Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Edit Foto Tak Senonoh Siswi SMA Semarang

Siswa SMA 11 Semarang Demo Kecewa Penanganan Kasus Chiko Ditutup-tutupi, Kepsek Kabur Menghindar

Ratusan siswa SMA Negeri 11 Semarang menggelar orasi di halaman sekolah pada Senin (20/10/2025)

|
Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Rahdyan Trijoko Pamungkas
SISWA DEMO - Orasi-Siswa melakukan orasi kekecewaan terhadap Kepala SMA 11 terhadap penanganan penyebarluasan konten pornografi,Senin (20/10/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ratusan siswa SMA Negeri 11 Semarang menggelar orasi di halaman sekolah pada Senin (20/10/2025) untuk menyuarakan kekecewaan mereka terhadap perilaku salah satu alumnus, Chiko Radityatama Agung, yang diduga menyebarkan video porno hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI).

Aksi tersebut berlangsung setelah apel pagi yang dipimpin oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati.

Kegiatan apel juga dihadiri perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah.

Baca juga: Siswa SMAN 11 Semarang Unjuk Rasa, Protes Kepsek dalam Penanganan Kasus Konten Porno Editan Chiko

Kisah Sedih Sopir Truk Gaji Rp 9 Juta Nangis Serahkan 3 Anaknya ke Panti: Tak Mampu Biayai Hidup

Kabar Terbaru Tukul Arwana, Rayakan Ulang Tahun ke-62 Bersama Vega Darwanti dan Peppy

Nasib 6 Mahasiswa Universitas Udayana Terancam Nilai D Untuk Semua Mata Kuliah Imbas Bully Timothy

Para siswa menyampaikan kekecewaan karena proses klarifikasi yang dilakukan pihak sekolah terhadap Chiko dilakukan secara tertutup.

Padahal, menurut mereka, undangan yang beredar sebelumnya menyebutkan bahwa klarifikasi akan dilaksanakan secara terbuka.

"Pada undangan klarifikasi terteranya adalah di ruang terbuka secara umum, tapi kepala sekolah mengambil keputusan sepihak untuk menjadikan klarifikasi tersebut di dalam ruangan tertutup dan tidak yang melihat," ujar siswa kelas 12 , Albani Telanai.

Albani juga menyayangkan sikap pihak sekolah yang dinilainya kurang transparan dalam menangani kasus tersebut.

Menurutnya, langkah tegas baru diambil setelah peristiwa itu mendapat perhatian dari instansi terkait.

Siswa merasa kecewa karena tidak adanya keterbukaan penanganan kasus tersebut.


"Kami juga mengetahui bahwa beberapa hari kemarin terdapat aparat yang datang ke sini.

kami juga mengetahui ada Komnas PPA yang datang ke sini.

Tapi yang disambut oleh kepala sekolah hanya Komnas PPA," kata dia.


Siswa, kata dia, menuntut kejelasan dan tanggung jawab ke sekolah.

irinya menyebut pihak sekolah selalu menghindar ketika beberapa pihak meminta  keterangan perkara Chiko.


"Untuk kegiatan aktivitas Mungkin muncul, tapi ketika ada tamu yang datang untuk mempertanyakan permasalahan Chiko, tidak ada yang ditanggapi. Hanya kemarin saya lihat Komnas PA datang baru itu ditanggapi," jelasnya.


Ia mengatakan siswa saat ini mencari keadilan untuk alumni dan para siswa. Dirinya meminta sekolah kembali memanggil Chiko untuk melakukan klarifikasi secara terbuka


"Kami sudah menyiapkan petisi agar Chiko mengulangi mengulangi klarifikasi yang semula di tempat tertutup menjadi di ruang terbuka karena itu kesepakatan awalnya.

Kami juga kecewa dengan pihak kepala sekolah karena dia melakukan keputusan secara sepihak," tuturnya.


Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Syamsudin Isnaini mengatakan proses hukum saat ini sedang berlangsung.

Pihaknya menjamin  proses pembelajaran di SMA 11  berjalan dengan baik.


"Jangan sampai dengan adanya permasalahan ini nanti berlarut-larut, anak-anak tidak tenang dan mungkin juga  aspirasi-aspirasi yang tidak  tersampaikan akan mengganggu," tuturnya.


Oleh sebab itu, kata dia, Disdikbud bersama DP3AP2KB berinisiasi  bertemu dengan siswa untuk menjaga kondusitivitas. Agar siswa bisa tetap belajar.


"Kalaupun  terkait dengan permasalahan ini biarlah berproses sesuai dengan ketentuan," ujarnya.


Tidak hanya kondusivitas, lanjut Syamsudin, Disdikbud Jateng bersama DP3AP2KB membuka ruang pendampingan untuk siswa maupun alumni  yang menjadi korban.


"Jadi baik dari internal sini maupun  korban yang sudah satu alumni ini kami fasilitasi untuk pendampingan," tuturnya.


Ia menjamin keamanan para siswa yang menyuarakan aspirasinya.

Pihaknya kebebasan siswa untuk menyampaikan aspirasi.


"Anak-anak  tidak kita kebiri untuk aspirasinya termasuk kami  fasilitasi mediasi. Ini  bagian dari upaya kami untuk mendengar semuanya," tandasnya.


Sementara Kepala SMA 11 memilih menghindar setelah adanya aksi kekecewaan yang dilakukan siswanya. (rtp)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved