Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN Walisongo Semarang

Dosen UIN Walisongo Abdullah Ibnu Thalhah Terpilih sebagai Nakhoda Kartunis Indonesia

Dosen UIN Walisongo Semarang, Abdullah Ibnu Thalhah, resmi terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Kartunis Indonesia (PAKARTI) periode 2025–2030.

Penulis: Adi Tri | Editor: abduh imanulhaq
IST
Dosen UIN Walisongo Semarang, Abdullah Ibnu Thalhah, resmi terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Kartunis Indonesia (PAKARTI) periode 2025–2030. 

“Kota Semarang siap menjadi rumah bagi Museum Kartun Indonesia. Acara ini menunjukkan sinergi nyata antara komunitas seniman dan pemerintah dalam merawat kebudayaan nasional,” ungkapnya.

Pada acara pembukaan juga digelar penyerahan simbolik hibah karya kartun maestro Mayor Haristanto kepada Museum Kartun Indonesia, yang diterima langsung oleh Samsul Siregar mewakili Disbudpar Kota Semarang.

Mayor Haristanto menegaskan bahwa hibah tersebut menjadi simbol komitmen moral dan budaya bagi gerakan museum kartun.

“Saya berharap karya ini menjadi awal dari lahirnya museum yang akan mencatat sejarah para kartunis Indonesia. Inilah sumbangsih kecil untuk masa depan kebudayaan kita,” ujarnya.

 Kiprah Internasional dan Harapan ke Depan

Meski hanya disiapkan dalam waktu satu bulan, Semarang CartoonFest 2025 berhasil menarik partisipasi 141 kartunis dari 25 negara, mulai dari Jepang, Iran, Turki, Brasil, Prancis, hingga Mesir.

Ribuan pengunjung hadir sejak hari pertama, membuktikan besarnya minat masyarakat terhadap dunia kartun.

Dengan terpilihnya Abdullah Ibnu Thalhah sebagai Ketua Umum PAKARTI, para peserta Mubes menaruh harapan besar terhadap arah baru gerakan kartun Indonesia.

Kartunis senior Jitet Kustana menilai bahwa sosok Abdullah mampu menjembatani dunia akademik, seni, dan gerakan kebudayaan.

“Beliau bukan hanya kartunis, tapi juga pendidik dan organisator yang punya visi kebangsaan. Ini saatnya kartun Indonesia naik kelas,” tegas Jitet.

Kartun sebagai Arah Kebudayaan

Kegiatan ini sekaligus menandai semangat baru kartunis Indonesia dalam menegaskan peran kartun sebagai bagian integral dari kebudayaan nasional.

Dari Semarang, gerakan ini diharapkan menyebar ke seluruh Indonesia — menumbuhkan kesadaran bahwa kartun bukan sekadar hiburan, tetapi arsip pemikiran bangsa dalam bentuk gambar dan humor.

“Dari Semarang, kita mulai babak baru. Kartun bukan hanya alat kritik, tapi artefak budaya. Inilah saatnya Indonesia memiliki Museum Kartun yang lahir dari tangan dan gagasan para kartunisnya sendiri,” pungkas Abdullah dalam pernyataan penutup Mubes.(***)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved