Berita Semarang
Syofri Keluhkan Anak Hanya Dapat Snack dari MBG, Dinas Ingatkan B2SA
Syofri orang tua murid di sekolah SD Al-Huda Semarang mengeluhkan menu mbg berupa snack yang selalu itu-itu saja.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Syofri orang tua murid di sekolah SD Al-Huda Semarang mengeluhkan menu mbg berupa snack yang selalu itu-itu saja.
Keluhan tersebut dia ceritakan kepada Tribun Jateng, Senin (27/10/2025).
“Saat itu sekira beberapa hari terakhir menunya Snack itu kaya roti isi ayam, terus wafer seperti gitu-gitu dan itu bertahan selama beberapa hari,” ujarnya.
Syofri mengatakan anaknya tak pernah mendapatkan makan berat berisi nasi, sayur, lauk dan sebagainya pada beberapa hari terakhir.
“Tidak ada makan beratnya, harapannya sebagai orang tua murid ya anaknya diberikan makanan berat yang layak supaya kami juga ada penghematan juga,” katanya.
Sementara itu dari edaran yang diterima Tribunjateng, pada Kamis lalu MBG di SD Al Huda sudah mulai diberhentikan menimbang beberapa hal diantaranya:
1. SPPG tidak mengevaluasi secara serius pelaksanaan MBG di sekolah
2. SPPG belum bersertifikasi, sehingga tidak ada jaminan mutu gizi
3. Sajian berupa ompreng maupun yang snack tidak variatif
4. Masukan yang diberikan oleh sekolah tidak ditindaklanjuti oleh pihak SPPG
Untuk kebijakan mengenai MBG selanjutnya akan dirapatkan di bulan November dengan peserta rapat :
1. Guru dan karyawan
2. Pengurus komite sekolah
3. Perwakilan orang tua siswa
Waktu pelaksanaan menunggu informasi lebih lanjut.
Untuk sementara peserta didik membawa bekal dari rumah.
Adanya edaran tersebut, Tribun Jateng menghubungi Kepala Sekolah SD Al-Huda Semarang, Indra Nur Kholis.
"Saat ini kami masih melakukan evaluasi internal berkaitan dengan MBG, oleh karena itu kami belum bersedia diwawancarai,” tulisnya singkat melalui pesan WhatsApp.
Terpisah, Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang mewanti bahwa seharusnya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Semarang wajib memenuhi standar gizi dan keberagaman menu sesuai ketentuan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman).
Hal itu dikatakan oleh Endang Sarwiningsih Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, menjelaskan pihaknya telah melatih sekitar 60 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar memahami prinsip keamanan dan keberagaman pangan sebelum disajikan kepada siswa.
“Menu makanan di sekolah tidak boleh hanya berupa snack. Kalau snack menjadi tambahan boleh, tapi kalau hanya diberi snack saja tidak boleh.
Makanan utama harus memenuhi kriteria B2SA,” ujarnya, Senin (27/10/2025).
Endang menjelaskan, seharusnya SPPG telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengatur rotasi menu.
“Menu itu minimal tidak boleh sama selama satu sampai dua minggu. Pihak sekolah juga memegang jadwal menu untuk mengawasi penerapannya,” tambahnya.
Selain keberagaman menu, Dinas Ketahanan Pangan juga memastikan keamanan bahan makanan yang digunakan.
Petugas SPPG dilatih menggunakan lab kit untuk menguji kandungan bahan pangan, mulai dari pestisida pada sayuran hingga formalin dan boraks pada produk olahan seperti tahu bakso atau ikan.
Hal ini guna memastikan kelayakan makanan, pasalnya setiap bahan pangan yang digunakan harus memiliki izin edar dan bebas dari bahan berbahaya seperti pewarna tekstil atau klorin pada beras.
“Harapannya, sebelum bahan diolah, semuanya sudah terjamin aman dan bergizi. Anak-anak tidak hanya kenyang, tapi juga sehat,” tegasnya. (Rad)
| Pengabdian Masyarakat Warnai Muscab IDI Kota Semarang: Wujud Nyata Dokter Hadir di Masyarakat |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Senin 27 Oktober 2025: Hujan Ringan |
|
|---|
| Kota Semarang Juara Umum Wali Kota Super Fight 2025 |
|
|---|
| Lapor Purbaya, Pengusaha Semarang Diduga Jadi Korban "Pemerasan" Rp 300 Juta Pegawai Pajak Nakal |
|
|---|
| Disnaker Kota Semarang Mulai Siapkan Formula UMK 2026, Berapa Potensi Kenaikannya? |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.