Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Kisah Lily Nauroh Salsa Bila Mahasiswi UIN Saizu Juarai Kejuaraan Karate Internasional

Lily Nauroh Salsa Bila Mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah  Ibtidaiyah berhasil menyabet Juara 1 Kumite Mahasiswa -50 Kg Putri

Penulis: Adi Tri | Editor: abduh imanulhaq
IST
Lily Nauroh Salsa Bila mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah  Ibtidaiyah berhasil menyabet juara Kumite Mahasiswa -50 Kg Putri Kejuaraan Karate Gamada Open Internasional  2025 di GOR Pancasila UGM Yogyakarta 

TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA - Dalam setiap langkah kecil menuju keberhasilan, selalu ada cerita panjang tentang ketekunan, doa, dan keyakinan yang tak pernah padam.

Begitulah kisah yang terpatri dalam perjalanan seorang mahasiswi UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto,  Lily Nauroh Salsa Bila, yang berhasil menorehkan prestasi luar biasa di pentas internasional.

Mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah  Ibtidaiyah (PGMI) kelas 2A ini bukan hanya dikenal sebagai  sosok yang lembut dan ramah di kampus, tetapi juga seorang pejuang tangguh di atas tatami arena pertandingan karate yang menjadi saksi ketangguhannya. 

Pada ajang Kejuaraan Karate Gamada Open Internasional  2025 yang digelar di GOR Pancasila Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta awal 2025, Lily sukses menyabet Juara 1 Kumite Mahasiswa -50 Kg Putri.

Sebuah capaian yang mungkin tampak sederhana bagi sebagian orang, namun sesungguhnya lahir dari perjalanan panjang penuh keringat, air mata, dan semangat yang tak pernah redup.

“Tidak ada yang lebih indah dan mujarab dibanding doa ibu,” tutur Lily dengan mata berkaca-kaca. 

Kalimat sederhana itu mencerminkan sumber kekuatan terdalam dalam dirinya.

Sejak awal, sang ibu menjadi sosok yang tak henti memberi doa, dukungan, dan semangat setiap kali Lily merasa lelah.

Bagi Lily, kemenangan bukan sekadar hasil dari latihan keras, tetapi juga buah dari cinta dan restu keluarga.

Setiap pagi sebelum latihan, ia selalu menyempatkan diri untuk berpamitan dan meminta doa.

Dalam diam, doa itu menjadi bahan bakar yang menggerakkan langkahnya.

Tak banyak yang tahu, di balik senyum manisnya, Lily menjalani rutinitas latihan yang sangat ketat.

Ia melatih kihon (gerakan dasar), lari pagi untuk membangun stamina, hingga latihan teknik dan refleks agar tubuhnya siap menghadapi lawan di atas arena.

Di sela kesibukan kuliah, Lily tetap menyisihkan waktu untuk berlatih, bahkan ketika tubuhnya lelah atau pikiran terasa jenuh.

“Saya tidak menyangka bisa menang di ajang ini. Tapi mungkin karena latihan tidak pernah berhenti dan terus berusaha memberi yang terbaik, akhirnya hasilnya datang juga,” ujarnya. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved