Berita Semarang
PSEL Diproyeksikan Jadi Penggerak Investasi di Kota Semarang pada 2026
Iklim investasi di Kota Semarang diperkirakan semakin terbuka pada 2026 karena proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Iklim investasi di Kota Semarang diperkirakan semakin terbuka pada tahun 2026.
Pemerintah Kota (Pemkot) melihat proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) akan menjadi salah satu penggerak utama yang mampu meningkatkan minat investor.
Kepala DPMPTSP Kota Semarang, Diah Supartiningtias mengatakan, PSEL menjdi salah satu agenda besar yang diharapkan dapat terealisasi pada 2026.
"(Terkait investasi yang akan masuk 2026) Ini masih ada pembicaraan, negosiasi, apalagi nanti kalau PSEL bisa (berhasil) itu jadi sangat luar biasa besar," kata Diah, kemarin.
Ia menyebut proyek ini diproyeksikan memiliki dampak luas, bukan hanya dari sisi pengelolaan sampah, tetapi juga terhadap minat investor.
"Harapannya di 2026 bisalah berhasil PSEL," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang Tegaskan TPA Jatibarang Siap Menjadi Pilot Project Pembangunan PSEL
Berkaca pada tahun 2025, Diah menyebut realisasi investasi hingga pertengahan November mencapai Rp5,74 triliun dari target Rp9,9 triliun atau masih terdapat selisih sekitar Rp3 triliun.
Ia mengatakan, angka tersebut masih dapat berubah hingga pelaporan pelaku usaha ditutup pada 10 Januari 2026.
"Tahun 2025 ini kalau kita lihat realisasi investasi ini juga sudah cukup signifikan kenaikannya daripada tahun kemarin," sebutnya.
Ia menambahkan, sejumlah investor mulai melakukan penjajakan terhadap Semarang, termasuk yang menunggu kepastian proyek-proyek strategis seperti PSEL.
Menurutnya, investasi membutuhkan kalkulasi matang sehingga proses negosiasi masih berjalan.
"Artinya investasi itu kan tidak seperti kita kalau beli gorengan. Artinya kita, mereka juga berhitung kan untuk ruginya, berapa BEP-nya," terangnya.
Baca juga: PSEL Diharap Bisa Selesaikan Masalah Tanpa Masalah Baru
Di sisi itu dia menambahkan, sektor perdagangan dan jasa tetap menjadi daya tarik utama bagi investor, terutama karena Semarang menjadi pusat aktivitas hiburan, kuliner, dan MICE bagi kawasan industri Kendal dan Batang.
"Hiburan juga sekarang menjadi sangat dilirik karena kita dikepung oleh kawasan industri Kendal dan Batang, yang mempunyai privilese dari Kementerian dengan mendapatkan kemudahan," imbuhnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251123_Kepala-DPMPTSP-Kota-Semarang-Diah-Supartiningtias.jpg)