berangkat dari permasalahan nyata di lapangan, yaitu menurunnya populasi kunang-kunang (Lampyridae) di Desa Jladri akibat degradasi habitat, penggunaan pestisida, dan polusi cahaya yang mengganggu perilaku kawin serangga bioluminesen tersebut. (Dok) 

TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Tim mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Lampy Project telah menyelesaikan rangkaian kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) dengan tema “Restorasi Populasi Lampyridae melalui Inovasi Vivarium di Desa Jladri, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.”

Program ini dipimpin oleh Danendra Farrel Athallah (Ketua Tim) dengan anggota Ahmad Muzaki Khoiruman, Bima Surya Darmawan, Arjuna Muhammad Pratama, dan Dika Setyaningsih, serta dibimbing oleh Dr. Karyadi Baskoro, S.Si., M.Si. dan Ni Kadek Dita Cahyani, S.Si, M.Si, Ph.D. dari Departemen Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.

Mitra kegiatan adalah Karang Taruna Lepen Mas Desa Jladri, yang menjadi rekan kolaborasi utama dalam implementasi dan pelatihan konservasi kunang-kunang.

Program ini berangkat dari permasalahan nyata di lapangan, yaitu menurunnya populasi kunang-kunang (Lampyridae) di Desa Jladri akibat degradasi habitat, penggunaan pestisida, dan polusi cahaya yang mengganggu perilaku kawin serangga bioluminesen tersebut.

Padahal, kunang-kunang berperan penting sebagai pengendali alami hama pertanian, indikator kualitas lingkungan, serta memiliki potensi tinggi sebagai objek eduwisata malam hari berbasis konservasi ekologi.

Sayangnya, upaya konservasi yang dilakukan mitra masih menghadapi kendala seperti kurangnya pemahaman teknik budidaya, metode yang belum sistematis, serta tingginya tingkat kematian larva pada uji coba sebelumnya.

Untuk menjawab hal tersebut, tim Lampy Project mengembangkan pendekatan inovasi vivarium kunang-kunang, yakni sistem ekosistem buatan terkendali yang mampu mendukung proses reproduksi dan siklus hidup kunang-kunang secara terukur dan berkelanjutan.

Kegiatan dimulai pada 7 Juli 2025 dengan tahap koordinasi dan sosialisasi program bersama perangkat desa, ketua RT/RW, dan anggota Karang Taruna di Kantor Desa Jladri.

Baca juga: Lukisan Ratu Kalinyamat Karya Arie Jatmiko Pukau Pengunjung Pameran di Undip

Pada tahap ini tim memperkenalkan tujuan program, mekanisme pelaksanaan, serta manfaat ekologis dan sosial dari konservasi Lampyridae.

Setelah itu, pada 10–12 Juli 2025, dilakukan survei lapangan dan pengambilan sampel ekologi untuk mengidentifikasi habitat potensial, vegetasi inang, serta parameter lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya.

Data survei digunakan untuk menentukan lokasi ideal pembangunan vivarium percobaan.

Tahap desain dan pembuatan vivarium berlangsung pada 15–25 Juli 2025 di Posko Karang Taruna Lepen Mas.

Struktur vivarium dibuat dari kaca berbentuk balok menyerupai akuarium.

Bagian dasar diisi dengan substrat tanah lembap, dedaunan kering, dan lumut alami, disertai genangan air kecil yang berfungsi sebagai area aktivitas larva dan tempat berkembangnya mangsa alami.

Vivarium juga dilengkapi sistem pengatur kelembapan manual dan pencahayaan alami yang disesuaikan dengan ritme siang-malam untuk meniru kondisi alami habitat kunang-kunang.

Setelah vivarium siap digunakan, tim melaksanakan pemijahan indukan kunang-kunang pada 26 Juli–3 Agustus 2025.

Indukan jantan dan betina dikoleksi dari area vegetasi basah di sekitar Desa Jladri dan ditempatkan di ruang pemijahan berintensitas cahaya rendah (≤5 lux) untuk menstimulasi aktivitas reproduksi.

Betina bertelur di substrat lembap dan dedaunan di dalam vivarium.

Setiap telur yang dihasilkan dicatat dan dipantau harian menggunakan lembar kerja digital (Google Spreadsheet) yang dikembangkan khusus untuk dokumentasi ilmiah Lampy Project.

Pada 4–8 Agustus 2025, tim melakukan monitoring penetasan telur dan mencatat rasio keberhasilan menetas dari setiap kelompok telur.

Tahap berikutnya, yakni monitoring larva pada 9–30 Agustus 2025, menjadi fokus utama kegiatan.

Larva yang menetas diberi pakan alami berupa cacing tanah muda (Lumbricus terrestris) dan siput kecil (Achatina sp.) yang merupakan mangsa utama kunang-kunang di alam.

Pemberian pakan dilakukan secara rutin setiap dua hari untuk menjaga keseimbangan energi dan pertumbuhan larva.

Selama fase ini, suhu vivarium dijaga antara 24–27°C dan kelembapan 80–90 persen, sementara pencahayaan direduksi untuk mendukung perilaku nokturnal larva.

Tim juga mencatat durasi setiap fase perkembangan (larva awal, larva akhir, hingga pra-pupa) serta angka mortalitas harian sebagai data dasar analisis reproduksi.

Sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat, pada 31 Agustus 2025, tim Lampy Project mengadakan pelatihan teknis budidaya kunang-kunang untuk anggota Karang Taruna Lepen Mas.

Pelatihan ini diawali dengan pengenalan siklus hidup Lampyridae, diikuti praktik langsung penyiapan substrat vivarium, penanganan telur, pemberian pakan alami, dan pemeliharaan kelembapan lingkungan.

Salah satu sesi utama yang menarik perhatian peserta adalah demonstrasi cara membedakan indukan jantan dan betina berdasarkan segmen abdomen dan pola cahaya bioluminesensi, yang merupakan kunci dalam keberhasilan pemijahan.

Peserta juga dilatih melakukan pencatatan data dan observasi perilaku larva menggunakan format logbook harian yang disediakan.

Setelah sesi praktik, tim menyerahkan buku pedoman budidaya dan konservasi kunang-kunang yang memuat panduan teknis secara terstruktur agar mitra dapat melanjutkan kegiatan ini secara mandiri.

Pada 19 September 2025, dilaksanakan kegiatan testimoni dan evaluasi bersama mitra yang dihadiri oleh seluruh perwakilan Karang Taruna dan perangkat desa.

Mitra menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini yang dianggap membawa perubahan positif bagi Desa Jladri.

Gita Kurniawan, koordinator lapangan Karang Taruna Lepen Mas, menyampaikan bahwa program ini membuka wawasan mereka tentang teknik budidaya dan siklus hidup kunang-kunang.

Baca juga: Undip Tegaskan Komitmen Pemerataan Dokter Spesialis hingga ke Daerah 3T

Sementara itu, Dariman selaku koordinator budidaya menambahkan bahwa pelatihan teknis dari tim UNDIP sangat membantu dalam memahami langkah-langkah ilmiah agar budidaya bisa berhasil di tingkat lokal.

Kegiatan diakhiri dengan dokumentasi dan penyerahan laporan kemajuan program pada 20 September 2025.

Lampy Project merencanakan keberlanjutan kegiatan hingga tahun 2026, dengan fokus pada analisis perkembangan larva hingga tahap dewasa (Januari–Maret 2026) serta pengembangan konsep eduwisata konservasi kunang-kunang (April–Mei 2026) di Desa Jladri.

Harapannya, hasil kegiatan ini dapat menjadi model konservasi partisipatif yang tidak hanya menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam pernyataannya, Danendra Farrel Athallah selaku ketua tim menyampaikan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari hasil biologis, tetapi juga dari tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya konservasi spesies lokal.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal menuju program konservasi yang berkelanjutan dan dapat menginspirasi desa lain untuk mengembangkan konsep eduwisata berbasis bioluminesensi,” ujarnya.

Tim Lampy Project juga mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Diktiristek atas pendanaan PKM-PM tahun 2025 dan kepada Universitas Diponegoro atas dukungan serta pendampingan penuh selama pelaksanaan kegiatan. (Laili S/***)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved