Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Menjadi Generasi Muda Berdaya di Era AI: Kisah Auliya dari IndonesiaNEXT ke-9

Auliya mengakui, proses menuju IndonesiaNEXT ke-9 ini sangat panjang, dimulai pendaftaran

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
INOVASI DIGITAL: Rizqi Auliya Muharram (22) menunjukkan konsep desain Inovasi digital bernama Synca, yang ia garap bersama timnya, di Semarang, Senin (27/10/2025).  

Dari sana, dibentuk 33 tim dengan tiap tim terdiri dari tiga orang dengan peran utama: hacker sebagai pengembang teknologi, hustler sebagai penggerak bisnis, dan hipster sebagai perancang kreatif.

Tak sampai di situ, tim masih disaring lagi hingga menjadi 8 grup terbaik dengan total 24 orang.

Auliya menjadi satu di antaranya, mendapat peran sesuai dengan latar belakangnya di dunia desain. Ia bekerja bersama dua rekan lain dari universitas berbeda, merancang gagasan produk berbasis teknologi yang harus menjawab masalah nyata di masyarakat. Dalam proses itulah ia menyadari, menjadi desainer tidak hanya soal menciptakan inovasi, tetapi juga bermanfaat.

Bersama timnya, Auliya mengembangkan konsep aplikasi berbasis AI yang dapat membantu komunikasi teman tuli-tunawicara. Inovasi digital itu diberi nama Synca, yang menjadi jembatan teman tuli-tunawicara dalam memahami informasi digital.

Auliya berperan sebagai Hipster, menggarap konsep desain serta UI/UX aplikasi dengan fitur unggulan bernama Sinyara. Fitur Sinyara, terangnya, bekerja seperti halnya live caption, yang diandalkan untuk menerjemahkan audio dari smartphone menjadi Bahasa isyarat Bisindo lewat avatar interpreter pada floating screen.

“Ini juga membuat aku jadi lebih aware kalau ternyata selama ini ekosistem digital belum sepenuhnya ramah bagi penyandang disabilitas. Banyak fitur yang dirancang hanya untuk pengguna umum. Dari situlah muncul kesadaran dari aku dan tim bahwa inovasi juga berangkat dari empati, bukan sekadar teknologi,” terangnya.

Telkomsel Buka Jalan Menuju Kesempatan Baru

Auliya mengakui, proses menuju IndonesiaNEXT ke-9 ini sangat panjang, dimulai pendaftaran oleh peserta yang di antaranya wajib menggunakan nomor Telkomsel. Namun, syarat tersebut sejatinya sudah dipenuhi Auliya sejak lama.

Auliya mengaku sejak SMA sudah menggunakan layanan Telkomsel. Ia mengaku tidak pernah mengganti nomor karena seluruh keluarganya juga pengguna Telkomsel.

“Dari SMA aku pakai Telkomsel kartu Simpati. Keluarga juga pakai Telkomsel, jadi ya memudahkan komunikasi. Aku juga tipe orang yang tidak suka ganti-ganti nomor,” ujarnya.

Meski awalnya hanya sebagai pengguna layanan, Auliya mengaku baru menyadari luasnya ekosistem Telkomsel saat mengikuti bootcamp IndonesiaNEXT. Di sana, ia belajar bahwa Telkomsel tak hanya menghadirkan jaringan komunikasi, tetapi juga ruang untuk berkembang bagi anak muda.

Satu di antara hal yang paling berkesan bagi Auliya selama mengikuti IndonesiaNEXT ke-9 adalah kesempatan bertemu dengan para mentor inspiratif dari berbagai bidang.

“Aku enggak expect bakal ketemu mentor-mentor keren kalau enggak lewat IndonesiaNEXT ke-9 ini,” ucapnya.

Dari pertemuan itu, Auliya juga mengaku belajar bahwa pemberdayaan generasi muda di era AI bukan hanya tentang menguasai teknologi, tetapi juga tentang membangun jejaring, semangat, dan empati dalam berkarya.

Bagi Auliya, semua itu adalah bentuk komitmen Telkomsel dalam memberdayakan anak muda. Ia mengaku merasakannya langsung dari kesempatan belajar, bimbingan mentor profesional, hingga pengalaman berjejaring dengan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Ia juga banyak belajar tentang arti kolaborasi, ketekunan, dan pentingnya saling mendukung dalam tim.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved