Tribunjateng Hari ini
Seniman Sigit Paripurno Olah Janur Jadi Karya Seni Megah Masa Kini
Seniman asal Solo, Sigit Paripurno mengolah janur menjadi kreasi bernilai karya seni yang begitu indah.
Penulis: Moh Anhar | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Seniman asal Solo, Sigit Paripurno mengolah janur menjadi kreasi bernilai karya seni yang begitu indah.
Dalam pameran tunggalnya di Teater Kecil, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Selasa-Rabu (14–15/10), Sigit sukses membuat pengunjung terpukau lewat deretan karya artistiknya.
Sigit mengatakan, melalui pameran karyanya yang difasilitasi Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 10 Jateng–DIY ini, janur tidak hanya soal tradisi, namun bisa dibentuk sebuah seni masa kini.
“Selama ini janur dikenal dalam konteks upacara adat, namun sebenarnya janur bisa dikreasikan menjadi bentuk seni kontemporer yang menarik. Melalui pameran ini, saya ingin menunjukkan bahwa janur bisa hidup di ruang modern tanpa kehilangan ruh tradisinya,” tutur Sigit.
Memasuki ruang pameran, tampak berjajar karya berbahan janur dengan desain berbentuk gapura, bunga, daun, ornamen berbentuk mandala, hingga patung-patung berwujud hewan.
Sigit berhasil menghadirkan karya seni dengan konsep yang tertata dan detail yang menarik. Ia lalu menceritakan kesulitannya saat membuat karya dari janur.
Sigit yang menggeluti kerajinan janur sejak 2016 ini menyebutkan, tantangan terbesarnya ada pada proses pengerjaan yang harus cepat agar daun kelapa maupun daun lontar tidak cepat layu.
Kualitas karyanya diakui banyak pihak.
Terbukti, Sigit sudah mendapat banyak orderan, dari menghias Istana Negara saat HUT Kemerdekaan RI 2024, serta menyiapkan dekorasi janur pada pernikahan Kaesang Pangarep di Desember 2022 lalu.
Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani sangat kagum dengan karya Sigit. Saat mendatangi pameran, tampak Astrid berulang kali mengabadikan gambar dengan wajah sumringah dengan memperlihatkan karya Sigit.
Menurut Astrid, janur memiliki nilai filosofi dan kultural yang kuat bagi masyarakat Jawa, khususnya di Surakarta dan sekitarnya.
“Kreasi janur ini bukan sekadar karya seni, tetapi juga simbol budaya yang hidup dan berkembang dalam masyarakat kita. Hingga kini, janur masih digunakan dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan, tedhak siten, dan prosesi budaya lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, beliau berharap agar kreativitas berbasis kearifan lokal seperti ini dapat terus dilestarikan dan dikembangkan sehingga memiliki nilai ekonomi dan daya tarik global.
“Harapan kami, kreasi janur dapat menembus pasar yang lebih luas, tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga bisa mendunia sebagai bagian dari warisan budaya bangsa,” tambahnya.
Indah (27) mahasiswi yang mengunjungi pameran Sigit, sangat takjub dan kagum. Ia tidak menyangka janur bisa dibuat karya dengan bentuk visual yang menarik.
“Bagus banget, nggak nyangka janur bisa dibuat desain visual yang menarik seperti ini,” ujarnya. (Woro Seto)
| LRC-KJHAM Dorong Alumni SMAN 11 Semarang Laporkan Kasus Konten Porno |
|
|---|
| Sejarah Pertempuran Lima Hari Semarang Bakal Diperbarui, Pemkot Himpun Dokumen untuk Akurasi Data |
|
|---|
| Napi Bobol Exhaust Kabur saat Dirawat di RSUD Sunan Kalijaga Demak |
|
|---|
| Sopir Truk Tak Bisa Hindari Tabrak Motor, Jadi Sasaran Pemuda yang Tawuran di JLS Salatiga |
|
|---|
| Tentara Israel Langgar Gencatan Senjata Gaza, Tembak Mati 9 Warga Palestina |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.