Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mahasiswa Magang

Ternyata Pusat Kembang Ada di Pasar Bunga dan Buket Bandungan

Di kaki Gunung Ungaran, Pasar Bunga Bandungan muncul sebagai pusat florikultura terbesar di Jawa Tengah.

Editor: iswidodo
Mahasiswa Unimus Magang/Tribunjateng.com
Di kaki Gunung Ungaran, Pasar Bunga Bandungan muncul sebagai pusat florikultura terbesar di Jawa Tengah. 


Ternyata Pusat Kembang Ada di Pasar Bunga dan Buket Bandungan

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -  Di kaki Gunung Ungaran, Pasar Bunga Bandungan muncul sebagai pusat florikultura terbesar di Jawa Tengah. Udara sejuk lereng gunung berpadu dengan deretan bunga potong berwarna-warni yang siap memikat hati setiap pengunjung sejak subuh.

Pasar ini mulai beroperasi pukul 04.30 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Setelah jam tersebut, stok bunga potong segar mulai berkurang. 

Lokasinya berada di Desa Jetis,  sebelah Pasar Tradisional Bandungan. Akses jalan ke pasar cukup mudah dan banyak pengunjung yang rela datang dari jauh untuk memperoleh bunga segar.

Berbagai jenis bunga ditawarkan, mulai dari peacock, mawar, krisan, anyelir sampai sedap malam. Semua bunga ini langsung dari tangan petani lokal sekitar Bandungan, Sumowono, Ambarawa dan daerah lainnya.

Untuk urusan harga, bunga peacock bisa mulai dari Rp 5.000 per ikat, sementara harga krisan, mawar, atau bunga yang lebih ‘premium’ bisa lebih tinggi tergantung varietas dan kondisinya.

Tidak hanya penduduk lokal, pengunjung dari luar kota bahkan wisatawan juga sering datang. Bunga yang dibeli sering dikirim ke kota-kota seperti Semarang, Solo, serta daerah-daerah sekitarnya.

Pasar ini juga menjadi sumber penghidupan bagi banyak petani dan pedagang. Tercatat ada ratusan pedagang dan petani yang tergabung dalam paguyuban, yang menjadikan pasar sebagai salah satu penggerak ekonomi lokal florikultura.

Di samping itu, keindahan dan suasana pasar yang alami menjadikan Bandungan bukan sekadar tempat jual beli bunga, melainkan destinasi wisata alam tempat melepas penat sambil menikmati panorama, aroma, dan keharmonisan warna bunga.

Momen-momen tertentu—seperti libur lebaran, hari raya keagamaan, atau musim hajatan—menunjukkan lonjakan permintaan bunga yang signifikan. Harga bunga pun ikut terpengaruh, bisa naik cukup drastis tergantung pasokan dan cuan.

Di antara pengunjung pasar, kini banyak anak muda yang sengaja datang bukan cuma untuk membeli bunga mentah, tapi ingin merangkai sendiri buket bunga. Mereka datang memilih tangkai bunga satu per satu, kemudian meminta dibuatkan buket sesuai selera warna, jenis bunga, dan hiasan tambahan seperti pita atau dekorasi kertas.

Pembuatan Buket

Untuk layanan rangkain buket seperti itu, ada biaya tambahan yang biasanya dihitung berdasarkan beberapa faktor: jenis bunga yang dipilih (apakah lokal atau impor, ukuran, jumlah tangkai), kompleksitas rangkaian buket, dan material tambahan seperti pembungkus, pita, atau aksen dekorasi. 

Contohnya, bunga sedap malam yang mengalami kenaikan harga di pasar Jetis Bandungan mencapai Rp 25.000 per biji, karena harga dari petani sudah tinggi. Kenaikan semacam ini tentu memengaruhi rancangan harga buket.  (Vicky Nurul Intan Silviani/Mahasiswa Unissula Magang Tribunjateng.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved