Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Kisah di Balik Wakakibo Kids, Animasi Buatan Siswa SMK RUS Kudus yang Lolos Asian Animation Summit

Serial animasi berjudul Wakakibo Kids yang telah tayang di stasiun televisi nasional merupakan produksi siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: M Zainal Arifin
Tribunjateng.com/Rifqi Gozali
ANIMASI - Sejumlah pengunjung tengah menyaksikan tayangan animasi Wakakibo Kids di SMK Raden Umar Said Kudus di Desa Besito, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Rabu (19/11/2025). (Tribun Jateng/Rifqi Gozali) 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Serial animasi berjudul Wakakibo Kids yang telah tayang di salah satu stasiun televisi nasional merupakan produksi dari siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus.

Animasi yang sarat akan kebudayaan Nusantara ini mulai diproduksi sejak 2021 dan kini hasil karya siswa tersebut sudah bisa disaksikan khalayak.

Tidak main-main, dalam produksi serial animasi tersebut ternyata melibatkan lebih dari 300 siswa berbagai angkatan.

Serial animasi tersebut saat ini sudah ada tercipta 2 sesi dengan masing-masing sesi terdapat 13 episode. Dan saat ini sudah disiapkan sesi ketiganya.

Salah seorang siswa yang terlibat dalam produksi Wakakibo Kids yaitu Kholisa Naumira.

Siswa kelas XII SMK RUS tersebut terkesan karena terlibat dalam proyek yang hasil karyanya bisa langsung dinikmati publik.

“Iya itu merupakan yang paling berkesan. Untuk Wakakibo yang saya terlibat di dalamnya belum tayang,” katanya.

Siswa yang memiliki kegemaran menggambar sejak SD ini merasa menemukan dunianya setelah menempuh pendidikan di SMK RUS.

Baca juga: Animasi Wakakibo Kids Bikinan SMK RUS Kudus Bercerita Tentang Kebudayaan di Indonesia

Baginya menggambar adalah kegiatan yang menyenangkan, apalagi terlibat dalam sejumlah aktivitas sekolah yang sarat akan kegiatan vokasi animasi.

Wakakibo merupakan serial animasi yang mengangkat kisah dengan nilai kehidupan yang pantas ditonton anak-anak.

Waka sendiri merupakan sosok dalam animasi tersebut merupakan visualisasi dari anak Kalimantan yang bersahabat dengan Kibo, seorang anak dari Papua. Keduanya bersahabat dekat dan acap bermain bersama.

Untuk melengkapi dua karakter tersebut, ada karakter lain misalnya karakter Carica yang terinspirasi dari buah khas Dieng.

Ada juga karakter animasi dalam serial tersebut bernama Bajo. Nama ini diambil dari sebuah daerah di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Head of Studio RUS Animation Rico Andriansyah mengatakan, setelah selesai mengerjakan dua sesi serial Wakakibo, saat ini sejumlah siswa tengah memproduksi untuk sesi 3 Wakakibo. Rencananya untuk sesi 3 ini akan diluncurkan pada awal 2026.

“Jadi untuk Wakakibo ini seluruh produksinya di sini (SMK RUS). Tapi untuk yang sesi 2 kemarin kami juga kerja sama dengan SMK 2 Jepara dan SMK Tunas Harapan Pati, tapi tepat induk produksinya di sini,” kata Rico.

Baca juga: Sosok Haydar, Pengisi Suara Waka di Animasi Wakakibo Bikinan SMK RUS Kudus, Sempat Kurang Pede

Semula, Wakakibo merupakan proyek animasi yang disiapkan untuk layar lebar yang menceritakan petualangan anak Indonesia dengan genre action yang bisa tayang sampai ke luar negeri.

Bahkan Wakakibo lolos dalam seleksi Asian Animation Summit, namun sayangnya tidak ada investor untuk produksi layar lebar.

Dari situlah kemudian dikonversi menjadi short film untuk anak-anak.

“Jadi produksi kami Wakakibo untuk edukasinya lebih ke edukasi ke anak-anak usia mulai PAUD sampai ke anak remaja awal,” kata dia.

Selain Wakakibo, sejumlah siswa SMK RUS sedianya sudah sangat banyak terlibat dalam beberapa proyek animasi.

Tidak hanya dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri.

Kata Rico di antara proyek yang melibatkan sejumlah siswa SMK RUS datang dari Irlandia, Pororo dari Korea, Boboboy dari Malaysia, dan Coca-cola Company dari Amerika Serikat.

“Kami selalu berusaha dan berupaya ke depan untuk selalu bisa mencetak lulusan yang setiap tahun itu selalu dibutuhkan oleh industri,” kata dia.

Rico juga memastikan, dalam setiap pembelajaran berbasis digital yang ada di SMK RUS sepenuhnya menyesuaikan dengan perkembangan teknologi kiwari.

Baca juga: Pemkab Kudus Dukung Serial Animasi Wakakibo Kids Bikinan SMK RUS Tembus Televisi Internasional

Sehingga saat mereka lulus, sudah siap untuk diterjunkan dalam dunia kerja profesional.

Selain itu perusahaan bidang animasi juga siap untuk menerimanya.

“Kapanpun dan sampai ke depan karena memang industri animasi sangat berkembang dan itu kita berupaya dan optimis pengen ke situ,” kata dia.

Meski demikian, bukan berarti bidang animasi tidak menghadapi tantangan.

Satu di antara tantangannya yaitu adanya teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI).

Rico mengakui di bidang animasi banyak yang bisa diselesaikan berkat AI.

Namun, baginya, dalam setiap karya terdapat keterampilan manusia yang di dalamnya melibatkan emosi dan jiwa, di situlah yang belum bisa digantikan AI.

“Jadi ada faktor humanitynya. AI memang secara produksi bisa mempercepat pekerjaan tetapi esensi pencipta itu tetap di manusia,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved