Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

UIN Saizu Dorong Semangat Entrepreneurial Mahasiswa melalui Seminar Pembekalan Kompetisi 2025

Seminar Pembekalan Lomba Kompetisi Inkubator Kewirausahaan Mahasiswa 2025 yang digelar UPT Pengembangan Karir UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Penulis: Adi Tri | Editor: abduh imanulhaq
IST
Seminar Pembekalan Lomba Kompetisi Inkubator Kewirausahaan Mahasiswa 2025 yang digelar UPT Pengembangan Karir UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto bekerja sama dengan Kementerian Perempuan dan Sumber Daya Mahasiswa DEMA UIN Saizu. 

TRIBUNJATENG.COM - Di tengah derasnya arus perubahan ekonomi global, kampus kini bukan hanya ruang akademik, tetapi juga inkubator ide, karakter, dan inovasi bisnis. 

Semangat inilah yang diusung dalam Seminar Pembekalan Lomba Kompetisi Inkubator Kewirausahaan Mahasiswa 2025 yang digelar UPT Pengembangan Karir UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto bekerja sama dengan Kementerian Perempuan dan Sumber Daya Mahasiswa DEMA UIN Saizu.

Dengan tema inspiratif “Your First Step Matters: Merancang Perjalanan Karir, Berani Memulai Bisnis, dan Menumbuhkan Semangat Entrepreneurial”, acara ini tak sekadar membekali peserta menghadapi lomba, tetapi juga menanamkan visi besar: membangun generasi muda yang berani berinovasi dengan nilai etika dan keberlanjutan.

Kepala UPT Karir UIN Saizu, Aris Nurohman menegaskan kampus kini berperan ganda: sebagai pusat ilmu dan laboratorium sosial-ekonomi. Mahasiswa, kata dia, harus melampaui peran sebagai pencari kerja dan menjadi pencipta peluang kerja.

“Melalui kompetisi kewirausahaan, kita ingin menumbuhkan keberanian untuk mencoba, gagal, dan bangkit lagi,” ujarnya saat membuka acara yang digelar pada Kamis (9/10/2025) di Hall Perpustakaan UIN Saizu.

Dua narasumber utama dihadirkan untuk memperkaya perspektif peserta, yakni Gusti Madheas, Manajer Bisnis Mikro BRI Cabang Purwokerto, dan Dr. Muhammad Ash-Shiddiqy, akademisi serta pakar ekonomi Islam UIN Saizu. Keduanya merepresentasikan dua pilar utama dunia wirausaha: praktik bisnis modern dan fondasi akademik berbasis etika Islam.

Dalam paparannya, Gusti Madheas menekankan pentingnya business literacy sejak dini. Ia mengajak mahasiswa memahami strategi membangun usaha mikro yang tangguh di era digital. Kemitraan dengan lembaga keuangan syariah, menurutnya, dapat memperkuat ekosistem wirausaha muda agar lebih adaptif dan berkelanjutan.

Sementara itu, Dr. Muhammad Ash-Shiddiqy membawa dimensi yang lebih filosofis. Ia menegaskan bahwa kewirausahaan dalam Islam bukan sekadar soal profit, tetapi juga soal makna, etika, dan tanggung jawab sosial.

Menurut Dr. Ash-Shiddiqy, semangat entrepreneurial Islami berakar pada tiga prinsip utama:

1.    Tauhid sebagai Motivasi Utama

Setiap aktivitas bisnis harus berlandaskan keyakinan bahwa rezeki berasal dari Allah. Keyakinan ini melahirkan etos kerja yang jujur, profesional, dan penuh tanggung jawab.

2. Akhlaq sebagai Modal Sosial

Di era ekonomi digital, reputasi menjadi aset utama. Prinsip ṣidq fī al-mu‘āmalah (kejujuran dalam transaksi) menjadi kunci keberlanjutan bisnis yang beretika dan dipercaya publik.

3. Kemaslahatan sebagai Tujuan Akhir

Bisnis bukan sekadar mencari laba, tetapi juga menghadirkan manfaat sosial. Itulah yang membedakan ekonomi Islam dari sistem kapitalis yang menitikberatkan pada akumulasi semata.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved