Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tanoto Foundation

Mencetak Problem Solver Bangsa di Semarang: Penguatan Literasi Gajah Keris Jadi Investasi Masa Depan

Kemampuan literasi siswa sekolah dasar (SD) di Kota Semarang cukup baik karena masuk dalam peringkat 20 besar secara nasional.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Tribunjateng/Raka F Pujangga
GAJAH KERIS - Guru Kelas 1, Ratna Savitri, saat program Gajah Mungkur 3 Kreatif Menulis (Gajah Keris) di SDN 3 Gajahmungkur Kota Semarang. Program tersebut digelar setiap Rabu pagi, seluruh siswa diminta untuk menuliskan sebuah topik atau tema bermuatan konten lokal Semarangan. 

“Siswa harus naik kelas di Kurikulum Merdeka itu sebenarnya tidak. Tetap ada passing grade yang jadi pertimbangan anak itu naik atau tinggal kelas,” ujarnya.

Harapannya, kata dia, siswa kelas 4 kemampuan membaca dan menulis itu sudah bukan dipelajari tetapi mahir.

“Sehingga saya prihatin jika masih ada anak kelas 4 yang belum bisa membaca dan menulis. Orang tua jangan hanya menyerahkan anaknya ke sekolah tapi juga bisa mendampingi ketika belajar,” ujar dia.

Sekolah yang memiliki program kreatif untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa memang belum mendapatkan penghargaan secara khusus dari pemerintah. 

Namun setiap tahun, Dinas Pendidikan Kota Semarang menggelar Lomba Guru Berprestasi, Kepala Sekolah Berprestasi dan lain sebagainya agar mereka bisa mengenalkan program kreatif yang sudah dibuat di sekolah.

“Di sana mereka mendapat sertifikat dan uang pembinaan. Forum Komunitas Belajar juga biasanya diundang supaya program yang dilombakan itu bisa menjadi inspirasi mereka,” katanya.

GAJAH KERIS - Program Gajah Mungkur 3 Kreatif Menulis (Gajah Keris) telah mengasah siswa untuk terus berpikir kreatif dan kritis melalui karya tulis. Setiap Rabu pagi, seluruh siswa diminta untuk menuliskan sebuah topik atau tema bermuatan konten lokal Semarangan.
GAJAH KERIS - Program Gajah Mungkur 3 Kreatif Menulis (Gajah Keris) telah mengasah siswa untuk terus berpikir kreatif dan kritis melalui karya tulis. Setiap Rabu pagi, seluruh siswa diminta untuk menuliskan sebuah topik atau tema bermuatan konten lokal Semarangan. (Tribunjateng/Raka F Pujangga)

Program PINTAR Tanoto Foundation

Kemampuan literasi dan numerasi menjadi fondasi penting bagi masa depan generasi muda Indonesia. 

Bagi Tanoto Foundation, literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga bekal untuk membantu siswa menyelesaikan masalah, menjadi pembelajar sepanjang hayat, serta hidup secara layak, produktif, dan bermanfaat.

Namun, realitas di lapangan masih menunjukkan tantangan besar. Berdasarkan studi internasional PISA 2022, Indonesia menempati peringkat 69 dari 81 negara dalam kemampuan literasi dan numerasi. 

“Indonesia adalah negara dengan populasi keempat terbesar di dunia, sehingga ekosistem pendidikan kita juga termasuk yang terbesar. Tapi ironisnya, kemampuan literasi dan numerasi kita masih tergolong rendah dibanding negara lain,” ujar Head of Learning Environment Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati.

Ia menjelaskan, hasil temuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga menunjukkan fakta memprihatinkan: satu dari tiga anak Indonesia belum mampu memahami bacaan dengan baik. 

Kondisi inilah yang menjadi dasar bagi Tanoto Foundation untuk mendukung pemerintah dalam memperkuat inovasi pendidikan, khususnya dalam peningkatan literasi dan numerasi.

Program PINTAR: Inisiatif untuk Transformasi Sekolah

Untuk menjawab tantangan tersebut, Tanoto Foundation mengembangkan program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran), yang berfokus pada peningkatan kualitas guru, kepala sekolah, dan lingkungan belajar.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved