Dosen Poltekkes Semarang di Nepal
Kisah Tecky, Dosen Poltekkes Semarang yang Tak Bisa Mandi Karena Takut Diminta Evakuasi di Nepal
Tecky Afifah Santy Amartha dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang, saat terjebak di tengah kerusuhan besar di Kathmandu, Nepal.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: raka f pujangga
"Awalnya demo damai, tapi kemudian ricuh dan meluas ke wilayah lain," ujarnya.
Kondisi semakin parah. Pada hari Rabu, pemerintah memutuskan mengevakuasi fasilitator.
Namun, bandara ditutup, semua penerbangan dibatalkan, dan jam malam diberlakukan.
"WHO meminta kami tetap di hotel sampai keadaan membaik," kenangnya.
Dari Hotel Himalaya, Tecky menyaksikan langsung suasana kota yang chaos.

"Kami melihat kepulan asap hitam di berbagai penjuru, bunyi ledakan sering terdengar, dan sirene ambulans terus berlalu-lalang. Menjelang malam hari, dari jendela kamar, saya bisa melihat nyala api dari bangunan dekat hotel yang dibakar massa. Kondisinya sangat parah, bahkan di televisi lokal juga ditampilkan betapa mencekam situasi itu," ungkapnya.
Tecky juga mengatakan keluarga di Semarang cukup panik ketika mengetahui kondisi di Nepal sedang tidak baik-baik saja.
"Suami sangat khawatir karena di berita di Indonesia digambarkan kerusuhan itu parah, dan suami saya juga tahu saya tinggal di dekat lokasi kerusuhan. Tapi dari Indonesia ia hanya bisa mendoakan keselamatan saya," tutur warga Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Semarang tersebut.
Akhirnya, kata dia, ia dan tim bisa bernapas lega setelah tiga hari menunggu. Pada Kamis, 11 September 2025, WHO memberi kabar bandara sudah kembali beroperasi.
WHO SEARO melalui fasilitator Ai Tanimizu membantu kepulangan mereka dengan menyediakan transportasi PBB dari hotel ke bandara serta tiket penerbangan Kathmandu–Jakarta.
Ketiga dosen pulang menggunakan penerbangan Maliando Air dari Kathmandu, pada 11 September 2025 pukul 21.55 waktu setempat dan tiba di Jakarta pada 12 September 2025 pukul 08.15 WIB.
Tecky kemudian melanjutkan perjalanan ke Semarang pada Jumat malam.
Dalam penugasan ini, tiga dosen Poltekkes yang menjadi fasilitator adalah Tecky Afifah Santy Amartha (Poltekkes Semarang), Hetty Astri (Poltekkes Jakarta 3), dan Riska Regia Catur Putri (Poltekkes Pontianak), bersama Ai Tanimizu dari WHO SEARO.
Meski penuh dengan pengalaman yang tidak terduga, Tecky menyebut tugas internasional kali ini sangat berkesan.
"Kegiatan MLP yang kami bawa bertujuan membantu bidan Nepal menjadi pemimpin dan penggerak perubahan. Namun, saya juga belajar menghadapi krisis, memahami protokol keselamatan WNI di luar negeri, serta berkoordinasi lintas negara, organisasi, dan pemerintahan. Bagi saya, ini pengalaman yang tidak ternilai sekaligus menambah jejaring internasional," ujarnya.
Potret Sekolah Inklusi di Purwokerto, SDN 5 Arcawinangun Jadi Rumah Kedua 56 ABK |
![]() |
---|
Pengukuhan Prof Nor Ichwan: Al-Qur’an Harus Dibaca Sesuai Denyut Zaman |
![]() |
---|
Tabel Cicilan KUR BRI Pinjaman Rp 25 Juta, Bisa Dicicil Mulai dari Rp 541 Ribu |
![]() |
---|
Universitas Harkat Negeri dan LPPL Sebayu FM Perkuat Sinergi Digital dan Kreatif |
![]() |
---|
BNPB Gandeng BPD HIPKA Kota Semarang Gelar Bimtek Penguatan Resiliensi Ekonomi Pasca Banjir Demak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.